"Katakan pada temanmu, Reana, aku ingin bicara dengannya." Kevin bergumam pelan, namun aura tegas menguar dari dirinya. Matanya menatap tajam pada Inka yang sedang meletakkan pesanan Kevin diatas meja.
"Apa?" Inka menghentikan kegiatannya, menatap Kevin.
"Panggil Reana. Aku ingin bicara. You heard that, dan aku tidak suka bicara dua kali."
Sial! Galak banget!
"Baik pak. Silahkan dinikmati." Inka mengangguk, melirik kesal ke arah Kevin sebelum kembali ke belakang.
Inka meletakkan baki di atas meja, memasang raut wajah kesal.
"Ada apa?" Reana menaikkan alisnya menatap Inka yang tampak uring uringan.
"Pria tampan sombong itu memintamu ke mejanya. Dia mau bicara denganmu." Inka mendengus kasar.
"Aku?" Reana menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, kamu." Inka mengangguk. "Tampan tampan tapi galak. Ihhh...." Inka bergidik, mencibir, meluapkan kekesalannya.
"Nanti aku ke sana." Reana tertawa pelan "Siapa tau dia malah lupa dan langsung pulang."
"Lihat saja nanti." Inka meraih baki yang sudah terisi menu makanan, "Aku antar dulu yang ini."
Reana mengangguk, kembali fokus memeriksa pesanan yang masuk, mengatur pesanan di atas baki, hingga waktu berlalu dan Reana menghela nafas lega saat melihat tumpukan pesanan sudah menipis.
Reana mengedarkan pandangan matanya, menyusuri ruangan resto yang sudah mulai sepi, hingga matanya bertemu dengan mata Kevin yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin
Sial! Aku lupa kalau pria itu memintaku ke mejanya.
Duh aku ke sana atau gak ya? Tapi sepertinya dia masih nunggu deh.Reana menggigit bibir bawahnya dengan cemas, melangkah pelan mendekati meja Kevin.
"Tadi teman saya bilang...." Reana menghentikan kalimatnya, sedikit bergidik saat mendapati tatapan mata Kevin yang tajam, dingin, dominan tapi ehh seksi?
"Sepertinya sudah lewat 15 menit 27 detik." Kevin melirik tenang ke arah arlojinya.
What?
Reana terpana, sedikit kaget saat menyadari kegilaan pria di hadapannya, yang tampaknya menghitung selang waktu dari saat ia menitipkan pesan, hingga saat Reana berdiri di depannya.
"Saya banyak kerjaan, pak." Reana mendesah lelah.
"Kevin...as I told you before." Kevin meraih dompet dari saku celananya, "Aku ingin membayar tagihannya."
"Langsung ke kasir saja."
"Kau yang lakukan itu untukku." Kevin meletakkan lembaran uang merah di atas meja.
"Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan kembaliannya." Reana menghela nafas panjang, enggan berdebat dan memilih meraih uang di atas meja.
"Wait!" Kevin dengan gerakan cepat menahan pergelangan tangan Reana.
"Apa apaan ini!" Reana mendesis jengkel, berusaha menarik lepas tangannya dari cengkraman tangan Kevin, tapi tampaknya sia sia.
"Kau terluka?" Kevin menunjuk bekas lebam di lengannya.
"Bukan urusanmu." Jemari Reana yang lain menurunkan lengan bajunya namun sayangnya tetap tidak bisa menutupi jejak lebam di lengannya.
"Who did it to you?" Kevin menatap tajam pada Reana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Guardian (TAMAT)
RandomHidup seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Seperti itulah hidup Reana Lovata. Walaupun pernah menjadi model anak anak yang cukup terkenal, hidup Reana berubah drastis setelah kematian kedua orang tuanya akibat kecelakaan mobi...