Langkah kaki Kevin terhenti saat pintu ruangannya terbuka. Di hadapannya, Airin tampak sedang memegang setumpuk berkas, wajahnya tampak serius.
Kevin menghela nafas panjang saat ia melihat Airin tidak menyadari kehadirannya karena terlalu fokus membaca berkas tentang Reana. Kevin memang lupa menyimpan kembali berkas dari Mike ke dalam laci karena terburu buru menghadiri rapat.
"Membaca milik orang lain tuh gak sopan, Ai." Kevin melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Wait, Vin. Ini bener?" Airin mengangkat berkas di tangannya.
"As you see." Kevin mengangguk pelan.
"Kau menemukannya?"
"Pada akhirnya, namun dia kembali menghilang." Kevin menghela nafas panjang. "Maaf, aku benar benar merepotkanmu akhir akhir ini. Daddy baru saja meneleponku dan mengomel panjang lebar soal kehamilanmu dan memintaku mengurangi beban kerjamu."
"Yeah, sejujurnya aku sedikit kesal denganmu, tapi setelah melihat berkas berkas ini, aku tidak bisa marah." Airin tersenyum simpati. Ia tahu persis bagaimana perjuangan Kevin selama ini untuk menemukan Reana.
"Pergilah, kau punya jadwal konsultasi dokter, kan? Jessi sudah menghubungiku dan berteriak di ponsel dengan suara cemprengnya." Kevin tertawa pelan, namun wajahnya tampak lelah.
"Matteo sudah menungguku di bawah." Airin menatap ponselnya. "Aku hanya bisa berdoa untukmu, Vin. Good luck."
"Thanks, Ai." Kevin mengulas senyum. "Bisa rahasiakan hal ini dari yang lain, untuk sementara waktu saja?"
"Tentu saja. Jika kau butuh bantuan, katakan padaku. Ramiro akan siap membantu." Airin mengangguk tegas.
"Sekarang kau mirip seperti seorang Ramiro sejati." Kevin berdecak, "Kau itu Maxwell, Ai!"
"Maxwell yang menikah dengan Ramiro, jadi aku ini setengah Maxwell dan setengah Ramiro. Aku duluan, berkasnya di meja." Airin tertawa ringan, melambaikan tangannya, meninggalkan ruangan.
Kevin menatap punggung Airin yang menghilang di balik pintu. Tangannya meraih berkas di atas meja, sebelum kembali meletakkannya di atas meja.
Bayangan pertemuan dirinya dan Reana di rumah makan, jejak lebam di tangan Reana, kondisi fisik Reana yang kurus dan wajahnya yang terlihat lelah, semuanya sudah cukup menjelaskan bagaimana buruknya kehidupan seorang Reana.
Kevin meraih ponselnya yang kembali menunjukkan panggilan masuk dari Mike.
"Ya Mike." Kevin duduk dan bersandar di kursi kerjanya.
"Vin, apakah tidak masalah jika aku minta bantuan uncle Isaac?" Suara Mike terdengar di seberang.
"Uncle Isaac? Untuk apa? Aku tidak ingin semua keluarga besarku menjadi heboh karena masalahku."
"Aku tau, Vin. Seperti keinginanmu, masalah ini cukup kita saja yang tau. Tapi entah mengapa, feelingku mengatakan, masalah ini tidak sesederhana yang kita pikirkan."
"Apa maksudmu?" Kevin mengerutkan keningnya.
"Kurasa mungkin kita akan butuh bantuan uncle Isaac, mungkin tidak sekarang, tapi aku meminta ijin sekarang, agar saat aku butuh, aku bisa langsung menghubungi uncle Isaac."
"Oke, Mike. Tapi kuharap kau bisa melacak keberadaan Reana secepatnya."
"I will do the best."
Kevin meletakkan ponselnya di atas meja sebelum mengerang kesal, memukul kuat meja kerjanya.
Sial! Setelah sekian lama mencarimu, ketemu, lalu sekarang aku harus kehilanganmu lagi?
Sial!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Guardian (TAMAT)
RandomHidup seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Seperti itulah hidup Reana Lovata. Walaupun pernah menjadi model anak anak yang cukup terkenal, hidup Reana berubah drastis setelah kematian kedua orang tuanya akibat kecelakaan mobi...