Reana merapikan berkas di atas meja dan memasukkannya dalam sebuah map berwarna hitam. Reana dan Kevin baru saja menyelesaikan pertemuan dengan salah satu rekan bisnis Maxwell corp.
Kevin mengangkat wajahnya dari tabletnya yang berada di atas meja saat mendengar ketukan pelan di pintu ruangan meeting.
"Mike? Hei Sean, David." Kevin bangkit dan menyambut ketiga pria tampan bertubuh tegap tersebut. "Angin apa yang membawa kalian kemari?"
"Angin lamaran pernikahan." Mike tertawa lebar, berpaling menatap Reana, mengulurkan tangannya, "Congrats Reana. Aku sudah mendengar lamaran resmi dari Kevin."
"Thanks, Mike." Reana mengangguk, menerima uluran tangan dari Mike, berjabat tangan dengan erat.
"Sebetulnya, lamaranmu itu kurang romantis." Mike berdecak pelan, menarik kursi dan duduk dengan santai, "Seharusnya kau melamarnya di atas yatch di tengah lautan. Itu rasanya lebih romantis bukan? Kurasa kau cukup mampu untuk membuat lamaran yang romantis dan berkelas."
"Jangan cuma bicara teori, Mike." Sean tergelak, ikut menarik kursi dan duduk tepat di sebelah Mike. "Carilah pasanganmu sebelum kau mengajari orang lain."
"Aku baru bisa mencari pasangan saat tugas utamaku selesai." Mike berdehem, memberi kode agar David juga duduk bersama mereka.
"Kau jadi ke cafe, Rea?" Kevin menatap Reana.
"Tentu saja." Reana mengangguk pelan, "Aku harus memastikan semuanya sudah siap sebelum soft opening cafe."
"Tidak masalah jika kau pergi sendiri? Aku harus menjamu tiga pria tidak laku ini terlebih dahulu." Kevin tergelak saat bahunya mendapatkan tonjokan kuat dari Sean.
"Bukankah itu gunanya aku ikut kelas mengemudi dan punya SIM kan?" Reana tersenyum lebar, meraih map dari atas meja. "Kurasa aku juga lebih baik pergi sendiri, karena aku tidak tau akan sampai jam berapa di sana. Kau punya meeting satu jam lagi kan?"
"Aku akan menyusulmu." Kevin mengangguk.
"Enjoy your time." Reana mengangguk ramah, mengulas senyum sebelum meninggalkan ruangan meeting.
Keheningan menyelimuti ruangan meeting sesaat setelah kepergian Reana, sebelum Kevin berdehem pelan, "Ada apa? Kalian tidak mungkin datang berkunjung jika tidak ada urusan mendesak bukan?"
Mike melirik ke arah pintu, memastikan Reana sudah tidak tampak dan pintu ruangan tertutup rapat, "Ini soal Trevor."
"Trevor?" Kevin menegakkan duduknya, wajahnya berubah menjadi serius.
"Kami mendapatkan laporan, Trevor membeli peluru di pasar gelap." Sean mengangguk pelan.
"Kalian yakin?" Kevin mengedarkan tatapan matanya pada ketiga pria yang duduk di hadapannya.
"Tentu saja." David mengangguk tegas, "Kau meragukan Ramiro?"
"Bukan itu." Kevin menggeleng pelan, "Kenapa baru sekarang? Sedangkan pertemuan Trevor dan Dennis sudah cukup lama bukan? Sebulan lebih rasanya."
"Entahlah, tapi yang pasti, sumber kami mengatakan, Trevor melakukan transaksi di pasar gelap dua hari yang lalu." Sean bergumam pelan.
"Tapi ada satu hal yang sedikit mencurigakan bagi kami." Mike tampak berpikir.
"Apa itu?" Kevin menatap Mike, menunggu penjelasan.
"Rasanya agak aneh jika seorang Trevor sedikit ceroboh. Seharusnya dia bisa mendapatkan peluru tidak melalui pasar gelap biasa. Dia punya banyak channel dunia bawah bukan? Seharusnya dia lebih berhati hati, agar informasi sepenting itu tidak akan gampang diketahui oleh bawahan kami yang bermain di pasar gelap biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Guardian (TAMAT)
RandomHidup seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Seperti itulah hidup Reana Lovata. Walaupun pernah menjadi model anak anak yang cukup terkenal, hidup Reana berubah drastis setelah kematian kedua orang tuanya akibat kecelakaan mobi...