Chapter 11

879 74 4
                                    

Reana mengejapkan matanya saat mendengar suara ketukan pelan di pintu kamarnya.

"Ya?" Suara serak Reana terdengar.

"Permisi, nona." Seorang wanita berpakaian maid membuka pintu kamar Reana dari luar.

Reana bangkit dan duduk di atas ranjang, menarik selimut menutupi tubuhnya.

"Nona tidur nyenyak?" Maid itu tersenyum ramah, meletakkan teko kaca berisi air putih. "Tuan muda meminta nona bersiap siap untuk sarapan bersama di ruang makan."

"Jam berapa?" Reana menatap ke arah jendela kaca yang menampakkan langit biru cerah dengan jejak samar semburat kemerahan di batas langit horison.

"Kapanpun nona siap." Maid itu mengangguk sopan, "Tapi saya harap, nona tidak terlalu lama karena tuan muda sudah menunggu di ruang makan." Maid itu tersenyum penuh arti, mengangguk pamit dan undur diri dari kamar.

Reana mendesah pelan, meregangkan tubuhnya. Setelah makan malam di kamar dan maid membawa keluar peralatan makan, Reana langsung tertidur pulas. Tidur ternyamannya setelah bertahun tahun tidur di gudang tua dengan alas kasur usang. Reana nyaris tidak percaya, saat ia terbangun karena ketukan di pintu kamarnya dan melihat langit perkotaan yang sudah mulai terang. Biasanya dia selalu bangun saat langit masih gelap sekalipun ia tidur sangat telat.

Reana menurunkan kakinya dari tempat tidur, jemari kakinya menyentuh karpet halus yang terasa sangat lembut di telapak kakinya. Jauh lebih lembut dibandingkan dengan kasur usangnya.

Oke Rea. Jangan membuat orang yang sudah menolongmu menunggu terlalu lama.

Reana melangkah cepat masuk ke dalam kamar mandi.

**********

"Morning, Rea." Kevin tersenyum lebar saat melihat Reana berdiri di depan pintu kamarnya. "Come here...." Kevin memberi kode agar Reana mendekat.

Reana melangkah pelan mendekati Kevin.

"Duduk, Rea. Aku tidak akan menggigit dirimu." Kevin tertawa pelan saat menyaksikan semburat merah samar menghiasi wajah Reana.

Reana menarik sebuah kursi yang berada di depan Kevin. Seorang maid langsung meletakkan piring berisi menu sarapan di hadapan Kevin dan Reana.

"Makasih." Reana bergumam lirih, tersenyum kecil pada maid.

"Silahkan nona." Maid itu mempersilahkan sebelum pamit undur diri.

"Makanlah sepuasnya." Kevin bergumam pelan sambil menyuapkan potongan roti ke dalam mulutnya. "Jika kau tidak suka menu sarapan yang disajikan, kau bisa minta maid untuk menyiapkan menu sarapan yang sesuai dengan seleramu."

"Ini sudah lebih dari cukup." Reana berbisik lirih, menatap menu makanan yang terasa sangat mewah di hadapannya. Potongan roti bakar ditemani dengan scrumble egg, beef bacon dan sosis bakar benar benar sangat menggugah selera.

Reana menyuapkan potongan sosis ke dalam mulutnya, menelannya perlahan dengan perasaan bercampur aduk. Setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan, hidupnya berubah drastis, mengikuti gaya hidup paman dan bibinya. Dari yang serba dimanja dan apa yang ia inginkan selalu terpenuhi harus menyesuaikan diri dengan makan apa adanya, dan bahkan lama kelamaan dirinya harus terbiasa tidur dan bekerja di rumah makan dengan perut kosong dan menahan lapar.

"Kau harus makan lebih banyak, Rea. Aku tidak ingin dianggap tidak mampu memberi makan calon istriku."

"Maksudnya?" Reana menghentikan gerakan sendok di tangannya, mengenyitkan keningnya, tampak bingung.

"Kau kurus sekali, Rea. Aku harap kau bisa menambah berat badanmu dalam beberapa bulan, dan saat pernikahan kita tiba, kau tidak terlihat sekurus ini."

"A-apa?" Reana tertegun, menatap Kevin.

My Secret Guardian (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang