Chapter 21

793 74 5
                                    

Satu bulan kemudian

Kevin melangkah keluar dari dalam ruang pertemuan, menenteng tablet di tangannya sebelum menghentikan langkah kakinya di depan meja kerja milik Nadia.

"Nadia, mana Reaku?" Kevin menaikkan alisnya, menatap meja milik Reana yang terlihat kosong.

"Reana sedang melakukan kunjungan rutin ke MD, ditemani Mike." Nadia menahan sudut bibirnya agar tidak tersenyum, saat mendengar kalimat Kevin yang menyebut Reana selalu dengan kata Reaku. Walaupun ucapan tersebut sebenarnya sudah tidak asing bagi telinga Nadia, tapi terkadang Nadia tidak bisa menyembunyikan rasa gelinya saat menyadari betapa protektif dan posesifnya seorang Kevin Maxwell pada Reana.

"Kapan mereka balik?" 

"Sebelum jam makan siang, bapak dan mba Reana punya janji kan dengan Bu Helena?" Nadia tersenyum tipis.

"Iya benar." Kevin mengangguk, "Suruh Rea ke ruanganku begitu tiba di kantor." 

"Baik pak." Nadia mengangguk, menatap punggung Kevin yang menghilang di balik pintu ruangan kerjanya.

*******************

"Kata Nadia, kau mencariku?" Reana melongok melalui celah pintu.

"Masuk, Rea. Jangan cuma ngintip." Kevin mengerang gemas saat melihat Reana yang hanya berdiri di  celah pintu.

"Jangan bilang kau sudah kangen dengan diriku ini." Reana tertawa ringan, melangkah masuk ke dalam ruangan.

"Tentu saja aku kangen pada dirimu." Kevin menyeringai, bangkit dari balik meja kerjanya, melangkah mendekati Reana.

"Kita bertemu setiap hari, bahkan tinggal di penthouse yang sama." Reana tergelak menatap Kevin yang berdiri tegap tinggi di hadapannya. Aroma maskulin musk bercampur woody menguar masuk ke dalam hidung Reana.

"Tentu saja, tapi rasanya tetap beda karena aku belum mencicipi tubuhmu." Kevin menyeringai mesum.

"Mesum!" Reana memekik, memukul dada Kevin dengan kedua tangannya.

"Saat kau sudah menikah, kau akan bersyukur punya suami mesum dibanding suami yang terlalu polos dan naif." Kevin tergelak, menangkap kedua tangan Reana, menarik tubuh Reana hingga menempel di dada kekar dan berotot milik Kevin.

"Vin..." Reana mendesah, memejamkan matanya saat bibir Kevin menghisap bibirnya, memberi gigitan kecil, dan di saat Reana mengerang dan membuka mulutnya, lidah Kevin dengan cepat masuk, menjelajah dan memberi sentuhan liar penuh gairah.

"Ups...." Suara Mike terdengar dengan tiba tiba, "Sepertinya aku salah waktu, tapi tadi Nadia bilang..."

"Ck, masuk saja." Kevin berdecak, mengurai ciuman panas mereka berdua. Kevin mendengus samar, mengusap bibir Reana yang memerah dengan ibu jarinya.

"Mataku ternoda." Mike tergelak, duduk di sofa.

"Biasa juga liatin yang lebih parah, jangan berpura pura polos." Kevin tertawa pelan, mengusap pipi Reana yang memerah.

"Hati hati Reana, kau harus menyiapkan diri untuk menghadapi kebuasan Kevin." Mike mengedipkan matanya pada Reana.

"Apa?" Reana mengejapkan matanya, menatap Mike. Walaupun perasaannya sedikit malu karena sudah terpergok berciuman, tapi dirinya juga sangat penasaran dengan kalimat yang keluar dari mulut Mike,

"Maksudku, Kevin itu sangat buas saat di ranjang. Dia belum menyentuhmu kan? Lihat saja....aduhhh.." Mike memekik, menahan dengan tangannya saat Kevin memukul kuat dirinya dengan bantal kursi.

"Berhenti meracuni Reaku, bocah sialan!" Kevin mendengus gemas, kembali melempar bantal kursi ke arah Mike.

"Tapi pria yang kau panggil bocah sialan ini adalah pria yang paling kau percayai dan paling hebat dalam menyelesaikan semua tugas dari dirimu." Mike menyeringai, menyusun kembali bantal bantal di atas sofa.

My Secret Guardian (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang