Chapter 19

824 69 10
                                    

"Apakah ini tidak terlalu kejam, Vin?" Reana menghela nafas panjang, sedikit iba saat ia mengingat kembali wajah frustasi milik Dennis.

"Dunia bisnis itu memang kejam, Rea." Kevin menggeleng pelan, "Bukankah jauh lebih kejam saat ia merebut perusahaan orang tuamu dengan cara yang licik."

"Itu sudah lama terjadi...."

"I know, Rea. Itu memang sudah lama terjadi. Tapi bagaimana pun juga, karena kelicikannya, kau harus hidup menderita. Kau bahkan tidak bisa mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Bukankah dia lebih kejam? Lalu bagaimana dengan hutang hutang tidak jelas yang kemudian menjadi bebanmu dan sampai menghabiskan semua uang asuransi orang tuamu yang seharusnya bisa digunakan untuk melanjutkan hidup dan pendidikanmu?" Kevin menghentikan kakinya di lorong gedung saat melihat Lena menghampiri mereka.

"Siang, pak." Lena mengangguk sopan pada Kevin, "Pertemuan dengan seluruh karyawan akan diadakan di lobi utama kantor, tepat lima belas menit dari sekarang."

"Oke, thanks Lena." Kevin mengangguk tegas. "Kuharap ke depannya, kau akan banyak membantu Reana, karena bagaimana pun juga kau pasti mengenal dengan baik perusahaan ini." 

"Tentu saja pak." Lena mengangguk pelan, pamit undur diri. "Saya permisi dulu, Pak."

"Belajarlah untuk kejam dan tegas. Dunia bisnis cukup kejam, Rea." Kevin terseyum tipis, menatap punggung Lena yang menghilang di ujung lorong.

"Entahlah, rasanya ini bukan seperti duniaku. Aku tidak suka dunia yang kejam."

"Oh iya?" Kevin mengulum senyum, menyadari bahwa hati Reana terlalu lembut.

"Tiba tiba saja harus menjadi pemilik sebuah perusahaan besar, rasanya sangat aneh. Aku lebih menyukai memiliki bisnis kecil kecilan dibandingkan mengurus perusahaan besar."

"Seperti?" Kevin tertawa pelan, menyadari kesederhanaan Reana.

"Cafe kecil yang cantik dengan konsep yang menarik."

"Kau tertarik dengan bisnis cafe? Kau mau membuka cafe?" Kevin menaikkan alisnya, tampak tertarik mendengar kalimat yang keluar dari mulut Reana

"Aku lebih memilih mengurus sebuah cafe dibanding perusahaan. Apalagi aku hanya lulusan SMU." Reana mendesah lirih. "Maaf, jika aku mengecewakanmu."

"That's sound great, Rea. Kau bisa memulai cafemu sendiri." Kevin tertawa pelan, mengusap bahu Reana. "Saat kita melakukan sesuatu yang kita sukai dan ternyata menghasilkan, itu akan terasa jauh lebih menyenangkan dibandingkan jika kita hanya bekerja dan bekerja sebagai sebuah formalitas saja."

"Kau tidak marah?" Reana mengejapkan matanya, menatap Kevin.

"Aku tidak akan pernah bisa marah pada calon istriku, apalagi ini adalah hal yang positif. Aku hanya akan marah jika kau lari dariku, atau berselingkuh dariku." Suara Kevin terdengar tegas, "Dan aku tidak main main dengan hal ini, Rea."

"Aku tidak mungkin lari dari dirimu, Vin. Kau adalah penyelamatku." Reana mengulum senyum samar.

"Syukurlah. Karena jika kau sampai lari dariku atau berselingkuh, aku pastikan akan mengikat dan mengurungmu dalam kamarku, Rea." Kevin berbisik rendah.

"Ka-kau mengerikan." Reana melangkah mundur menjauh dari Kevin.

"Tapi aku juga pria tampan yang baik hati bukan?" Kevin menyeringai tengil, merendahkan tubuhnya, mengusap pipi Reana.

"Itu memang fakta." Reana tertawa pelan, mengusap tangan Kevin  yang masih menangkup pipinya. "Lalu bagaimana dengan MD jika aku mengelola cafe? Kurasa aku tidak akan mampu mengelola semuanya secara bersamaan." 

My Secret Guardian (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang