Chapter 9

920 90 9
                                    

Reana merapatkan dirinya di sudut sangkar saat melihat beberapa orang pria bertubuh tinggi besar dengan pakaian formal rapi mendekat.

Salah satu pengawal membukakan pintu sangkar dan menatap tajam pada Reana, "Keluarlah, pria ini yang membelimu."

Reana mendongak dengan pandangan mata buram karena kedua matanya dipenuhi dengan linangan air mata. Dirinya benar benar ketakutan saat ini. Ia tidak tahu bagaimana nasibnya di tangan pemilik barunya, orang yang sudah memenangkan lelangnya.

"Keluarlah, Reana." Pria paruh baya dengan postur tinggi besar, tersenyum ramah sambil mengulurkan tangannya ke arah Reana.

"Kau....kau tau namaku?" Reana menatap pria itu, penuh kewaspadaan.

"Tentu saja aku tau." Pria itu mengangguk, tersenyum ramah. "Keluarlah, kau aman sekarang."

Reana masih terdiam di tempatnya, tampak menimbang nimbang sejenak, sebelum akhirnya melangkah keluar dari dalam sangkar dengan kepala tertunduk dan memilih untuk mengabaikan uluran tangan pria paruh baya tersebut.

Reana mengangkat wajahnya saat mantel panjang tersampir di bahunya. Pria paruh baya itu tersenyum ramah, merapikan mantel panjang tersebut, menarik rapat bagian depan mantel menutupi tubuhnya.

"Namaku Mike, dan ini uncle Gerald." Pria muda yang berdiri di samping pria paruh baya tersebut memperkenalkan diri mereka. "Kau aman sekarang."

"Gerald? Is it you?" Suara Rose terdengar antusias.

Gerald berbalik, menatap Rose yang melangkah mendekati dirinya, sebelum tertawa ringan. "Yeahh, it's me, Rose."

"Wow, it's been a very long time not to see you. Udah berapa lama ya? Dua puluh lima tahun maybe?" Rose menatap Gerald dengan tatapan antusias, "Dan kau masih tetap setampan dan se hot dulu."

"Yes, I am, Rose." Gerald menunduk sambil tertawa pelan, meniru gaya hormat para bangsawan kuno.

"Kau tau, saat salah satu penjaga pintuku mengatakan ada pria yang menunjukkan koin emas khusus, aku nyaris tidak percaya, karena aku tau hanya ada beberapa orang yang memiliki koin emas khusus tersebut." Rose tertawa.

"Ya, tentu saja." Gerald menyeringai, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. "Koin itu adalah koin khusus akses bosku."

"Dan semua pemilik koin emas itu sudah tidak pernah muncul lagi. Sepertinya mereka semua sudah menemukan jodohnya." Rose tertawa pelan.

"Siapa yang menyangka, di balik sebuah club yang tampak biasa biasa saja, ada bisnis lain yang tersembunyi. Well, aku benar benar tidak menduga, Rose. Jika bukan karena koin itu, aku mungkin tidak akan pernah tau, ada ruangan seluas ini, di balik pintu rahasia club."

"Ini permintaan client, mereka ingin keamanan dan kerahasiaan mereka tetap terjamin." Rose mengedikkan bahunya. "Bisnis yang bisa bertahan adalah bisnis yang mengikuti keinginan pasar, bukan?"

"Kau tau ini adalah bisnis haram, Rose." Gerald berbisik pelan.

"Haram tapi juga bermanfaat." Rose menepuk lengan Gerald, tertawa pelan, "Andai kau tau, berapa banyak orang yang sudah menemukan jodohnya di sini?"

"Really?" Gerald berdecak, menaikkan alisnya, menatap Rose.

"Beberapa orang terpaksa mencari pasangan di sini, karena desakan keluarga. Biasanya wanita perawan menjadi target mereka."

"Wanita wanita yang malang." Gerald mengerang.

"Tidak juga. Mungkin bisa dikatakan malang jika mereka dijual paksa oleh keluarganya atau dijebak pria jahat. Tapi ada yang memang dengan kerelaan hati dan kesadaran penuh menjual dirinya karena butuh uang untuk pengobatan keluarganya. Dan jika dewi cupid beraksi, siapa yang bisa menolak? Salah satu kerabat jauh bosmu juga seperti itu." Rose mengedipkan matanya.

My Secret Guardian (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang