"Ready Rea?" Kevin menatap Reana yang tampak anggun mengenakan kemeja light blue dipadu celana panjang berwarna hitam dan flat shoe berwarna senada.
"Sedikit gugup." Reana menatap Kevin, memaksakan diri untuk tersenyum. Bagaimana bisa dirinya tidak merasa gugup, jika beberapa saat lagi, mereka akan mengunjungi MD corp untuk meninjau perusahaan tersebut, sekaligus membahas beberapa hal penting dengan Dennis.
"Percayakan semuanya pada kami." Kevin tersenyum lembut. "Kau hanya perlu tenang dan jangan mudah terbujuk jika Dennis mencoba memberikan penawaran." Kevin bangkit memberi kode agar Reana mengikutinya, "Kau hanya perlu mengikuti skenario yang sudah diberikan oleh Mike. Semuanya akan berjalan lancar."
Reana mengangguk pelan, mengikuti langkah besar Kevin yang berjalan meninggalkan ruang kerjanya.
**********
Dennis mengusap wajahnya sambil mengerang panjang. Dennis menatap lelah lembaran kertas di atas mejanya.
Sial!
Dennis mendengus kasar, memutar otaknya untuk mencari jalan keluar. Setelah beberapa investor membatalkan kerjasama dan menarik dana, kini Dennis harus mencari tambahan dana tunai untuk operasional perusahaan. Mengajukan pinjaman menjadi satu satunya solusi yang ia miliki saat ini. Namun melihat kondisi perusahaan yang sedang tidak stabil, Dennis menyadari akan sulit mendapatkan pinjaman dalam waktu singkat.
Dennis menatap layar ponselnya yang menyala, menunjukkan panggilan masuk. Dengan gerakan cepat, Dennis meraih ponselnya dan menempelkan di telinganya.
"Ada apa? Kau menemukan sesuatu?" Dennis tampak terdiam sejenak, mendengar lawan bicaranya di seberang, sebelum wajahnya mulai tampak menegang dan memucat, "Kau yakin? Kau sudah memastikannya sendiri?" Bulir bulir keringat mulai menetes di pelipis Dennis. "Baiklah, terima kasih, aku akan mengirimkan pembayarannya."
Dennis meletakkan ponsel di atas meja, menyeka keringatnya, rahangnya tampak mengeras.
"Sial! Kenapa Kevin Maxwell harus mengacaukan bisnisku?" Dennis mengerutkan keningnya, tampak berpikir sebelum wajahnya kembali memucat. "Reana? Apakah anak itu pelakunya? Tapi dia tidak mengenaliku. Dan dia tidak mungkin tau apa yang sudah terjadi."
Dennis menatap pintu yang dibuka dari luar, tampak Lena melongokkan wajahnya, berbisik pelan, "Pak, ada Pak Kevin dari Maxwell corp di ruang tunggu."
"Kevin? Ada apa? Apakah aku melupakan janji temu hari ini?" Dennis bangkit berdiri dari kursinya, menatap Lena.
"Tidak ada janji sebelumnya. Ini kunjungan mendadak, pak." Lena menggeleng pelan.
"Sampel! Bagaimana dengan sampel produk kita?" Dennis tampak tegang.
"Sampel sudah dikirim dua hari lalu. Seharusnya tidak ada masalah, pak. Jika ada keluhan, seharusnya keluhan itu sudah disampaikan tidak lama setelah pihak Maxwell menerima contoh produk kita."
"Lalu?" Dennis menghela nafas panik, "Siapkan sampel kita, mungkin Kevin ingin memeriksa ulang sampel kita."
"Baik, pak."
"Suruh mereka masuk." Dennis mengangguk, menarik nafas panjang, mencoba menghilangkan kepanikannya.
Mata Dennis terarah pada sosok Kevin yang masuk ke dalam ruangannya, diikuti oleh dua orang pria yang terlihat asing di matanya dan seorang wanita.
Deg
Dennis menelan salivanya, perasaannya berkecamuk saat melihat Reana menjadi satu satunya sosok wanita yang ikut dalam rombongan Kevin.
"Silahkan duduk." Dennis mempersilahkan rombongan itu untuk duduk di sofa, "Wah saya kaget sekali nih, tiba tiba mendapat kunjungan dari pihak Maxwell. Seharusnya, kalau memang ada sesuatu yang penting, pak Kevin bisa info ke saya, nanti saya bisa ke kantor bapak. Bapak gak usah sampai repot repot ke kantor saya." Dennis berusaha bersikap sewajar mungkin dan menutupi kepanikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Guardian (TAMAT)
RandomHidup seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Seperti itulah hidup Reana Lovata. Walaupun pernah menjadi model anak anak yang cukup terkenal, hidup Reana berubah drastis setelah kematian kedua orang tuanya akibat kecelakaan mobi...