Reana menatap Kevin sebelum beralih menatap bangunan besar di hadapannya.
"Kenapa kita ke sini?" Reana mencicit lirih, nyalinya seolah ciut dan langsung menghilang saat menyadari dirinya saat ini berada di depan gedung perkantoran milik Maxwell corp. yang menjulang tinggi dan megah.
"Katanya minta kerjaan." Kevin menyeringai, meraih tangan mungil Reana, menggenggam dengan erat dan membimbingnya masuk ke area lobi.
"Tapi mau kerja apa di sini?" Reana mendesah, tidak nyaman saat menyadari tatapan penuh tanya dari para pegawai dan resepsionis yang berada di lobi. Tentu saja para karyawan sangat penasaran, karena selama ini, Kevin tidak pernah membawa seorang wanita bersamanya ke area gedung perkantoran Maxwell. Selain itu Kevin memang tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun selain dengan sepupu sepupunya.
Kevin terkekeh kecil, menyadari kegelisahan Reana.
"Percayalah padaku, Rea." Kevin mengarahkan pandangan matanya pada para resepsionis yang bertugas, "Perhatikan baik baik wajah kekasihku. Namanya Reana dan dia akan bekerja di sini. Jadi pastikan kalian membantunya dan tidak mempersulitnya." Kevin bergumam pelan namun terdengar sangat tegas.
"Baik, pak." Para resepsionis yang bertugas mengangguk dengan cepat, namun tidak bisa dipungkiri, wajah mereka tampak kaget saat mendengar pengakuan langsung dari Kevin.
"Kenapa bilang kekasih." Reana mendesah pelan, memprotes kalimat Kevin, tampak tidak nyaman.
"Lalu kau ingin aku mengatakan bahwa kau adalah calon istriku?" Kevin menyeringai mesum, menarik tangan Reana, keduanya memasuki lift yang dikhususkan untuk para karyawan level Manager ke atas.
"Bukan begitu...." Reana menggigit bibir bawahnya, gemas sekaligus bingung bagaimana menghadapi Kevin yang selalu mengklaim dirinya sebagai calon istrinya.
"Berhenti menggigit bibir bawahmu, Rea. Kau memancingku untuk menggigit bibir mungilmu."
Hening
"Kau mesum sekali!" Reana memekik gemas, namun segera menutup mulutnya rapat rapat ketika menyadari pintu lift telah terbuka dan Kevin melangkah keluar dengan santai.
"Nadia, kamu sudah tau apa tugasmu?" Kevin menghentikan langkah kakinya di depan meja resepsionis.
"Tentu saja, pak." Nadia mengangguk, "Pak Gerald dan ibu Airin sudah mengaturnya."
"Oke, Rea." Kevin memutar tubuhnya, menatap Reana yang tampak bingung, "Kau akan bekerja menjadi sekretarisku. Nadia adalah sekretaris utamaku, dan kau akan membantu tugas tugas Nadia. Itu adalah meja kerjamu, sudah disiapkan. Nadia yang akan mengajarkan apa yang harus kau kerjakan."
"Aku jadi sekretaris?" Reana menatap Kevin, melongo.
"Tentu saja, posisi terbaik untuk calon istriku adalah jadi sekretarisku." Kevin bersiul kecil, menyeringai tengil.
"Tapi, aku hanya lulusan SMU." Reana mencicit lirih.
"Kau pasti bisa, Rea. Buktikan pada semua orang." Kevin menatap Reana, "Mulailah bekerja, ini hari pertamamu."
"Reana?" suara lembut seorang wanita membuat Reana memutar tubuhnya.
"Iya..." Reana menatap ragu pada wanita cantik di hadapannya. Tubuh mungilnya dibalut blazer dan rok potongan span membuatnya tampak anggun. Wajah cantiknya dipadu dengan rambut coklat lurusnya yang dihiasi highlight pirang pucat di beberapa bagian membuat wanita itu tampak seperti dewi yang jatuh dari langit.
"Namaku Airin. Kau bisa memanggilku Ai saja atau Airin, senyamanmu." Airin tersenyum ramah, mengulurkan tangannya pada Reana.
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Reana menerima uluran tangan Airin, berjabat tangan. Reana menatap Airin, mencoba mengingat ingat, mungkin saja ada pertemuan mereka yang ia lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Guardian (TAMAT)
RandomHidup seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Seperti itulah hidup Reana Lovata. Walaupun pernah menjadi model anak anak yang cukup terkenal, hidup Reana berubah drastis setelah kematian kedua orang tuanya akibat kecelakaan mobi...