Babak baru

3 0 0
                                    

"Hei, sedang apa kalian !!" Teriak salah satu supir dari kejauhan, para pembunuh bayaran itu belum sempat masuk untuk mengecek.


Segera saja salah satu dari mereka menembak tangki bensin mobil, lalu melemparkannya bara api ke dalamnya, sehingga dengan cepat api melahap mobil itu. Mereka segera pergi menaiki mobil, dan menghilang sejauh mungkin.


TINGG....


Monica membuka ponselnya, lalu melihat adegan penembakan, dan adegan dimana para suruhannya membakar mobil itu.


"Bodoh, kalian kenapa mengeksekusi dari jarak dekat ? kalian tidak tahu resikonya !" bentak Monica kesal.


"Semua barang bukti sudah kami hilangkan, tenang saja anda menyewa jasa profesional," ucap seseorang dari telepon.


Dia tersenyum lalu tertawa menang, Monica mematikan dan meletakkan ponselnya, lalu melihat Desmon mengelus perutnya. Monica sedang hamil usia empat bulan, beberapa detik kemudian fikirannya mulai tergangu, dia mengingat kejadian dimana Lycia turun dari tangga.


"Sayang, kenapa Lycia pulang ya waktu itu ? Padahal obat kan cuman ada di makanan Deswita, biar dia pulang cepat" Ucap Monica, kepanikan menahan rasa cemas dan gelisah.


Desmon menghentikan aktivitasnya, lalu membelai rambut Monica. Dia mencium wajah cantik Monica, " Engga usah dipikirin ya sayang, kalau kamu stres nanti kasian anak kita"


Monica mengangguk lalu istirahat bersama suami tercintanya.


Esoknya, nenek pengusaha es krim datang menekan bell rumah Monica. Yono membuka gerbang, lalu nenek itu kebingungan, "Biasanya yang membuka gerbang Dewo, dia kemana ?"


Wajah Yono pucat seketika, dia harus berbohong kepada nenek tua itu. "Kurang tahu bu, karena tidak ada yang membuka makanya saya langsung inisiatif membukanya"


"Yasudah, aku mau ketemu sama Monica, dia ada di rumah ?" Tanya nenek itu.


Yono mengangguk, lalu mempersilahkan nenek itu masuk. Dia memberitahu pada pembantu yang lain untuk memanggil nyonya Monica. Nenek sudah duduk di ruang tamu, salah satu pembantu datang memberinya teh, tidak lama kemudian Monica turun menggunakan piyama tipis berwarna merah jambu.


Dia tersenyum lalu duduk di sofa kecil, pembantunya datang menuangkan air teh ke gelas nyonya besar, Monica menghirup udara segar, lalu meneguk teh alami dengan perasaan senang.


"Kamu sudah menonton berita hari ini ?" Tanya nenek itu dengan wajah panik, Monica menggelengkan kepala.


"Lycia dan Ratih meninggal karena ada orang bersenjata menyabotase truk es krim ku. Dugaan sementara perampokan, apa kamu sedang mencari mereka ?" Tanya nenek tua itu dengan wajah serius.

Skizofrenia : Sinking de HumanityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang