Pergi

0 0 0
                                    

Manusia adalah makhluk yang tamak, jika merasa belum puas dia akan memuaskan keinginannya bahkan jika harus merusak milik orang lain.

Ratih pulang turun dari mobil Aldo, terlihat lelaki berkaca mata hitam itu menurunkan sedikit kaca untuk membalas senyum Ratih.

Fiony menunggu di dalam, setelah Ratih masuk Fiony mengumpat kesal, "ibu ada hubungan apa dengan ayah Steven? "

"Bukan urusan anak kecil, tugasmu hanya perlu belajar dan balas dendam pada Monica, "

Seru Ratih kemudian meninggalkannya sendirian, Fiony menangis dalam renungannya.

Baru pertama kali dia merasa bahwa ada seseorang yang mencintainya dengan begitu hebat, tapi dia harus bersaing melawan ibunya sendiri jika mau bersama Steven.

Selain itu Aldo masih berstatus sah bersuami istri dengan Fransisca, artinya Ratih merebut yang bukan miliknya.

Fiony tak kuasa melawan ibunya, dia hanya menangis karena patah hatinya.

Fiony memutuskan pergi dan menemui teman-teman Steven yang masih berkumpul di tempat tongkrongan, dia melihat beberapa dari mereka minum dan merokok.

Niatnya untuk melepaskan rasa kesalnya, dia mencoba minum dengan teman-teman Steven.

"Fi, tumben Steven engga sama lo, dia dimana? " tanya Rudi.

Fiony hanya menggelengkan kepala seraya tidak ingin mengingat Steven, Fiony minum begitu banyak hinga ia sempoyongan.

Rudi mengambil gelas berikutnya yang ingin di tegak Fiony, Fiony marah melihat Rudi sok perduli kepadanya.

"Kalau lo kenapa-kenapa kita yang habis nanti sama Steven, ini udah jam sepuluh malam waktunya lo pulang, " ucap Rudi menyegarkan fikiran Fiony.

Dia melambaikan tangan, karena Rudi takut hal buruk terjadi pada Fiony yang mengakibatkan Steven akan marah, akhirnya dia memutuskan untuk menemani Fiony sampai di rumah.

Di teras Yehezkiel masih terjaga menunggu kepulangan Fiony, sangat berbeda dengan Ratih yang sama sekali tidak memperdulikan Fiony.

"Kenapa baru pulang selarut ini! " bentak Yehezkiel.

Rudi yang tidak ingin terlibat apapun segera berlari meninggalkan Fiony, kesal karena tidak mendapat jawaban apapun Yehezkiel menarik tangan Fiony.

"Gue mau tidur besok sekolah, "

Yehezkiel mencium aroma alkohol dari mulut Fiony, perasaan kesal bercampur amarah mulai bersatu, dia mulai menceramahi Fiony panjang lebar kali tinggi.

Fiony marah besar karena Yehezkiel selalu ikut campur dengan segala urusannya, dia membantah lalu meninggalkan Yehezkiel begitu saja.

Keesokkan harinya Yehezkiel menemui Steven sama seperti ketika dia kecil dulu, kali ini Steven ikut terkejut dengan apa yang Yehezkiel katakan.

"Gue sayang sama Fiony karna tulus, dan gue engga pernah nyuruh dia buat ngelakuin hal-hal negatif. Tolong jaga bicara lo Yehezkiel, gue juga akan pergi jauh dari Fiony. Sekalian gue bilang sama lo, jaga Fiony baik-baik. Gue engga akan pernah nyentuh Fiony lo lagi, ini tolong kasih kotak ini sebagai tanda perpisahan, "

Setelah itu Steven pergi bergegas, Hari-hari di sekolah makin terasa hampa. Steven menyadari bahwa Fiony sudah tidak mencarinya lagi, kini Steven mengambil waktu sejenak untuk melihat Fiony yang terakhir kalinya.

Dia berdiri di luar kelas Fiony, menyaksikan perempuan yang tertidur sambil menggunakan erphone.

Pov Steven.

Skizofrenia : Sinking de HumanityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang