Yehezkiel merasakan betapa perihnya menjadi orang baik, jemarinya berjalan-jalan meraba wajah yang telah membiru.
"Aww, sakit sekali," mendesis pelan.
Dunia memang sangat kejam, itu yang ada dibenaknya. Siapa yang punya kekuatan akan dipandang dan disegani, tidak ada yang namanya prikemanusiaan.
Segala hal dapat diatur oleh uang, bahkan seorang pencuripun bisa menjadi agung karna uang.
Huft
Helaan nafas panjang, Yehezkiel siap melangkah, ingin menjadi manusia yang lebih kuat dari kemarin.
Dia berlatih beladiri setiap sore bersama dengan teman-teman yang lain di perguruan karate.
Sementara gadis kecil yang kini mulai tumbuh tengah asyik menikmati dunia baru, Steven mengajaknya melakukan banyak kenakalan, mencuri menjadi kebiasaan buruk untuk mereka, setiap harinya mereka berpindah-pindah mencuri buah-buahan di kebun.
Tiba senja membuat mereka berteduh pada warung kecil, mereka duduk sambil mengambil jajanan, dan minum kopi.
Beberapa dari mereka mengeluarkan rokok, lalu menghisapnya.
Fiony mengkerutkan dahi, "kita masih kecil, tidak boleh merokok bukan ?"
Mereka saling pandang, Steven mengambil sebatang lalu menghisapnya.
"Dunia ini isinya cuman formalitas, pada akhirnya semua manusia munafik akan kalah dengan kenyataan," cetus Steven.
Seorang anak memberikan sebatang pada Fiony seolah menyuruhnya untuk mencoba.
Perasaan gugup dan kebingungan bergeliat menjadi satu, Fiony seolah kehilangan arah jalan dan tujuan.
Steven memukul tangan temannya, "jangan ngerusak, dia cewek!"
Temannya menunduk seolah ketakutan.
"Suatu hari lo akan ngerti Fi, tapi yang terpenting gausah ikut-ikutan, dan jangan ngaduin kita ya." ucap Steven sambil tersenyum.
Deg
Ada yang bergejolak dalam dada Fiony, seolah hatinya begitu terpukau dan mengagumi Steven.
"Zaman sekarang, merokok seperti sudah hal lumrah. Perempuan dan laki-laki, anak-anak, dewasa dan lansia. Orang tua saja tidak bisa memberikan norma yang baik dan benar, bagaimana kami anak-anak bisa mendapat contoh yang baik ?" balas Steven.
Fiony terdiam, disini hal yang sedang diuji adalah mental. Norma sosial seolah disepelekan, semua orang seolah melumrahkan hal-hal negatif dengan alasan mereka juga seorang manusia biasa.
Namun Steven mengajarkan agar seorang manusia memiliki standart hidup, dengan tidak mengikuti arus dan punya prinsip masing-masing.
"Tapi, gue sadar kok ini hal yang salah. Lo gausah ikut-ikut ke jalan yang salah," lanjut Steven tersenyum.
Fiony mengangguk seolah paham apa yang dimaksud Steven.
Mereka pulang larut malam, Fiony melirik rumah sebelahnya. Nampak sepi, tidak ada sendal Steven maupun Kathrine.
Fiony bertanya dalam hati kemana mereka semua menghilang ?
"Lycia sini kamu !" bentak Ratih kasar.
Gadis itu segera berlari menghampiri ibunya, Ratih mencium aroma berbeda dari seragamnya.
"Kamu ngerokok ya !" bentak Ratih
Dengan segera tangan Ratih mendarat di wajah Fiony, kemudian jemarinya menjambak rambut Fiony.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skizofrenia : Sinking de Humanity
AdventureLycia memiliki Sindrom Treacher Collins yang mengakibatkan wajahnya selalu di hina mirip monyet, dia mengalami perundungan oleh lingkungan pertemanan dan sekolah, suatu hari dia melihat orang yang paling dia kagumi dan harapkan membunuh ayahnya, Lyc...