Itu bukan sifat terhormat !

6 1 0
                                    

Cleo memimpin jalan, mereka segera menuju sekolah lain, mereka berhenti pada gang kecil dekat salah satu sekolah. Cleo menatap Lycia berisyarat untuk mengikutinya, Cleo berdiri mendekati salah satu perempuan lugu, dia mendekat lalu mengulurkan tangan, dia seperti berteriak meminta uang pada anak itu, dengan perasaan gemetar dan takut ia memberikan semua uangnya.

Cleo tersenyum dan tertawa bahagia, dia menunjukkan uang lima puluh ribu pada Lycia, Lycia merasa ini semua tidak benar.

"Itu bukan cara yang baik kayaknya buat dapat duit," ucap Lycia pada Cleo dan yang lain, Cleo hanya tersenyum dan tertawa, dia menepuk pundak temannya yang lain seperti berisyarat melakukan hal yang sama.

"Hei hentikan, jangan. Itu bukan sifat yang baik." Ucap Lycia lagi, tapi mereka menghiraukan perkataan Lycia. Cleo duduk tepat di sebelah Lycia, dia berisyarat menyuruh gadis kecil itu untuk duduk di sebelahnya.

Lycia duduk, lalu Cleo bersiap memberinya ceramah yang cukup panjang.

"Apakah orang yang menghina lo mereka bersifat baik sama lo ?" tegur Cleo berusaha mencuci otak gadis kecil yang masih polos, Cleo adalah senior dia kelas enam. Cleo memang terkenal nakal, karena kakaknya pun seorang preman.

Lycia hanya menggelengkan kepala, Cleo tertawa lagi.

"Mereka cuman mikirin perasaan mereka sendiri, mereka engga peduli sama orang lain. Itu cara kerjanya dunia, jadi lakukan apapun yang bikin lo senang, engga usah mikirin orang lain."

Jiwa polos Lycia bagai menerima nasihat Cleo, dia mencoba mendekati anak laki-laki dekat gang sepi itu, lalu melotot dengan seram. Tapi laki-laki itu tertawa dan berkata, "Ada monyet sekolah !" Lycia kesal mendengarnya, langsung mendorong anak itu sampai terjatuh.

Laki-laki itu mulai ketakutan, lalu Lycia mengulurkan tangan seperti meminta uang. Laki-laki yang tertawan itu mengeluarkan uangnya, melempari sembarang tempat dan segera pergi berlari. Lycia merasakan ada adrenalin menyenangkan yang mengalir dalam darahnya, mengalir menuju jantung dan pikirannya.

Dia tertawa puas, lalu mencari korban lain. Cleo dan teman-teman lain duduk di dekat warung menunggu Lycia pulang, sudah pukul enam sore gadis itu tetap tidak kembali. Chris mulai panik, karena sebentar lagi juga dia harus segera pulang.

Kemudian Lycia kembali dengan wajah yang begitu bahagia dan menikmati. Cleo tertawa pelan, kemudian Lycia mengeluarkan banyak sekali uang. Mereka semua terkejut, lalu menghitung uang itu.

Satu juta limaratus lima puluh ribu, mereka tercengang melihat Lycia.

"Lo mencuri dari mana ?" tanya Cleo takut mendapat masalah besar, dan jumah uang yang di dapat juga sangat besar.

"Gue nakutin anak-anak, muka guekan seram banget. Jadi mereka menangis, dan langsung ngasih duit. Dekat sekolah itu ada perumahan orang kaya, uang jajan anaknya aja ratusan ribu," Cleo menepuk tangan, merasa bangga pada Lycia.

Cleo mengambil uang Sejuta lima ratus lima puluh ribu, lalu memberikan dua ratus lima puluh pada Lycia.

"Satu juta gue simpen ya, buat kita jalan-jalan. Nanti tiap pulang sekolah kita nyari duit terus ya," Cleo tersenyum, memasukkan uang dua juta pada tasnya.

Lycia senang sekali, mendapat lima ratus lima puluh ribu. Mereka segera pulang, Lycia sampai pukul tujuh malam. Deswita melihatnya masuk mengendap-endap. Kakak perempuannya sudah memasang wajah yang menyeramkan, bersiap melaporkan perbuatan buruk adiknya. Lycia hanya tersenyum, lalu menundukkan kepala.

"Kenapa pulang selarut ini ?" tanya Deswita sambil teriak kencang.

Lycia berusaha menutup mulut kakaknya, dia mengisyaratkan agar kakaknya jangan teriak agar tidak ada yang tahu.

Skizofrenia : Sinking de HumanityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang