🌻 Bagian : 26 🌻

2.4K 207 70
                                    

Halo.....

Ada yang masih nungguin cerita ini gak?
Maaf karna akhir2 ini jarang up bahkan aku sampe anggurin karya2 gabut ku ✌ Tentu ada alasan di balik itu semua 😁 penyebabnya karna mood aku yg gak nentu makin kacau dan kadang aku memilih buat rehat dari hobi yang aku senangi :)

Jangan lupa sebelum baca kasih VOTE & ramaikan KOMENTAR juga ya 😁

Sekian :

"Pergi dan menghilang adalah cara terbaik untuk melupakan rasa sakit yang teramat dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergi dan menghilang adalah cara terbaik untuk melupakan rasa sakit yang teramat dalam."

_Gulf (Kana)_

🌻 E N J O Y...R E A D I N G 🌻

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Esok harinya, Mew bangun lebih awal dari pada Gulf. Laki-laki itu segera branjak dari tempat tidur lalu pergi membersihkan badan ke kamar mandi dan setelah itu menunggu Gulf di ruang tengah.

Selama menunggu itu, Mew terus merenungkan kejadian semalam yang ia lakukan bersama Gulf. Kejadian yang membuat Mew berbuat hal yang tak seharusnya ia lakukan pada Gulf, lagi!

Mew terus gelisah di tempat ia masih merenungkan semuanya. Hingga, tanpa Mew sadari Gulf sudah menuruni anak tangga dan berjalan ke ruang tengah.

"Selamat pagi, Phi."sapa Gulf. Sapaan tersebut membuat Mew seketika menoleh kearahnya.

"Eh, kamu udah bangun."

"Udah phi, habisnya Kana kehilangan Phi mew di samping Kana. Jadinya Kana langsung bangun dan cari Phi ke bawah."lontarnya.

Mew hanya membalas dengan senyuman tipis. Kemudian Mew pun berdiri dari posisi duduknya dan berdiri menghadap Gulf dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Maaf,..."desis Mew.

Gulf mengerutkan keningnya.

"Maaf? Maaf buat apa, Phi?"

"Maaf untuk segalanya,..dan maaf jika semalam aku tidak mengontrol nafsuku untuk tidak melakukannya, Kana. Sungguh aku minta maaf untuk itu."ucap Mew.

"Phi tidak usah minta maaf. Lagipula kita melakukannya tanpa paksaan bukan? Kita sama-sama menikmatinya,"

"Aku rasa dugaanmu salah, semalam itu hanya nafsu belaka, Kana. Ak-aku melakukannya karna aku rindu akan tubuhmu."

Deg!

Gulf sontak terkejut atas penjelasan dari Mew. Nafsu belaka? Apa maksud ini semua? Gulf benar-benar tidak paham dengan permainan yang selalu Mew mainkan padanya.

Gulf kira setelah kejadian semalam. Akan ada yang berubah antara ia dan juga Mew.

"Mengapa Phi lakukan itu?"tanya Gulf kedua matanya berkaca-kaca menatap Mew yang membuang muka darinya.

"Ya aku hanya ingin melakukannya saja. Dan itu tanpa alasan. Jadi, aku harap kamu tidak berpikir bahwa kejadian semalam adalah kejadian yang akan membuat kita bersama. Karna aku akan tetap bertunangan dengan Tu."jelas Mew.

Gulf tersenyum hambar. Memang seharusnya Gulf menolak kejadian semalam. Mengingat prilaku Mew yang selalu menyakitinya, Gulf seakan lupa dan terbuai oleh nafsu sesaat.

"Kana benci Phi Mew,..."desis Gulf kedua matanya sudah memerah menahan tangis.

"Sekarang Kana mohon keluarlah dari apartement ini. Dan Kana berharap kita tidak pernah bertemu lagi Phi sampai kapan pun. Terimakasih, karna sudah menjadi penyelamat sekaligus penghancur hidup Kana."lanjutnya mengusir Mew agar pergi dari apartement milik Dew.

"Baik, aku akan pergi. Tapi sebelum itu, tolong jagalah bayi kita dengan baik. Karna suatu saat nanti dia harus tahu siapa ayahnya."ucap Mew.

Gulf berdecak mendengar ucapan Mew barusan.

"Kita? Tidak ada kata kita diantara bayi ini Phi. Karna dia tidak akan sudi mempunyai ayah sepertimu. Dan jangan harap aku mau mempertemukanmu dengan bayi ini ketika dia sudah besar nanti."sanggah Gulf dengan tegas.

Mew hanya mampu terdiam. Memang benar perkataan Gulf, anak mana yang akan mau mempunyai seorang ayah pengecut seperti dirinya.

Kemudian tanpa berucap apapun lagi, Mew segera beranjak pergi meninggalkan Kana di apartement Dew. Sementara itu, setelah kepergian Mew, Kana langsung ambruk ke lantai. Ia terduduk lemas, tak lama tangisnya pun pecah.

Sungguh Gulf sangat membenci pada takdirnya. Takdir yang membawanya menjadi manusia paling hancur hingga tidak ada titik bahagia yang sesungguhnya.

.

.

.

Mew melangkah dengan penuh penyesalan sepanjang koridor menuju Unit apartementnya. Hanya ada lamunan kosong karna air mata sudah tidak ada gunanya untuk ia keluarkan.

Hingga tepat di depan pintu Unit apartement, Mew menghentikan langkahnya, dikarenakan ada seseorang yang sudah menunggu kedatangannya sejak tadi.

"Mew.."panggil Tu.

"Mau ngapain lo kesini?"tanya Mew ketus.

Jujur, ia ingin marah dengan situasi yang menimpanya hari ini. Situasi rumit antara dirinya dan juga Gulf.

"A-aku mau omongin suatu hal sama kamu."

"Gue capek. Kita bisa omongin hal itu lain kali aja. Mending lo pergi gue mau istirahat soalnya."ucap Mew, secara tidak langsung mengusir kedatangan Tu.

Setelah itu, Mew melanjutkan langkahnya dan segera masuk ke apartement, meninggalkan Tu yang masih mematung menatap punggung Mew.

"Padahal ini penting, Mew. Ini menyangkut kita bertiga. Aku, kamu dan lelaki yang sedang mengandung darah dagingmu."gumam Tu.

Tanpa Mew tahu ternyata semalam Tu kedatangan seseorang yang membuat dirinya mengetahui tentang Gulf lebih jauh, termasuk mengenai kehamilan lelaki tersebut.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUED...

ngetes doang sorry pendek 😂
Masih ada yg baca nggak ya?

TOXIC BOYFRIEND Bxb (Mpreg) On-GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang