Ku buka mata tatkala bunyi alarm yang memekikkan telinga menyala dari handphone ku. Segera ku raih handphone yang terletak diatas meja kamar sebelah kanan tempat tidur untuk mematikannya agar Astri dan Viona tak ikut terbangun, pikirku. Namun ketika ku berbalik ke arah kiri ternyata keduanya sudah tak ada, aku lihat jam dilayar handphone ku, disana tertera angka 05.45 am. (Ohh tidak, aku bangun kesiangan) geturuku dalam hati. Rupanya itu nada alarm yang kesekian kalinya bukan nada alarm pertama yang aku set pukul 05.15 am. Rasa lelah usai menggauli Astri dan Viona semalam membuatku terlelap hingga alarm pertama tak aku dengar.
Aku segera bangkit, ku langkahkan kaki menuju kamar mandi tanpa sehelai benangpun yang menempel ditubuhku. Ku putar kran dengan komposisi 60 hot - 40 cool dan meluncur lah air hangat dari puluhan liang kecil pada pancuran yang ada diatas kepalaku. Ku ratakan air ke seluruh tubuh yang semalam bermandikan peluh saat bersetubuh, tak lupa ku gosok tongkat pendek kebanggaanku yang semalam ngobok-ngobok dua liang selangkang hingga keduanya becek. Setelah air merata membasahi tubuh ku lumuri seluruh tubuh dengan sabun agar minyak dan keringat yang menempel pada kulit hanyut terbawa busa sabun dan air. Usai membilas busa sabun ku balut tubuh bagian bawah dengan handuk menutupi pinggang hingga lutut kemudian tak lupa ku bersihkan rongga mulut dengan sikat beserta pasta gigi agar nafas terasa segar.
Selesai mandi ku kenakan pakaian yang telah Astri siapkan mulai dari kemeja, celana, dasi, dan juga jas. Aku keluar kamar menuju ruang makan, disana aku dapati Sonia yang sedang menata piring diatas meja makan sementara istriku yang lain berada di dapur menyiapkan sarapan.
Sonia"Bunda, udah baikan?" tanya ku pada Sonia yang masih nampak lemas dengan wajah sedikit pucat.
"Aku udah baikan koq pah, cuma masih lemes dikit." jawab Sonia.
"Gak bisa dibilangin sih, aku udah suruh Sonia buat diem aja gak perlu bantuin kita" ujar Astri yang baru keluar dari dapur.
"Abis aku gak enak tante, masa dilayani terus sama tante dan mbak Vi" ucap Sonia.
"Gak apa lah mbak Nia, kita ini kan satu keluarga, lagian kalo aku sakit pasti sama bakal ngerepotin mbak Nia dan mbak Tri." sambut Viona yang baru keluar dari dapur mengikuti Astri sambil membawa makanan untuk sarapan.
"Bunda udah minum obat?" tanyaku pada Sonia.
"Udap pah, paling nanti abis sarapan bunda makan obat lagi." jawab Sonia.
Sudah 4 hari ini Sonia sakit, bukan sakit parah sih hanya demam dan flu saja mungkin karena kelelahan dan kehujanan waktu dia pulang kuliah. Iya, Sonia masih melanjutkan kuliahnya, selama masa kehamilan dia kuliah menggunakan mobil Astri, hanya saja setelah melahirkan dia kembali menggunakan motor alasannya biar lebih cepat mengingat arus lalu lintas dari rumah ke kampusnya sangatlah padat. Jika menggunakan mobil butuh waktu 1-2 jam perjalanan, sedangkan jika menggunakan motor paling lama hanya 45 menit dan selama Sonia kuliah Arta dirawat dengan baik oleh Astri.
Selama Sonia sakit kedua istriku yang lain merawat Sonia dengan sangat baik, segala kebutuhan Sonia selama terkapar diatas ranjang dipenuhi oleh Astri dan Viona."Anak-anak mana?" tanyaku pada ketiga istriku.
"Biasa lah yah jam segini mereka masih pada tidur" ucap Astri.
"Arta sama Tania?" tanyaku pada Sonia dan Viona.
"Sama aja mas apa lagi Tania, tadi abis nete langsung tidur lagi" sahut Viona
"Arta juga masih tidur pah" sambung Sonia.Aku bergegas menuju kamar Viona yang ada dilantai bawah dekat kamarku, ku buka kamar Viona dan nampaklah gadis kecilku yang masih terlelap diatas ranjang bayi, aku menghampirinya lalu menundukkan badan untuk mengecup keningnya dan membelai kepalanya seraya berdo'a.
