Hari ini hampir 8 jam aku lalui bersama Nisa dan Devia, walau bisa dikatakan singkat namun cukup meninggalkan kenangan yang sangat berkesan dan mampu mempererat hubunganku bersama Devia meski ada hal ganjil dari sikap serta perlakuannya terhadapku. Usai mencurahkan kasih sayang dan rasa rinduku kepada Nisa akupun pamit pulang mengingat hari sudah mulai gelap, selain itu aku menerima sebuah pesan berupa pertanyaan mengenai keterlambatanku pulang ke rumah dari salah satu istriku.
Aku pamit pulang pada Nisa dan juga Devia, sebelum keluar rumah masing-masing dari mereka aku berikan kecupan kasih sayang yang aku tibakan pada kening dan juga pipi keduanya, setelah itu mereka mengantarku sampai gerbang rumah. Disaat Devia lengah aku sempatkan mengecup bibir Nisa sebelum aku benar-benar keluar dari pelataran rumah dan masuk kedalam mobil. Aku nyalakan mesin lalu memutar balik arah mobilku, selama proses itu Devia dan Nisa masih menunggu di pagar rumah, setelah aku memutar arah ku hentikan mobil sejenak tepat dihadapan mereka untuk mengucapkan kata perpisahan. Ku buka penuh kaca jendela kiri "Papa pulang dulu ya!" pamitku pada Nisa dan Devia yang disambut dengan senyuman dan lambaian tangan.
Sesaat sebelum aku menginjak pedal gas untuk meninggalkan rumah Nisa, Devia berkata "tunggu bentar paa!" ucapnya memintaku untuk menunggu kemudian dia berlari tergesa masuk ke dalam rumah, tak lama dari itu dia kembali dan menghampiriku dengan membawa handphone di tangannya. Aku menyalakan lampu interior kemudian membuka penuh kaca jendela sisi pengemudi, Devia menundukkan tubuh dan bertumpu pada jendela dengan kedua sikut, jadi posisi kepala Devia ada didalam mobil. Dengan posisi seperti itu otomatis tanktop bagian dada turun dan dua gundukan seukuran spion scoopy di dada Devia dapat ku lihat dengan jelas walau sekilas.
"Paa, aku boleh minta nomor papa gak?" ucap Devia seraya menyodorkan hp nya padaku.
"Oh iya papa juga lupa mau minta nomor kamu" kataku sambil menerima hp nya kemudian aku memasukkan nomor pribadiku kedalam kontak lalu aku lakukan panggilan, setelah handphone-ku berbunyi aku akhiri panggilan agar nomor Devia muncul di daftar panggilan tak terjawab. Aku kembalikan handphone miliknya seraya mengatakan "Ini udah papa masukin nomor pribadi papa, nanti papa simpan nomor kamu" ucapku sambil tersenyum."Kapanpun aku boleh hubungi papa kan?" ujar Devia.
"Iya sayang, kapanpun kamu mau tinggal hubungi papa" balasku.Devia berdiri beberapa sesaat yang aku sendiri tak mengerti apa maksudnya kemudian dia kembali menundukkan tubuh seperti semula lalu mengatakan "Makasih ya paa" ucap Devia sambil memegang pipi kiriku dengan tangan kanan seolah menjaga agar wajahku tetap menghadapnya lalu secara singkat dia mendekatkan wajahnya ke wajahku .. muacchhh .. satu kecupan Devia tibakan tepat di bibirku. ... Sseeerrrrttttt ... Kecupan Devia bagai sengatan arus listrik 20.000 volt yang membuat jantungku seakan berhenti berdetak hingga tubuhku kaku dan diam membisu.
Usai mengecup bibirku Devia beranjak dari sisiku untuk kembali menghampiri ibunya yang masih berdiri di gerbang rumah. "Dadah papa!" ujar Devia seraya melambaikan tangan. ... "Hati-hati paa!" pesan Nisa padaku. Aku respon keduanya dengan senyuman disertai lambaian tangan lantas ku injak pedal gas perlahan yang membuat mobilku melaju meninggalkan mereka berdua.
Beberapa belas tahun lalu aku digoda oleh Sella adik sepupuku, disusul Sinta yang merupakan kakak sepupu dan juga adik-adik sepupu yang lain, kenapa saat ini godaan itu datang dari anakku sendiri? Bukannya GR atau ke-PD-an, berdasarkan pengalamanku sejak usia remaja hingga masuk usia dewasa banyak wanita yang singgah dalam kehidupanku, aku bisa merasakan dan membedakan antara sentuhan biasa dengan sentuhan yang didasari rasa suka, cinta, kasih sayang, dan nafsu. Jangankan dari sentuhan, dari sorot mata saja aku bisa membedakan antara tatapan biasa dengan tatapan atas dasar rasa suka. (Halah anying sombong banget aing 😅)
Tapi sudahlah, semoga prasangka konyolku ini benar-benar salah, kalaupun benar adanya aku akan berusaha menahan godaan tersebut semampuku karena aku tak mau jika sampai terjadi sesuatu yang tidak ku harapkan walau sejujurnya tubuh Devia membuatku tergiur dan merupakan salah satu bentuk tubuh yang aku idamkan.
