Usai percakapan antara aku dan Astri di ruang kerja suasana rumah kembali seperti sediakala dimana aura kehangatan, ketentraman, ketenangan dan kenyamanan mengisi setiap sudut ruangan di rumahku. Walau malam itu aku dan Astri sudah kembali rukun namun aku memutuskan untuk tidur bersama Sonia, hal itu aku lakukan karena aku ingin mengetahui kronologis percobaan pemerkosaan yang dilakukan Ricky kepada istri keduaku ini.
Setelah Astri dan Viona kembali ke kamarnya aku dan Sonia juga masuk kamar, di dalam kamar Sonia menanggalkan pakaiannya lalu dia gunakan baju tidur yang tentunya tanpa menggunakan bra dan cd karena aku meminta ketiga istriku untuk tidak menggunakan bra dan cd ketika hendak tidur kecuali disaat mereka datang bulan. Usai Sonia mengganti pakaian dia naik keatas ranjang merebahkan tubuhnya dengan posisi terlentang, tak lama aku pun turut menanggalkan pakaianku menyisakan celana dalam model celana pendek kemudian aku menyusulnya naik keatas ranjang dan merebahkan tubuhku disamping Sonia.
Sesaat kami terdiam tanpa kata sampai aku membuka pembicaraan.
"Bun, papah boleh minta sesuatu gak?" ucapku seraya merubah posisi dari terlentang jadi miring menghadapnya.
"Minta apa pah?" sambut Sonia menoleh ke arahku.
"Papah bukan mau ungkit-ungkit kejadian kemaren, papah cuma mau tau kronologisnya aja" kataku sambil membelai pipi Sonia.
"Ya gitu pah, pas aku baru nyampe kelas si Ricky ngajakin kita kerja kelompok makanya aku langsung nelpon papah buat minta izin. Terus disana dia ngasih minuman tapi aku ngerasa aneh soalnya Jessica bilang *punya gw mana nih?* nanyain minuman punya dia padahal gelasnya sama, minumannya juga sama semua" jelas Sonia.
"Emang dia ngasih minum apa?" tanyaku menyela penjelasan Sonia biar gak pejangan 😅.
"Sirup jeruk biasa sih. Sebelum minum aku sempet cium dulu minuman di gelasku takutnya ada aroma apa gitu selain aroma jeruk, tapi aku gak nyium aroma apapun selain aroma jeruk makanya aku minum. Udah gitu tiba-tiba Siska disuruh pulang sama orang tuanya trus dia minta diantar pulang sama Halifa pake motor aku."
"Pas udah diminum gimana rasanya?" selidikku.
"Biasa aja sih pah, tapi semakin aku minum sirup itu aku semakin haus dan ngerasa gerah nyampe aku keringetan. Dari situ Jessica pindah duduk ke deket Jefri, mereka tanpa ragu berpelukan di depan aku, Ricky dan Fredi. Cuma ngeliat gitu doang memek aku nyampe berkedut dan kerasa basah banget, gak lama dari itu Ricky juga pindah ngedeketin aku terus dia peluk aku dan berusaha buat cium bibir aku sambil gerayangin tubuh aku."
"Jessica, Jefry, dan Fredi diem aja ngeliat Ricky coba perkosa bunda?"
"Iya pah mereka diem aja seolah gak terjadi apa-apa" tegas Sonia.
"Trus bunda diem aja?"
"Aku berontak lah pah masa diem aja! Aku dorong dia trus nampar pipinya, abis itu aku langsung pergi"
"Ohh gitu, papah curiga ini emang udah direncanain sebelumnya, soalnya gak logis kalo mereka malah diem ngeliat bunda mau diperkosa" dugaku.
"Aku juga punya pemikiran gitu pah"
"Tadi di kampus si Ricky ada gak?"
"Gak ada. Emang dia papah apain nyampe gak masuk kuliah?"
"Papah hajar dia habis-habisan, tadinya papah mau tusuk dia pake pisau tapi dihalangin sama Gun"
"Jangan lah pah, kalo papah sampe ditahan pihak berwajib nasib kita gimana?"
"Iya bun si Gun juga ngingetin papah kaya gitu makanya papah sadar" ungkapku. ... "Bun!" sambungku menyerunya dengan lembut.
"Apa sayang!" sambut Sonia mesra.
"Papah pengen" ucapku manja yang Sonia sambut dengan senyum manisnya.
Tanpa perintah Sonia naik menindih tubuhku dengan posisi telungkup dan kedua kaki mengangkang menempatkan selangkangannya tepat diatas batangku yang masih layu, sambil tersenyum dia menatapku dengan tatapan menggoda seraya menggerakkan pinggulnya maju mundur dan menekan batangku hingga perlahan menegang sampai tegang sempurna. Setelah itu dia bangkit lalu menurunkan celana dalamku sampai pangkal paha kemudian menduduki batangku yang sudah tegang dan menempatkannya tepat dibelahan vagina.
