Hari itu selepas maghrib aku pamit pada Astri dan Sonia, tak banyak pesan yang ku sampaikan kepada keduanya sebelum aku pergi dan mereka juga hanya berpesan "hati-hati" tanpa ada pesan yang lain. Aku diantar Viona ke stasiun kereta karena Sonia masih sakit dan Astri mengasuh keempat anakku.
Setibanya di stasiun kereta ku kecup bibir Viona sebelum turun dari mobil setelah itu dia pergi untuk kembali ke rumah. Ku langkahkan kaki memasuki area stasiun dan menunggu kereta yang akan ku tumpangi datang. Sambil menunggu ku mainkan game Mobile Legend agar tak tak terlalu membosankan karena menunggu adalah sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku saat ku harus bersabar dan trus bersabar menantikan kedatangan kereta yang entah sampai kapan aku harus menunggu.Lagi enak-enak main tiba-tiba saja masuk sebuah WA dari nomor yang tak ku kenal, aku abaikan pesan itu karena dari bar notifikasi ku lihat pesan itu hanya berisi satu kata saja *Hai!*.
"Aaarrrggghhh siapa sih iseng amat nih orang" gerutu ku pelan.Segera ku hapus notifikasi itu karena tampilannya cukup mengganggu menutupi tampilan land of dawn. 30 menit kemudian kereta ku datang, aku keluar dari aplikasi Mobil Legend lalu segera naik ke gerbong tempat duduk ku. Malam itu untuk pertama kalinya aku merasakan suasana yang sangat mencekam, tak ada seorang pun penumpang yang satu gerbong dengan ku. Dalam kesendirian itu pikiranku sudah macam-macam karena aku sering mendengarkan Nightmare Side dimana pernah ada seseorang yang menceritakan kejadian horor saat dirinya sedang melakukan perjalanan dengan kereta malam dan situasi kondisi yang dia alami waktu itu sama dengan kondisiku sekarang.
Segera ku tepis pikiran negativ ku itu dengan kembali memainkan game, namun sebelum membuka aplikasi game aku sempatkan untuk melihat pesan yang 30 menit yang lalu aku terima. Nomor itu tak ku kenal dan juga dia tak menampilkan foto profile nya tapi pesan itu tetap aku balas.
*Maaf siapa ya?* balasku.
Belum sempat aku keluar dari jendela percakapan ku lihat pesanku langsung berubah jadi centang biru dan terlihat dia sedang mengetik.
*Lagi sibuk ya?* Balasnya.
*Ini siapa?*
*Ini aku, Nisa*
*😍 Kamu dapet nomor aku dari siapa?*
*Ihh apaan sih pake emot gitu!
Aku dapet dari Diana**Hehehe becanda Nis, aku kangen sama kamu*
*Lagi sibuk gak?*
*Nggak, aku lagi di kereta*
*Kereta? Emang kamu mau kemana?*
*Ke Kebumen nanganin cabang perusahaan yang disana*
*Ohhh kamu dikasih tugas double?*
*Iya Nis, udah setahun ini jabatanku merangkap. Di Bandung manager produksi, di Kebumen jadi manager cabang.*
*Wiihhh hebat, pasti pendamping hidup kamu ikut andil atas keberhasilan kamu.*
*Bukan dia Nis, tapi kamu. Andai dulu kamu gak terus semangatin aku mungkin aku gak akan seperti sekarang*
Ku tatap terus layar hp namun tak ada lagi balasan dari Nisa padahal dia masih online. Akh sudahlah, mungkin Nisa ketiduran, pikirku. Aku keluar dari WA lalu kembali memainkan game ringan karena kereta sudah mulai bergerak maju, gak akan bener kalo main Mobile Legend karena sinyal belum tentu stabil.
Beberapa menit kemudian datanglah pak kondektur yang akan memeriksa tiket, ketika dia masuk ke gerbongku fokusku langsung tertuju pada kakinya untuk melihat apakah dia menapak atau tidak dan untungnya itu adalah kondektur asli."Pak, saya boleh pindah gerbong gak? Serem nih disini sendirian" ucapku berharap pak kondektur mengizinkan aku pindah.
"Tapi kan kursi harus sesuai tiket pak" kata kondektur.
