Hari semakin sore, rasa penat di kepala karena bekerja mulai terasa ditambah godaan Vannisa membuatku makin tersiksa. Aku putuskan untuk mengakhiri kerja dan beristirahat agar bisa melanjutkannya esok hari. Ku bereskan semua berkas dan menyusunnya rapi tertumpuk di atas meja dibantu Vannisa memisahkan berkas yang sudah ku periksa dan yang belum kemudian meletakkannya di tumpukan yang berbeda agar tak tertukar.
Usai beberes kita bertatapan sambil berdiri berhadapan, aku melihat pancaran sinar harap yang teramat sangat dari sorot mata Vannisa, beberapa saat kemudian dia mendekatiku lalu memelukku erat menyandarkan pipinya di dadaku yang datar.
"Kamu kenapa sih Van? Inget aku ini suami adik kamu!" tanyaku mencari tau alasan Vannisa selalu berbuat seperti itu.
"Aku ... Aku butuh ... Aku butuh kamu Ka" balasnya terbata."Butuh apa? Kamu butuh apa dari aku?" desakku.
Vannisa merenggangkan pelukan sampai kita bertatapan dengan jarak yang lumayan dekat, kepalanya sedikit menengadah untuk bisa menatap wajahku dari jarak sedekat itu, dia menatapku dalam dan penuh harap sambil membelai lembut pipi kiriku dengan tangan kanannya. Pertanyaanku belum dia jawab, yang dilakukannya hanya menatap dan membelai pipiku. Sejujurnya aku nafsu melihat ekspresi wajahnya tapi aku tak mau memulainya dengan alasan menghargai suaminya.
Aku pegang pipi kirinya lalu membelai bibir bawah Vannisa dengan jempol kananku. "Katakan, kamu butuh apa?" Bisikku dengan nafas yang mulai menderu. Namun Vannisa tetap diam tanpa mengutarakan apa yang dia mau. Aku kembali mendesaknya "kalo gak bisa ngomong, lakukan apa yang kamu mau!" ujarku pelan.
Tangan Vannisa yang semula berada di pipi berpindah ke kepala bagian belakangku lalu dia berjinjit untuk mendekatkan wajahnya sampai bibir kita bertemu. Muuuaaaccchhh ,, untuk pertama kalinya Vannisa mencium bibir atasku namun hanya menghisapnya perlahan selama kurang lebih 5 detik tanpa lumatan atau pagutan.
"Udah cukup?" bisikku yang Vannisa jawab dengan menggelengkan kepala. Aku lumat bibir atasnya dan dia membalas lumatanku, kita berciuman saling melumat bibir satu sama hingga ku rasakan ruangan kerjaku diliputi aura birahi yang sangat kental layaknya lendir yang keluar dari liang senggama Vannisa. Sambil berciuman aku menggiringnya perlahan mendekati sofa di ruang kerjaku, setelah sampai Vannisa duduk lalu kudorong tubuhnya perlahan sampai dia terbaring diatas sofa kemudian aku memindih sebagian tubuhnya.
Kita kembali berciuman sambil ku elus paha mulus kakak iparku mulai dari lutut sampai ke pangkal pahanya. Ku belai lembut celah vagina yang masih tertutup cd dengan jari tengah dan ku rasakan cd tersebut sudah sangat basah. Tak lama tanganku menjamah area kewanitaannya, tanganku berpindah ke pinggang Vannisa lalu ku tarik turun celana dalamnya yang dibantu Vannisa dengan mengangkat pinggul untuk mempermudah cd nya terlepas.
Ku turunkan sleting celana untuk mengeluarkan tongkat pendek kebangganku dari belenggu yang mengganggu, aku tempatkan pinggul diantara kedua pahanya lalu mengelus celah basah dengan ujung tongkatku. Ku tinggalkan bibir Vannisa lalu menatap matanya ... "Kamu yakin?" tanyaku lirih .. "aku mohon Ka!" balasnya dengan sorot mata memelas.
Ku benamkan batangku pada liang senggamanya, ,, "Eennggghhh" lenguh Vannisa memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya seiring masuknya batangku kedalam tubuhnya. Aku menggenjotnya perlahan sambil menikmati wajah Vannisa yang terlihat sangat cantik ketika disetubuhi. Tak ada desahan darinya, yang ku dengar hanya deru nafas tak menentu seiring genjotanku.
"Ini yang kamu mau dari aku?"
"Terus Ka ,, aku suka ,, eeenngghhh"Tak sampai lima menit Vannisa nampak meringis mengkerutkan alis, dia nengok ke arah kanan lalu mengerang panjang sambil meremas tepian sofa ketika dirinya mencapai puncak kenikmatan dunia, "eeennnnggggghhhhh" .. aku terus menggenjotnya selama getaran kenikmatan merangsang otot-otot tubuhnya berkontraksi sampai genjotanku terhenti oleh kedua kaki yang merangkul pantatku dan memaksaku untuk berhenti. Vannisa menggerakkan pinggulnya naik turun menikmati sisa-sisa getaran puncak birahi disusul helaan nafas panjang setelah gerakan pinggulnya berhenti.
