Bab 12

61 0 0
                                    

Usai sarapan kita melakukan aktifitas harian seperti biasa, suamiku berangkat ke kantor mengais rezeki untuk membiayai kami. Mba Viona berangkat ke toko membawa serta Tania untuk menangani berbagai macam transaksi agar toko yang merupakan usaha sampingan suamiku terkelola dan berjalan dengan baik. Tante Astri tetap berada di rumah mengurus anak-anak karena memang itu pilihannya dan akupun turut membantu tante sebelum pergi ke toko untuk membantu mba Vi.

Kegiatan harianku bisa dikatakan lebih bervariatif dibanding tante Astri dan mba Vi, yang biasa ku lakukan mulai dari mengurus anak ketika libur atau tak ada jadwal kuliah, kuliah reguler seperti mahasiswi pada umumnya, dan mengurus toko bersama mba Vi ketika ada waktu senggang.

Usai mengurus anak-anak aku pamit pergi ke toko untuk membantu mba Vi mengingat hari ini akan datang barang seperti yang dikatakan mba Vi sebelumnya, tak lupa aku titipkan Arta kepada tante karena siangnya ada jadwal kuliah dan aku berencana berangkat ke kampus langsung dari toko agar tak bolak-balik dan menyita banyak waktu. Dari rumah ke toko ku gunakan sepeda motor matic yang sedari dulu ku pakai sebagai alat transportasi, walau suamiku menawarkan aku sebuah mobil tapi aku menolaknya dengan alasan lebih baik uangnya disimpan untuk biaya yang lebih penting di masa yang akan datang toh jika aku memang membutuhkan mobil aku bisa menggunakan mobil tante kapanpun aku mau.

Setibanya di toko segera ku ambil alih meja kasir untuk melayani transaksi penjualan menggantikan mba Vi yang sedang mencatat barang masuk kebetulan barang belum lama datang, aku tau hal itu terlihat dari jumlah barang yang diturunkan. Sebetulnya kami mempunyai 7 orang karyawan, dua diantaranya adalah perempuan yang dikhususkan melayani dan mencatat pesanan pelanggan. 5 orang lainnya adalah laki-laki, 2 orang bertugas sebagai supir dan 3 orang bertugas sebagai tenaga bongkar muat barang.

Sejujurnya aku merasakan ada hal ganjil tiap kali aku ke toko, sering ku pergoki kelima karyawan laki-laki curi-curi pandang padaku dengan tatapan mesum mereka namun mereka selalu memalingkan muka ketika aku melihatnya. Walau aku merasa ganjil tapi ku anggap wajar karena itu salahku sendiri yang selalu menggunakan pakaian ketat atau sedikit terbuka sehingga menarik perhatian mereka.

Selain itu usia mereka juga gak jauh dariku, yang paling tua berusia 23 tahun dan yang paling muda berusia 17 tahun jadi sangat wajar mereka memiliki ketertarikan padaku. Karyawati kami keduanya berusia 18 tahun, mereka menggunakan jilbab dalam keseharian dan pakaian serba longgar. Dengan pakaiannya yang seperti itu aku nilai mereka nampak cantik dan anggun, tak pernah ku dapati kelima lelaki yang berkerja di toko memandangi mereka dengan tatapan mesum.

Menjelang tengah hari sekitar jam 11.30 aku pamit kepada mba Vi dengan alasan ada kuliah pukul 12.30 sampai dengan 14.00. Sebetulnya aku paling malas kuliah di hari ini karena perkuliahan cuma satu mata kuliah dengan dua SKS saja, waktu yang terbuang diperjalanan lebih banyak dibanding waktu belajar. Tapi mau gimana lagi, aku harus tetap mejalaninya demi masa depanku dan menghargai pengorbanan suamiku yang rela membiayai kuliahku.

Dari toko ku pacu sepeda motor matic ku melewati jalan yang padat dengan kendaraan, butuh waktu tempuh 45 menit dari toko ke kampusku. Sesampainya di kampus ku simpan sepeda motorku di pelataran parkir kampus lalu ku lepas jaket dan menyimpannya di bagasi. Tak lupa ku titipkan helm di post satpam agar terhindar dari tindak pencurian yang kerap kali terjadi di pelataran parkir. Ketika aku memberikan helm kepada pak satpam ku dengar ada seseorang menyebut namaku dengan suara lantang.

"Sonia!" teriaknya memanggilku dari arah belakang, sontak aku menoleh ke arah suara.

"Hai!" sahutku seraya melambaikan tangan menanggapi panggilan Jessica yang merupakan teman sekelasku.

"Lu gak pake jaket?" tanya Jessica setelah mendekat mengomentari penampilanku yang menggunakan atasan sabrina blouse.

"Pake, emang kenapa Jess?"

Sonia Keponakan Istriku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang