"Sawadikap pho, Mae"
"Tay kau kemari" tanya off.
Tay Tawan Vihokratana
Biasa dipanggil Tay, teman off sekaligus seseorang yang gun sangat sayang sebagai kakaknya.
"Seperti yang kau lihat"
"Kapan kamu kembali, papa tidak pernah melihatmu"
"Tadi pagi sampai, dan aku tau dari off, jika gun berada disini, sore ini aku menjenguk adikku"
"P'taayyy" gun merentangkan tangannya agar dipeluk oleh Tay, Tay langsung memeluknya.
"Bagaimana keadaanmu nong apa sudah lebih baik"
"Gun masih sakit, gun butuh p'tay"
"Istirahat saja kalau masih sakit, agar tubuhmu lebih cepat pulih"
"Nanti p'tay pergi"
"Phi tidak pergi"
"Gun mau p'tay"
"Phi disini nong, phi tidak akan kemana-mana"
"Gun belum makan, kamu suruh dia makan saja"
"Papaa"
"Nongg kenapa belum makan"
"Gun tidak lapar p'tay"
"Makan nong, kalau nong tidak mau makan phi akan pergi"
"Emm p'tay jangan pergi"
"Gun papa harus pergi, ada yang harus papa urus, kamu makan ya, besok papa kemari untuk menjemputmu" satu kecupan di dahi atas gun.
"Papa mau pergi"
"Sayang besok kita kembali lagi, kamu baik-baik ya disini, kita pergi dulu"
Senyuman gun memudar kala tubuh orangtuanya tidak terlihat lagi, meskipun dia selalu nakal dan tidak bisa diatur, tapi saat orang tuanya lebih mementingkan hal lain daripada dirinya itu membuatnya sedih, dia berperilaku seperti ini agar orang tuanya lebih memperhatikannya lagi.
"Nong jangan sedih, masih ada kita disini, Sekarang makan ya"
"Hmm" gun mengangguk.
Tay menyuapi gun bubur, kini gun menjadi tidak banyak bicara.
"Gun kenyang phii"
"Ini belum habis nong" gun baru sedikit memakannya, bahkan gun hanya memakannya beberapa sendok.
"Tapi gun kenyang phii"
"Yasudah sekarang istirahat ya" kini Tay berdiri.
"Phii mau kemana"
"Phii tidak pergi nong, phi hanya ingin ke kamar mandi sebentar" gun mengangguk.
Kini gun mengambil botol obatnya yang berada di nakas, dia menuangkan obatnya 3 sekaligus, sebenarnya jika gun sakit dia selalu minum 2 obat sekaligus karena jika satu tidak berefek apapun, tidak ada yang tau hal itu.