Kini jam sudah menunjukkan pukul 10 malam gun masih menonton film bersama pim.
*Ting
Handphonenya menyala menampilkan pesan lokasi dari seseorang."Kenapa tidak kau balas..."
"Ini hanya p'off... Dia mengajakku pergi..."
"Kau yakin akan pergi... Bagaimana jika dia tau kalo kau bukan Atta..."
"Aku sangat yakin p'pim... Lagipula dia kakakku... Aku hanya ingin berbuat baik kepada p'off... Kamu tidak perlu khawatir... Aku pasti baik-baik saja..."
"Kamu?...."
"Iya... p'pim..." Gun menegaskan maksud dari *kamu*.
"Kau memanggilku kamu... Kau tidak sedang sakit kan..." Pim mengecek dahi gun.
"P'pim..." Gun menyingkirkan tangan pim dari dahinya.
"Tumben sekali kau memanggilku kamu..."
"P'pim juga seperti itu... Terkadang memanggilku kau... Terkadang juga memanggilku kamu... Memangnya kenapa sih... P'pim kan juga kakakku..."
"Kalau begitu mari kita tidur adikku..."
"Tidakkk.... P'pim kembalilah jika ingin tidur.... Aku tidak suka berbagi tempat tidur...."
"Oh ya... Anak yang manja..."
"P'pim..."
"Hahaha baiklah aku akan pergi adikku..." Pim mengacak-acak rambut gun.
"P'pim rambutku..."
Pagi ini gun pergi menemui off, dia menaiki taxi untuk ketempat yang dia tuju.
Terlihat dari jauh seseorang yang mirip sekali dengan gun sedang berjalan mendekat, dia benar-benar sangat mirip, dimana letak perbedaanya, namun orang ini selalu memakai kacamata itu yang membuat dia sedikit berbeda dengan gun.
"P'off..."
"Lama sekali aku sudah menunggumu dari tadi..."
"Bukankah p'off menyuruh ku datang pukul 10...."
"Ikut aku..."
"Aku baru duduk phi... Kamu mau kemana lagi...."
"Ikut aku...." Off menarik gun agar terbangun, lalu mereka berjalan menuju mobil, saat keluar dari pintu off teringat jika handphonenya tertinggal di meja.
"Kau duluan saja.... Mobilku ada di sebrang... Handphoneku tertinggal di dalam...." Gun mengangguk.
Gun berjalan dengan tali sepatu yang lepas, gun memperhatikan tali sepatunya tanpa melihat sekitar, sesekali dia menggoyangkan kakinya, berharap agar tali sepatunya bisa terpasang kembali.
Gun terus berjalan dan ingin menyebrang.
"Heiii... Awas mobil...." Off kembali menarik tubuh gun kebelakang dan langsung menabrak off hingga mereka jatuh ke tanah, gun langsung bangun dan tidak sengaja menatap mata orang didepannya ini.
Pandangan yang berbeda, dia tidak melihat tidak ada kebahagiaan disana, sepertinya memang benar off tidak pernah merasa bahagia lagi.
"Apa kau sudah gila..." Gun bangun dan langsung berdiri.
"Maaf p'off..."
"Maaf mu tidak berguna... Apa kau mau mati dengan tali ini...." Off mengikat tali sepatu yang lepas.
"Kenapa p'off menjadi seperti ini..." Gun terus berfikir kenapa off menjadi berubah, sekarang off menjadi lebih buruk, entah apa yang membuat off menjadi seperti ini, apa hanya karna kepergiannya dia menjadi seperti ini.
