3

147 10 1
                                    

"Bruukkk" gun jatuh.

"Gunn.....gun.....shiaa" new membangunkan gun yang tengah menutup matanya itu.

"Newwieee.... kepala ku sakit" adu gun kepada sahabatnya itu sebelum akhirnya dia benar-benar hilang kesadarannya.

"Gun....gun....bangun.....kau membuatku takut"

"Gunnnn....." New panik karna sahabatnya tidak kunjung sadar.

Kini arm masuk ke dalam kamar mandi dengan sedikit mabuk.

"Phii.... bisakah memanggil p'off untuk kemari"

"Kau.....kau siapa....apa kita kenal..."

"Aku new teman gun, bisakah aku minta tolong phii"

"New?.....gun?......ah gun adik off itu....ada apa"

"Lihatlah phi gun jatuh tadi dia terlalu banyak minum"

"Shiaaa bencana apa yang terjadi" arm langsung lari menghampiri off, new berusaha untuk membawa gun, merangkulnya keluar.

"Offff...bencana....."

"Ada apa katakan dengan benar aku tak mengerti"

"Adikmu.....adikmuu...."

"Kenapa, apa yang terjadi, gun kenapa"

"Dia mabuk.....dia jatuh...."

"P'off" Panggil new yang sedang merangkul gun.

"Gunn" off dengan panik mendekati mereka.

"Apa yang terjadi"

"Gun jatuh tadi phii, dia bilang kepalanya sangat sakit, maaf phii aku tidak menjaganya tadi"

"Tidak masalah biar aku bawa dia pulang" new mengangguk dan memberikan gun kepada off.

Off langsung menggendong adiknya me mobilnya, dia juga menyelimuti gun dengan jaketnya, off benar-benar kakak yang baik kenapa gun membencinya.

Off membawa gun pulang, sesampainya di rumah pun dia tetap mengutamakan gun, dia membawanya ke kamar.

"Off..." Ucap Thor saat melihat gun berada dalam gendongan off, off yang paham pun langsung meminta waktu untuk meletakkan gun dahulu.

"Nanti saja paa, biarkan gun istirahat dulu" Thor mengangguk.

Setelah dia mengistirahatkan gun, dia keluar menemui papanya.

Off menceritakan semuanya, Thor hanya menyimak, gun benar-benar tidak berubah, tidak ada yang bisa merubahnya.

"Gun benar-benar tidak bisa berubah"

"Jangan bicara seperti itu paa, mungkin dia hanya membutuhkan seorang teman, dirumah dia tidak menemukan seorang teman maka dari itu dia selalu pergi untuk menyenangkan dirinya"

"Apa kamu percaya jika gun bisa berubah"

"Setiap orang bisa berubah paa, jadi biarkan gun mencari kebahagiaannya sendiri, papa jangan terlalu mengekang kebebasan gun paa, itu akan membuat dia semakin tidak nyaman berada di rumah"

"Kamu selalu membelanya" ucap Thor mimijat pelipisnya.

"Papa tidak mau melihat gun" tanpa menjawab pertanyaan off, Thor Langsung menaiki lift untuk ke kamar anaknya.

Thor telah sampai di lantai dua, dia berjalan masuk ke kamar anaknya, gun masih setia dengan tidurnya mungkin karena terlalu mabuk.

"Gun.... kenapa kamu menjadi seperti ini.... papa selalu berusaha memperhatikanmu agar kamu tidak terlalu jauh dari papa........ Papa takut tidak bisa mengontrol emosi papa saat marah...... Papa menyayangimu"

I Hate My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang