"Kau kembali..." Off memeluk tubuh didepannya, meskipun dia memakai kacamata namun off tetap bisa mengenali jika itu adiknya.
Betapa terkejutnya off saat tau bahwa adiknya masih hidup, dia sangat bahagia, off terus memeluk adiknya, bahkan dia meneteskan air matanya, air matanya mengalir bukan karna dia sedih, tapi sebaliknya dia merasa sangat-sangat bahagia.
Gun terbangun, dia menyadari bahwa ini adalah tempat yang tidak asing untuknya.
Gun terbangun di kamarnya, dia tau betul jika ini adalah kamarnya sendiri bukan kamar atta.
Gun bangun dia mengambil kacamatanya di nakas dan langsung pergi ke pintu, dia berusaha membuka pintunya, namun sialnya pintu kamarnya tidak bisa dibuka, pintu terkunci, sepertinya seseorang sudah mengganti password kamarnya.
"Gun... Kau sudah bangun...." Off bangun dari sofa yang dia tiduri dan berjalan ke arah gun.
"A-aku bukan gun...." Gun membalikkan badannya.
"Jangan bercanda gun...."
"Maaf tapi sepertinya kamu salah orang... Namaku atta bukan gun...."
"Berhenti bercanda.... Aku sudah menunggumu sejak lama.... Aku tau kau pasti akan kembali...."
"A-aku bisa membuktikan jika aku bukan gun..." Gun mengambil ponselnya, namun off langsung merebutnya.
"Sudah kubilang berhenti bercanda..."
"Aku tidak bercanda... Kamu bisa mengecek polselku disitu ada kartu identitas ku...." Off mengarahkan ponselnya ke hadapan gun dan langsung terbuka.
Pertama kali yang off lihat adalah wallpaper di hp itu, wallpaper itu terlihat jelas
"Bisakah aku pulang.... Aku tidak tau kamu siapa...."
"Pulang kemana ini rumahmu...." Gun menggeleng.
"Ini bukan rumah ku.... Aku tidak tau ini dimana...."
"Kau kenapa sih.... Apa ingatanmu hilang waktu kecelakaan kemarin...."
"Ingatan ku tidak hilang.... Dan aku tidak kecelakaan..."
"Gun... Ini aku.... Apa kau tidak ingat sama sekali...."
"Aku bukan Gun.... Kamu selalu memanggilku gun..... Aku tidak tau siapa gun sebenernya...."
"Apa kau tinggal bersama perempuan ini" off menunjukkan layar hp gun.
"Dia kakakku..."
"Jika kau bukan gun lalu kenapa kau memata-matai ku... Dan kenapa kau harus kabur...."
"A-aku takut.... Tadi aku hanya ingin melihat makam Mae.... Tapi aku melihat kamu berbicara sendiri.... Saat kamu mengejar ku aku takut kamu akan marah saat tau aku melihatmu...." Ucapnya dengan menunduk.
"Apa kau yakin..." Gun mengangguk.
"Bisa kau pertemukan aku dengan kakakmu...."
"T-tapi...."
"Kenapa... Apa kau berbohong...." Gun menggeleng.
"Cepat telfon kakakmu..." Gun memencet kontak yang tertulis *P'pim.
"Atta kau kemana saja.... Ini sudah siang kau melupakan jadwal periksamu...." Beruntungnya pim tidak menyebut nama aslinya.
"P'pim...."
"Ada apa kenapa diam..."
"P'pim datanglah ke lokasi yang aku kirimkan... Aku akan menceritakannya nanti...." Gun memutus telepon sepihak lalu mengirimkan lokasi terkini.