20

103 13 34
                                    

Tay terbangun pukul 9 dia langsung bangun dan mandi, setelah mandi dokter datang untuk memeriksa Gun.

"Apa keadaannya sudah baik?..."

"Sudah tuan... Tuan Gun sudah pulih hanya menunggu sadarnya saja... Kami akan melepaskan oksigennya..." Tay mengangguk.

Setelah dokter keluar, Tay bersiap untuk pergi.

"Phii pergi dulu... Phi harap nong sudah sadar saat phi kembali..." Tay mengusap kepala gun lalu pergi.

"Off masih tidur jangan biarkan orang lain masuk..."

"Baik tuan...."

Off terbangun pukul 10, dia tidak melihat Tay, dia berfikir mungkin Tay sudah pulang.

Setelah selesai dengan acara mandinya kini, off mengelap tubuh adiknya dengan air hangat, saat memegang tangan gun, jarinya bergerak, mata yang tadinya tertutup kini perlahan terbuka.

Off ingin memencet tombol diatas Gun namun dengan cepat Gun menahannya.

"Kenapa?..." Gun menggeleng.

"Ada apa... Apa ada yang sakit... Bicaralah..." Mata mereka bertatapan, namun off sangat bingung, mata gun terus menatapnya, terlihat sangat banyak genangan air di matanya,tubuh gun sedikit bergetar.

"Ada apa... Jangan menangis..." off menghapus air mata gun yang menetes, lagi-lagi tangannya di cekal oleh gun, kini kedua tangan off benar-benar di cekal oleh gun, sebenarnya off sangat khawatir jika infus Gun mengeluarkan darah.

"P'off...." Suara lirihnya.

"Aku disini... Jangan menangis.... Kau baru saja sadar... Biar aku panggilkan dokter..." Lagi-lagi Gun menggeleng.

"Jika ada yang mengganjal di hatimu... Bicara saja... Aku akan mendengarkan..."

"Ma-maaf...."

"Untuk apa minta maaf... Kau tidak melakukan kesalahan apapun..."

"G-gun ingat semuanya...." Off mengerutkan keningnya.

"Kau ingat?..."

"Maaf... Gun minta maaf... Gun jahat... Ini salah Gun..."

"Syuuutttt.... Jangan minta maaf.... Aku tidak pernah menganggap itu sebuah kesalahan... Kau tau aku sangat menyayangimu bagaimanapun perlakuanmu pada ku..." Tangan kanan Off berhasil lepas dari tangan gun, Off mengusap kepala gun, sejak tangan kanan Off berhasil terlepas kini kedua tangan Gun memegang tangan kiri off.

"Maaf... Gun minta maaf..."

"Sudah ya... Jangan menangis... Aku tidak pernah menyalahkanmu..."

Gun mencekal tangan off dengan erat, agr dia bisa terbangun, namun sulit, gun tidak bangun, badannya masih lemas, off yang tau itu langsung menaikkan sandaran gun.

"Apa kau mau duduk..." Gun mengangguk, dia menarik tangan Off, Off juga membantunya untuk bangun.

"Maaf..."

"Jangan meminta maaf terus... Sudah kubilang aku tidak pernah menyalahkanmu..."

"Tapi...." Off langsung memotong ucapan Gun karna dia sangat tidak nyaman Gun terus meminta maaf, dia tidak pernah menganggap Gun jahat, meskipun hal yang selalu gun lakukan menyakiti hatinya.

"Minum dulu kau baru saja bangun dan kau langsung menangis..." Off mengambilkan air untuk Gun, dia juga sudah menaruh sedotan untuk Gun minum.

"Apa sudah lebih baik..." Gun mengangguk, Gun hanya diam selama Off membereskan kembali minumnya.

"Ada apa lagi...."

Dia menghadap ke arah Off yang berdiri, Gun memegang pinggang Off dengan kedua tangannya, dia mendongak menatap kearah Off, Gun hanya ingin meminta ijin untuk memeluknya, Off yang tau maksud gun langsung mengiyakan.

I Hate My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang