" Sampai kapan kamu tidak bisa memberikan saya cucu?! Saya heran dengan anak saya, apa yang dilihat dari kamu?! Tidak berpendidikan! Asal usul tidak jelas! Tidak mampu memberikan keluarga keturunan! Saya heran kenapa dulu anak saya membela mati-matian anak pembantu seperti kamu?! Jawab saya Tyana Kalian sudah menikah selama 7 tahun!"
Suara teriakan melengking itu menggema diruang tamu keluarga Mahardika. Tyana hanya mampu menunduk sambil meremas bajunya.
Ini bukan satu atau dua kalinya terjadi tapi omongan mertuanya selalu ia dapatkan dari awal ia menjalin kasih dengan anak wanita paruh baya itu. Setiap hari ia akan mendengarkan kata-kata menyakitkan dari orang yang telah melahirkan suaminya.
"Kamu itu tidak berguna! Tidak memberikan keuntungan pada anak saya! Pada keluarga ini"
Dengan itu Nyonya Diana Mahardika pergi dari ruang tamu dengan suara sepatu hak tinggi yang menggema dengan marah. Tyana perlahan mengangkat wajahnya dan menghapus bulir air mata yang ada di pipinya.
Dirumah mewah ini tidak ada yang benar-benar menyukainya selain sang suami. Tyana mampu bertahan selama 7 tahun pernikahan mereka hanya karena begitu mencintai Jayden.
-
-
Tyana terbangun dari tidurnya karena mendapati sang suami yang telah pulang, dengan cepat ia beranjak dari ranjang dan menyambut Jayden.
"Kamu sudah makan?" Tanyanya mengambil jas dan dasi Jayden yang ditaruh sembarangan. Pria itu hanya menggumam membalas ucapannya.
"Ingin aku siapkan air hangat?"
Jayden menggeleng dan masuk kedalam kamar mandi. Tyana menghela nafas berat. Entah kenapa semenjak satu tahun lalu pernikahan mereka terasa hambar. Tidak sama lagi seperti dulu. Suaminya tampak begitu risih dengan kehadirannya.
Apakah pria itu bosan? Apakah ia berada di titik jenuhnya? Hal ini benar-benar membuat Tyana kehilangan kepercayaan dirinya.
Jayden keluar dari kamar mandi dan memakai piyama yang Tyana siapkan. Pria itu menjadi lebih cuek dan dingin padanya sekarang. Tanpa berucap ia naik kearah ranjang mereka dan tertidur.
Tyana melakukan hal yang sama dia memejamkan matanya sambil berdoa suaminya akan kembali seperti dulu.
-
-
Tyana tidak tahu apa yang terjadi. Ketika sore hari dan jam masih menunjukkan pukul 4, semenjak satu minggu kejadian ibu mertuanya yang melontarkan kalimat kejam padanya hari ini keluarga mereka telah dikumpulkan diruang tamu.
Ayah mertuanya, Ibu mertuanya, kakak Jayden Ria Mahardika dan suaminya Dion lalu sang adik ipar Maya Mahardika.
Tyana duduk disebelah suaminya menanti kapan pertemuan ini selesai. Ia melihat sang ibu mertua yang terlihat sangat senang.
"Kami sudah sepakat untuk ini. Tyana- " dia menoleh sebentar pada Tyana yang duduk diam.
"Saya sudah menjodohkan Jayden dengan anak teman saya. Dia yang akan menjadi istri kedua Jayden dan dia sudah setuju"
Tyana membeku. Jantungnya berdetak kencang. Ia menatap Ibu mertuanya tidak percaya.
"T-tapi bu? "
Nyonya Diana menatap dirinya dengan tajam. Bibir perpoles lipstik merahnya menambah kesan arogan.
"Kamu tidak bisa memberikan keluarga ini keturunan Tyana dan kami perlu keturunan untuk penerus keluarga kami. Jadi kami memutuskan untuk mengambil opsi ini untuk kebaikan kita semua" Jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]
RomanceMark loves his mother so much. Mark kecil hanya hidup dengan ibunya yang begitu mencintainya tanpa benar-benar mengenal sosok sang ayah. Mark dan segala sifat dinginnya bertemu dengan Clarissa yang berusaha mencairkannya Markhyuck Gs Baku