Cukup

1.4K 116 4
                                    

Hari ini adalah hari kepulangan keluarga Mahardika dari Italia karena merayakan ulang tahun Jeriko. Rumah yang awalnya sepi kini telah ramai kembali, anak kecil yang telah berusia empat tahun itu tampak berada digendongan sang ayah, tertidur kerena kelelahan.

Jayden merebahkan tubuh mungil anaknya di kamar mewahnya yang bertemakan para pahlawan dari Marvel yang terkenal. Setelah mencium kening Jeriko dan menyelimuti anaknya, Jayden perlahan keluar dan turun untuk pergi kedapur mengambil makanan.

Langkahnya terhenti saat melihat seorang anak kecil tengah duduk di bawah sofa dengan alas karpet beludru dan menyandar disofa paling ujung. Ditangannya terdapat buku sketsa dan ia tengah sibuk mencoret-coret sesuatu dibukunya.

Mengurungkan niat untuk mengambil makanan dengan cepat Jayden kembali kemarnya dan turun lagi ke bawah sambil membawa sebuah paperbag ditangannya. Ia mendekat dengan perlahan.

Sikecil yang menyadarinya segera mendongak dan pandangan mereka bertemu.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Jayden berbicara dengan lirih. Ia mendudukkan diri di hadapan Mark dikarpet beludru.

"Makie melukis" jawabnya.

"Benarkah apa yang kamu lukis?"

Mark meletakkan crayonnya lalu menunjukkan gambarannya pada Jayden yang berada didepannya. Untuk gambaran anak seusia lima tahun gambaran Mark sudah cukup bagus.

"Ini buttelfay" terangnya. Entah kenapa cara bicara Mark masih cadel

Jayden takjub mendengarnya. "kamu bisa Bahasa Inggris?"

Mark mengangguk "Mama ajali"

Mark memang hanya bersekolah di Tk biasa. Karena Tyana tidak ingin membebani keluarga suaminya jika dia berada di sekolah Swasta dengan biaya yang luar biasa mahal.

"Bagus"

Mark menyetujui "Ini Mama"

"Kupu-kupu? " Jayden bertanya dengan bingung.

"Uh umm. Mama cantik sepelti kupu-kupu. Senyum Mama cantik" Jelasnya dengan cengiran lucu.

Jayden bisa melihat bahwa Mark benar-benar percampuran antara dirinya dengan Tyana. Terlebih mata bulatnya yang bersinar cerah saat menatapnya. Cengiran bayi khasnya menjadi ciri Mark

"Ahh aku punya sesuatu untukmu"

Mark mendongak lalu mengambil paperbag dari tangan Jayden dengan hati-hati, ia kemudian membukanya dan terkejut saat mendapatkan sekotak coklat yang terlihat mahal di dalamnya.

"Cowkat. Telimakasih Ayah" Ujar Mark dengan sopan. Jayden mengangguk singkat dan tampak puas, ia bisa melihat raut senang di wajah Mark saat Mark melihat coklat itu.

Setelahnya Jayden hanya mengamati Mark yang kembali sibuk dengan gambarannya

10 menit kemudian Mark menyelesaikan gambarannya dan dibawah kupu-kupu itu Jayden dapat membaca tulisan tangan Mark walaupun masih berantakan tapi dapat terbaca dengan jelas

I Love U Mom.

Secara tiba-tiba Mark merapakin barang-barangnya yang membuat Jayden terkejut

"Kamu mau kemana?" Tanya Jayden

"Sekalang waktunya mandi. Makie sudah beljanji pada Mama. Selamat sole Ayah"

Mark kemudian bangkit dan membawa buku gambar serta crayonnya lalu ia juga membawa hadiah yang Jayden berikan.
Berjalan menjauh dengan punggung kecilnya yang tampak rapuh

Jayden mengamatinya dalam diam. Anaknya itu sangat sopan rupanya, sepertinya Tyana mengajarinya dengan sangat baik

Selama Jayden mengamati Mark anak kecil itu selalu bersikap manis dan tidak pernah manja ataupun bertingkah padanya. Yang Mark lakukan adalah selalu bersikap manis dan patuh

Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang