Menghindar

583 101 19
                                    

Clarissa tidak habis fikir, begitu ia sampai di perusahaan milik Mark, setelah ia melewati lobi depan dengan gaya yang luar biasa, lalu kemudian di kejutkan oleh informasi yang di sampaikan oleh Erika padanya.

"Presdir baru saja berangkat tadi pagi ke luar kota bersama asisten Prasetya" Jelas Erika

Erika yang melihat raut masam Clarissa menjadi tidak enak. Aduh apakah Presdir dengan Nona sedang bertengkar? Batinnya

"Ini dokumennya"

"Ah ya" Erika menerima dokumen itu dengan sungkan

"Terima kasih Nona"

"Apakah kau sudah makan?"

"Ya?" Pertanyaan Clarissa membuat Erika terkejut

"Kau sudah makan?" Ulang Clarissa

"Ee.. belum" Akunya gugup. Tadi pagi Erika memang bangun kesiangan, karena takut terlambat dan membuat Mark marah jadi Erika berangkat ke kantor dengan terburu-buru tanpa sarapan.

"Mau sarapan bersama denganku sekarang?"

Erika lapar tapi... Ini kan belum jam makan siang.

Clarissa yang melihat keraguan Erika lalu berkata "Tidak apa-apa, jika terjadi sesuatu padamu aku akan bertanggung jawab"

Setelah menimbang Erika akhirnya mengangguk. Tidak ada salahnya, lagi pula yang memintanya adalah kekasih dari Predir sendiri.

Jika Mark marah maka Erika bisa langsung memberikan alasan bahwa ia telah di utus untuk menemani kekasih dari Mark sendiri sarapan.

Benar sekali. Batin Erika mengangguk puas.

"Kita akan makan di kantin Nona?" Tanya Erika

"Aku ingin makan di luar saja, kau tidak keberatankan?"

"Tentu saja tidak Nona"

"Kapan kira-kira Mark akan pulang?"

Benar bertengkar rupanya. Batin Erika

"Kalau tidak salah seminggu lagi"

Seminggu ya? Clarissa membantin. Setidaknya Mark harusnya menunggu Clarissa untuk bangun terlebih dahulu, bukan malah pergi meninggalkannya begitu saja tanpa apapun setelah malam panas mereka seperti seorang bajingan.

Melihat raut wajah Clarissa yang bertambau muram membuat perasaan Erika jadi tidak enak.

Kenapa ia terkesan bersalah ya? Padahal ini murni akibat dari presdir sendiri.

-

-

Mereka kemudian sampai di sebuah cafe di dekat perusahaan.

"Kau pesan saja, Aku yang akan membayar tagihannya"

Erika mengangguk semangat.

Tidak lama kemudian makanan mereka datang. Ternyata Clarissa adalah orang yang ceria dan ramah, jadi Erika menjadi nyaman saat berbicara padanya.

Awalnya semua baik-baik saja sampai kemudian ponsel milik Erika berdering dan nama Presdir tertera di layar.

Erika meringis sesaat, Ia melirik kearah Clarissa yang ternyata juga melirik kearah ponselnya. Lagi, Erika merasa tidak enak, kesannya seperti ia tengah di telfon kekasih orang lain dan menjadi selingkuhan.

"Kenapa tidak di angkat?"

"Eh ini akan saya angkat Nona"

Dengan gugup Erika mengangkat panggilan dari Mark.

"Kenapa lama sekali?!"

"Eh maaf Presdir saya tadi tidak dengar" Kata Erika memberi alasan

"Apakah dokumennya sudah di antar?" Tanya Mark tanpa basa-basi

Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang