Sebenarnya

576 59 1
                                    

Melihat kedatangan putranya dengan wajah terluka Tyana sangat terkejut,
Padahal anaknya hanya pergi bekerja ke kota tapi baru beberapa jam saja sudah seperti ini.

"Kenapa bisa begini?"

Tyana menahan air matanya saat membantu Mark membersihkan lukanya.

"Aku berkelahi Ma"

"Kenapa kamu berkelahi lagi Mark? Lihat kan"

"Aku hanya membantu seorang anak yang dipukuli dan di kroyok Ma...sshh akh! sakit"

Tyana meniup luka Mark sambil mengobatinya. Dia senang anaknya membantu orang lain tapi dia juga sedih saat anaknya mendapat banyak luka seperti ini.

"Ma tolong ceritakan tentang Ayahku" Ujar Mark tiba-tiba

Tyana menghentikan tangannya yang akan mengobati Mark.

"Kenapa begitu tiba-tiba?"

"Aku hanya ingin tahu. Aku pikir Aku sudah cukup besar untuk tahu Ma"

Tyana melanjut kegiatannya hingga selesai sebelum menatap Mark dengan raut wajah sendu. Kemudian Tyana menceritakan awal mula bagaimana dia dengan Jayden bertemu, menikah, lalu bagian paling menyedihkan adalah saat Diana memintanya untuk dimadu, hingga sampai dimana Clara yang tega menampar Mark sehingga akhirnya Tyana memutuskan untuk keluar dari keluarga Mahardika dan berpisah dengan Jayden.

Mendengar cerita Mamanya hati Mark terasa begitu sakit. Bagaimana mungkin orang bisa membenci Mamanya yang baik ini? Mark berhambur memeluk Tyana dan mengepalkan tangannya, dulu dia membenci Ayahnya karena tidak datang untuk menyelamatkannya dan sekarang dia semakin membenci pria itu beserta keluarga Mahardika.

"Apapun yang terjadi itu tidak penting lagi. Mama hanya ingin kamu bahagia Mark" Gumam Tyana sambil mengelus sayang pipi Mark

Mark menggenggam tangan Mamanya yang berada di pipinya dengan lembut.

"Aku berjanji Ma, Aku berjanji akan melindungi Mama, membahagiakan Mama selama aku masih hidup"

Dan membalas perlakuan keluarga Mahardika. Ujar Mark dalam hati.

-

-

Hal yang tidak diduga terjadi malam itu. Seorang anak perempuan tengah berdiri di pintu depan rumah mereka sambil menatap gugup kearah Tyana yang tersenyum hangat walaupun raut bingung terlihat diwajahnya.

"Ada yang bisa Bibi bantu Nak?"

"A-apa benar ini rumah Mark Arseno?" Cicitnya pelan

"Ya benar Nak, Ada apa?"

"B-bisakah Saya masuk Bibi? ada hal penting yang ingin Saya sampaikan"

Tyana mempersilahkan tamunya untuk duduk dan memberikan teh dan kue bolu. Tak lama kemudian Mark datang dengan raut wajah bingungnya.

"Kamu?" Ujarnya.

Gadis itu tersenyum canggung lalu menatap Tyana dan Mark bergantian, tangannya saling meremas dengan erat.

"Maaf sebelumnya Bibi dan Kak Mark, Saya benar-benar berterimakasih pada Kak Mark karena telah menolong saya.. uuhh..nama saya Jasmine"

Gadis itu kemudian menceritakan bagaimana dia yang kerap kali menjadi sasaran pembulian karena dianggap lemah.

Lalu kejadian terparahnya adalah Jasmine hampir dilecehkan oleh anak-anak berandal sekolah mereka hingga Mark yang kebetulan lewat berhasil menolong Jasmine dan menghajar para berandal itu.

Jasmine awalnya tidak tahu kemana Mark pergi dan terus mencari Mark di sekolah, sampai akhirnya Ia mendengar kabar bahwa Mark telah dikeluarkan dari sekolah karena insiden itu.

Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang