Bagian 2

583 61 0
                                    

Zane yang mengetahui bahwa adik sepupunya di aniaya memutuskan untuk mengajarkan Mark latihan bela diri. Mark kemudian menyetujuinya lalu meminta izin pada Tyana untuk mengikuti latihan bela diri bersama Zane, Tyana juga sangat setuju, kemudian semenjak hari itu Mark berlatih dengan keras.

Untuk melindungi dirinya dari segala rasa sakit yang akan di terima Mark yang ceria berubah menjadi pemuda yang tertutup dan dingin. Mark tidak ingin menjadi lemah dan bodoh seperti dulu, Mark membekukan hatinya dan perasaannya untuk siapapun karena takut dengan rasa sakit yang mungkin akan di terima suatu saat nanti. Mark tidak ingin merasakan kekecewaan atau patah hati seperti yang ia rasakan saat masih kecil dulu atau seperti sakit hati Mama yang di tinggalkan oleh pasangannya.

-

-

Pada tahun ke dua menduduki sekolah menengah atas Mark pernah terlibat perkelahian keras dan membuat dua orang seniornya babak belur. Yang satu berakhir dengan luka-luka di wajah dan satunya lagi berakhir dengan hidung yang patah. Saat itu Mark mendapatkan surat pemanggilan orang tua dan dikeluarkan dari sekolah.

"Apa yang membuatmu sampai berkelahi dan memukul seniormu Mark?"

Tyana bertanaya dengan gusar, tapi Mark terlihat biasa saja dan tidak menyesal sedikitpun.

"Mereka yang memulai duluan Ma"

"Tapi Mark, kamu dikeluarkan dari sekolah! Tidakkah kamu merasa sedih?"

"Tidak apa. Aku akan membantu Mama bekerja"

"Mark!" Tyana menghela nafas berat dan memijit keningnya, sangat pusing dengan kelakuan Mark.

"Kamu bilang kamu ingin jadi orang sukses?"

"Ma aku bisa jadi orang sukses tanpa sekolah. aku akan membantu Paman hari ini "

"Mark tunggu!" Tyana berseru pada Mark yang telah berlari keluar rumah

"Bye Ma. Aku mencintaimu"

"Mark?!"

Percuma saja Tyana berteriak tapi sang anak justru telah berlari dan pergi menyusul Kamal menaiki mobil pick up.

-

-

Hari-hari berlalu begitu cepat, Mark yang telah berhenti dari sekolahnya justru bangun pagi-pagi dan membantu Mamanya membersihkan rumah setelahnya Ia akan membantu Kamal diperternakan ayam, menghitung telur dan mengangkutnya kemudian ikut membawanya ke kota.

Dia sangat beruntung karena Boss Pamannya akan memberikan uang harian untuknya.

Pagi ini Mark telah siap untuk pergi ke kota bersama dengan Kamal, telur - telur sudah dimasukkan kedalam mobil pick up dan mereka akan berangkat lima menit lagi.

Perjalanan jauh itu akhirnya berakhir dan mereka telah sampai. Mark lalu membantu Kamal untuk menurunkan telur ayam disetiap toko yang membutuhkan, setelahnya ia dan sang Paman pergi untuk makan siang.

"Paman aku akan jalan-jalan sebentar" Izin Mark pada Paman setelah Ia menghabiskan makan siangnya lebih dulu.

"Hati - hati, lima belas menit lagi kita berangkat. Jangan jauh-jauh Mark" kata Kamal mengingatkan

"Ya"

Mark lantas keluar dari kedai makan kecil itu lalu memutuskan untuk melihat-lihat daerah sekitar, Mark sangat jarang pergi ke kota hingga tidak akan menyia-nyiakan waktunya disini.

Tanpa sadar, Mark juga mulai mendapatkan banyak lirikan dari beberapa kaum hawa yang lewat.

Bagaimana tidak, walaupun dia hanya memakai kaos berwarna hitam lusuh tapi tidak dipungkiri bahwa wajahnya mampu membuat orang terpesona saat melihatnya. Orang-orang di desa juga selalu mengatakan bahwa wajah Mark lebih cocok menjadi seorang model atau orang kaya yang memakai setelan kerja rapi yang selalu ditanggapi oleh Tyana dengan tawa kecil dan perkataan sopan atau Mark yang akan tersenyum canggung setelah mendengarnya.

Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang