Hari ini adalah jadual pertama Tyana akan melakukan terapi, jadi Clarissa telah membantu Tyana bersiap pagi-pagi sekali. Bibi Arum sudah memasak lebih awal karena senang Nyonya akan melakukan terapi pertamanya.
"Nyonya sudah siap untuk melakukan terapi?"
Clarissa bertanya sambil membantu Tyana mengambil makanan yang wanita paruh baya itu inginkan.
Tyana menghela nafas dengan pelan. "Ya tapi sejujurnya Aku sangat gugup"
Clarissa tersenyum lembut lalu memegang tangan Tyana.
"Jangan gugup Nyonya, apapun yang akan terjadi nanti Nyonya pasti mampu menjalaninya. Mungkin akan terasa berat pada awalnya tapi percayalah jika Nyonya berusaha dengan keras, hasil tidak akan menghianati. Nyonya harus berjuang. Begitu banyak yang menyayangi Nyonya. Ada Tuan Mark, Lucas , Bi Arum dan juga saya sendiri"
Tyana menerbitkan senyum hangat sekaligus haru. Ia menatap gadis muda didepannya yang kini tersenyum tulus padanya.
"Ibumu pasti sangat bangga padamu. Kamu anak yang sangat manis Rissa"
"Nyonya~" Clarissa tersipu malu mendengarnya.
"Mama sudah siap?"
"Oh selamat pagi Mark" Tyana dan Clarissa menatap Mark yang kini mendudukkan diri dikursi makan.
"Selamat pagi Mama"
"Selamat pagi Tuan Mark"
Mark hanya bergumam menanggapi sapaan bersemangat itu hingga Tya menegurnya
"Selamat pagi Clarissa" Mark bergumam dengan malas setelah Tyana mencubit lengannya dengan gemas.
"Mama sudah siap untuk terapi?" Tanya Mark
"Ya, Mama sangat gugup sekali Mark"
Mark menyentuh tangan Ibunya dengan sayang. "Semua akan baik-baik saja Ma, aku yakin Mama akan sembuh"
Tyana mengangguk dan mengusap rambut anaknya dengan haru.
-
-
Tyana dan Clarissa menunggu di lobi rumah sakit karena Mark akan datang menjemput mereka setelah meeting pria itu selesai. Clarissa dapat melihat Mark berjalan semakin mendekat kearah mereka dengan setelan kantor yang masih rapi, pria itu seperti biasa tampak menawan.
"Sudah selesai?"
Mark berjongkok didepan Tyana sambil memegang tangan Ibunya lembut lalu memberikan kecupan sayang disana. Mark menatap Ibunya dengan hangat dan kasih sayang yang besar, Clarissa benar-benar meleleh dibuatnya.
"Iya"
"Bagaimana terapinya Ma?"
"Luar biasa, Mama terlalu gugup, Aku baru melakukan hal-hal yang ringin. Mama sempat pesimis karena kaki Mama rasanya sangat sakit tapi Clarissa benar-benar membantu Mama"
Mark mengangguk paham ia kemudiam berdiri dan menatap Clarissa.
"Terima kasih Clarissa"
Demi Tuhan, jantung Clarissa berdetak cepat, bagaimana tidak? Mark mengucapkan terimakasih dengan tulus diikuti oleh senyum tipisnya.
Clarissa segera menyadarkan dirinya agar tidak terlihat seperti orang bodoh."Ya Tuan Mark sudah menjadi tugasku" pipinya memerah senang.
"Lagipula Nyonya Tyana kan calon Ibu mertuaku" Lanjutnya dengan cengiran,
Mark memutar matanya malas. Dasar gadis ini selalu saja mengada-ada.Mark lalu mengambil alih untuk mendorong kursi roda Tyana, membawanya kearah mobil mereka sementara Clarissa berjalan disamping Mark sambil mengalunkan tangannya pada lengan Mark.
"Apa-apaan? " Mark hendak protes tapi Clarissa dengan cepat mengelak
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]
RomanceMark loves his mother so much. Mark kecil hanya hidup dengan ibunya yang begitu mencintainya tanpa benar-benar mengenal sosok sang ayah. Mark dan segala sifat dinginnya bertemu dengan Clarissa yang berusaha mencairkannya Markhyuck Gs Baku