Mark Arseno

592 52 0
                                    

Tyana tidak bisa untuk tidak bangga kepada anak satu-satu yang ia miliki. Rasanya baru kemarin Tyana melahirkam putranya, menimang dan memandikannya, sekarang putranya tumbuh menjadi pria dewasa yang sangat menawan.

Tubuh tinggi tegapnya yang terbentuk dengan baik karena Mark selalu menyempatkan diri untuk berolahraga lalu wajahnya yang tampan membuat banyak wanita yang menyimpan rasa padanya. Dengan Otaknya yang pintar dan juga keberhasilannya yang mampu membuat mereka berdua untuk hidup dengan sangat baik, bahkan jauh dari kata baik. Untuk itu Tyana benar-benar sangat bersyukur atas pencapaian Mark.

Anaknya, Mark. Jagoan kecilnya sekarang telah tumbuh menjadi seorang pengusaha sukses diusianya yang menginjak ke 28 tahun. Tyana bersyukur pada Mark yang waktu itu berhasil mendapatkan biasiswa ke jepang sana yang kemudian dapat merubah kehidupan mereka.

Bahkan saat itu Tyana tidak menyesal harus menjual satu-satunya rumah milik mereka di desa yang menjadi tempat mereka untuk berteduh selama ini. Tyana bahkan tinggal di rumah paman dan bibinya, beserta keluarga Doyi waktu itu. Tyana juga menjual satu-satunya kalung peninggalan orang tuanya yang di berikan pada Tyana untuk bekal Mark di Jepang sana.

Setelah kembali dari Jepang, Marknya mulai bekerja di Indonesia, di salah satu perusahaan software besar, dengan segala kerja kerasnya, siang dan malam menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bekerja hingga pada akhirnya Mark mampu mendapatkan promosi untuk naik jabatan dan bekerja di kantor pusat Constp.Inc yang berada di New Zealand.

Dengan uang yang telah berhasil di kumpulkan, Mark membawa serta satu-satu keluarga yang ia miliki, Mamanya, seseorang yang telah berjuang untuk hidupnya selama ini turut serta ke New Zealand untuk memulai hidup baru.

Empat tahun lalu Mark memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri, membuat salah satu game yang terkenal dan banyak diminati oleh masyarakat sampai akhirnya Mark mampu membuat studionya sendiri. Lalu tidak lama kemudian Mark mampu membuat gedung kantornya sendiri dan mulai meluncurkan lebih banyak game.

-

-

"Mama melamun?"

Suara Mark menyadarkan Tyana dari lamunannya, wanita paruh baya itu tersenyum dan membantu Mark yang kini telah berjongkok mensejajarkan tinggi mereka untuk memakaikan dasi.

Semenjak satu tahun lalu Tyana mengalami kecelakaan hingga harus berakhir di kursi roda.

Mark memandang wajah Mamanya yang tetap cantik diusianya yang tidak lagi muda.

"Sudah. anak Mama sudah sangat tampan"

Mark mengucapkan terimakasih, hari ini adalah hari pertama pengesahan kantor barunya di Indonesia setelah dibangun selama berbulan-bulan lamanya.

"Mama yakin akan sendirian dirumah?" Tanya Mark sekali lagi.

"Iya sayang, Kamu jangan khawatir. Bi Arum akan datang nanti"

Mark berdiri sebelum mengecup pipi Tyana "Aku sudah menyuruh Lucas untuk mencarikan perawat yang akan merawat Mama sampai Mama bisa berjalan lagi"

"Iya Nak "

"Aku berangkat Ma, jangan lakukan hal yang akan membahayakan Mama dan tunggu Bi Arum"

"Mama paham, hati-hati Mark"

Mark memeluk Mamanya sekali lagi sebelum pergi meninggalkan rumah.

-

-

Jayden termenung di ruangan kerjanya, ia telah bangun sejak jam tiga pagi dan tidak bisa memejamkan mata lagi karena mimpi yang kembali dialaminya. Sebenarnya itu bukan hanya sekedar mimpi semata, tetapi kilas balik memori yang selama ini selalu hadir.

Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang