Cerewet

338 90 4
                                    

Setelah meyakinkan diri selama satu minggu penuh, Jayden akhirnya memulai langkah awal yaitu berusaha memperbaiki hubungannya dengan Tyana dan Mark. Berusaha menebus kesalahan-kesalahan yang telah ia lakukan di masa lalu.

Jayden berkendara menuju kearah perumahan tempat tinggal Mark.
Jayden terdiam sejenak sambil menatap rumah besar di seberangnya. Ia menata hatinya sebentar sebelum mengambil buket bungat mawar yang ia letakkan di kursi samping pengemudi.

Jantung Jayden bergemuruh di setiap langkahnya menuju kerumah milik Mark dan Tyana. Jayden berjalan kearah gerbang tinggi berwarna hitam, disana ia bertemu dengan seorang satpam yang usianya terlihat masih dibawahnya.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya satpam itu. Satpam itu tentu tahu kalau pria paruh baya di depannya ini adalah orang penting. Terlihat dari penampilannya.

"Aku ingin bertemu dengan Tyana"

Satpam itu memberikan tatapan menyelidik.

"Aku mengenal Tyana dan Mark" Kata Jayden.

Satpam itu meneliti wajah Jayden lagi, seperti ia pernah melihat wajah ini sebelumnya.

Jayden yang menyadari jika satpam di depannya memberikan tatapan menyelidik lantas mengeluarkan kartu bisnisnya. Satpam itu mengambilnya, matanya membola saat membaca nama yang tertera di kartu tersebut.

Jayden Mahardika

Pantas saja dia seperti pernah melihat wajah ini, batinnya.

"Maaf Tuan, silahkan masuk" Satpam itu membungkuk kecil lalu segera membuka gerbang tinggi itu. Jayden kemudian berjalan masuk menuju kearah pintu utama rumah, ia lalu menekan bel.

"Selamat siang"

Jayden melihat seorang wanita paruh baya yang tempo lalu bersama Tyana di taman membuka pintu, Sepertinya dia adalah astisten rumah tangga Tyana. Wajahnya terlihat sangat terkejut saat melihat Jayden.

"T-tuan Mahardika" Cicitnya

"Aku ingin bertemu dengan Tyana"

Bi Arum benar-benar bimbang. Jayden Mahardika rupanya cukup berani berkunjung kemari, bagaimana jika Mark tahu? Bi Arum takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan mengingat Tuan Mark terlihat sangat tidak menyukai keluarga Mahardika.

"Tapi- Saya tidak bisa sembarangan membiarkan seseorang masuk kedalam rumah"

"Apakah kau tau siapa aku?" Tanya Jayden dengan mengintimidasi.

Bi Arum bergetar ketakutan "Sa-"

"Tolong panggil Tyana sekarang" potongnya cepat

Bi Arum mengangguk, ia juga tidak berani melawan perkataan Jayden. Bi Arum berjalan dengan tergesa ketaman belakang dimana Tyana dan Clarissa sibuk berbincang di gazaibo.

"Nyonya" Panggilnya.

"Iya?"

Bi Arum menatap Clarissa yang juga tengah menatapnya, Bi Arum terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu pada Tyana. Clarissa yang menyadarinya lantas meminta izin untuk pergi ke dapur.

"Nyonya, Tuan Mahardika datang kemari" Bisik Bi Arum saat Clarissa sudah berjalan ke dapur.

Tyana terlihat sama terkejutnya. "Tuan Mahardika ada di depan dan meminta untuk bertemu denyan anda"

Tyana bingung, untuk apa Jayden ingin menemuinya?

Tidak lama kemudian Clarissa datang dengan membawa satu toples berisikan biskuit yang Bi Arum buat.

"Rissa, kamu tunggu disini dulu. Aku akan menemui tamuku sebentar"

"Apakah perlu saya mengantar Nyonya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang