Entah kenapa sejak bertemu dengan keluarga Mahardika Mark menjadi agak sensitif. Kenangan demi kenangan silih berganti datang bertumpukan dari yang ia masih ingat sampai yang telah buram.
Seperti saat ini Mark mendadak terbangun karena mimpinya itu, ah tidak itu bukan mimpi tapi sebuah kenangan yang sepertinya terputar diotaknya saat dia tertidur.
Mark menggeram kesal ketika samar - samar ingatan tentang penculikannya berputar kembali, bagaimana ia merintih kesakitan dan ketakutan sambil memanggil nama pria itu, sampai harapannya pupus saat pria itu pada akhirnya tidak pernah datang menolongnya hingga kesadarannya terenggut.
Lagi Mark mengacak rambutnya frustasi. Dengan cepat ia pergi dari kamarnya untuk turun kelantai satu. Rumah mewahnya kini nampak sunyi dan gelap. Mark dengan perlahan berjalan menuju kearah dapur. Mengambil air di dalam kulkas dan meneguknya dengan rakus.
Pikirannya masih kalut dan jantungannya berdebar kencang, tiba-tiba rasa sesak menghujami dadanya dengan begitu kuat kala ia ingat bagaimana perasaannya waktu itu dengan jelas. Marah, sakit dan tidak berdaya.
Karena tidak tahan Mark memutuskan untuk beranjak kehalaman belakang rumah menuju kearah kolam renang, ini masih pukul 3 pagi jadi suasana sangat sunyi.
Untuk menyegarkan pikirannya Mark untuk memutuskan untuk berenang, ia lalu membuka pakaiannya hingga menyisakan celana pendeknya kemudian melakukan sedikit peregangan dan meloncat kearah kolam.
Dingin.
Air kolam di pagi itu terasa menusuk kulitnya tapi Mark tidak peduli ini yang dia butuhkan pengalihan dari rasa sesak di dadanya, Mark lantas menggerakkan badannya beranang dari ujung ke ujung untuk melupakan pikiran kalutnya.
-
-
Clarissa menguap beberapa kali saat menuruni tangga tadi tiba-tiba ia terbangun, merasakan haus yang melanda.
Clarissa yang biasanya menyediakan air dikamarnya mengerang saat mendapati gelasmya kosong sehingga ia memutuskan untuk turun dengan sangat malas.Saat membuka kulkas cahaya yang terang tampak menyinari wajahnya. Clarissa mengerjap pelan lalu menunduk dan mengambil air dingin menuangkannya kedalam gelas lalu meneguknya perlahan. Akhirnya dahaganya hilang.
Setelah selesai Clarissa menutup pintu kulkas lalu memutuskan untuk berdiri didekat jendela dapur sambil melihat pemandangan diluar yang masih sunyi dengan lampu halaman belakang yang menyala. Clarissa melirik jam dinding di dapur, ah rupanya masih pukul 3.35.
Mata Clarissa mendadak menyipit saat ia melihat air kolam bergerak-gerak. Sejenak tubuhnya menegang ketakutan. Siapa yang berada dikolam? Batinnya.
Apakah ... Apalah itu hantu?
Tapi.... Tidak mungkin hantu berenangkan? Pikir Clarissa"Berati itu manusia, tapi..Siapa orang gila yang berenang dijam sepagi ini?" Gumamnya.
Dengan rasa penasaran tinggi dan agak was-was Clarissa berjalan kearah kolam berenang semakin mendekat sampai berada di pinggir kolam, Clarissa benar-benar terkejut saat menemukan Mark, orang gila yang berenang dijam sepagi ini
"Mark?!" Clarissa reflek berteriak.
-
-
Mark berenang mengelilingi kolam semakin lama air yang terasa menusuk kulitnya kini tidak ia rasakan lagi, mungkin karena tubuhnya yang bergerak sejak tadi. Mark menyelesaikan putarannya ia meletakkan satu tangannya pada ubin kolam dan satunya lagi mengusap wajahnya.
Mark lalu mengusap rambutnya kebelakang. Matanya mengernyit heran saat menenukan sepasangan kaki dengan slipper beruang dihadapannya. Dengan perlahan Mark membawa pandangannya keatas lantas mendapati Clarissa berdiri dengan baju tidur berwarna pink menghadapnya dengan wajah terkejut, rambutnya diikat acak. Ketika pandangan mereka bertemu gadis itu berteriak
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]
RomanceMark loves his mother so much. Mark kecil hanya hidup dengan ibunya yang begitu mencintainya tanpa benar-benar mengenal sosok sang ayah. Mark dan segala sifat dinginnya bertemu dengan Clarissa yang berusaha mencairkannya Markhyuck Gs Baku