Setelah menyelesaikan proses yang melelahkan, menegangkan dan menyakitkan yang panjang Tyana akhirnya mampu membawa bayinya keluar menghirup udara di dunia ini. Saat mendengar suara tangisan bayinya air matanya menetes dengan deras.
Suara bayinya begitu keras dia begitu sehat
Semua penantiannya dan perjuangannya seakan terbayar.
Tyana tersenyum sambil menatapi bayinya yang kini bergelung nyaman di hangatnya kain selimut yang menutupi tubuhnya. Bayi itu benar-benar perpaduan antara dirinya dan suaminya.
Siapapun bisa melihatnya dengan jelas pada wajah bayi tampan itu
Bi Asih dan Raya yang menemaninya memberikan senyum terbaik mereka. Mereka juga mengusap air mata terharu sekaligus sedih saat menyadari Nyonya mereka melakukan semuanya sendiri tanpa suami ataupun keluarga yang mendukung. Semua anggota keluarga Mahardika sekarang sedang berada di singapura.
"Anakku, Anak sayangnya Mama" Tyana bergumam lirih. Ia tersenyum menatap bayinya
"Namamu Mark Arseno Mahardika"
Tyana mencium bayinya dan Mark membuka matanya perlahan. Bayi itu kemudian menangis dan membuat ketiga wanita disana tersenyum lembut
"Kamu haus ya sayang? Hm? Cup cup cup anak Mama ayo minum susu dulu"
-
-
Tiga hari kemudian Tyana telah diizinkan untuk pulang. Para pekerja dirumah Mahardika begitu antusias menyambut cucu pertama keluarga Mahardika.
Tuan Muda mereka
"Selamat datang dirumah Nyonya Tyana dan Tuan Muda Mark"
Tyana yang berjalan dibantu oleh Bi Asih tersenyum senang. Ia mengucapkan terimakasih pada seluruh pekerja keluarga Mahardika.
"Terimakasih ya, Raya, Bi Asih, Mbak Juni, Intan dan juga Mira"
Lalu Tyana menghampiri para pekerja pria.
Kedua satpam Pak Wira dan Pak Ruzi, lalu para sopir keluarga Mahardika Pak Dio, Edo dan Jodi
"Sekali lagi terimakasih ya kalian semua, saya senang kalau Mark disayangi oleh banyak orang begini" Ujarnya begitu terharu
-
-
Dua hari setelah kepulangan Tyana dan Mark kecil. Keluarga Mahardika dan Aditama telah pulang dari Singapura dengan kabar duka.
Anak yang dilahirkan oleh Clara tidak mampu untuk diselamatkan dan membuat Clara menangis histeris. Jenasah bayi itu akan di kebumikan pada hari sabtu nanti
Tyana juga sedih mendengarnya sebagai seorang ibu ia bisa merasakan bagaimana terlukanya hati Clara. Tyana mendekap Mark yang sedang menyusu di gendongannya seakan takut anaknya pergi meninggalkannya
"Tolong jangan tinggalkan Mama ya Sayang" bisiknya pada Mark
Pada malam harinya Jayden datang berkunjung setelah Clara ditemani oleh Nyonya Aditama dikamar mereka. Jayden mengetuk pelan pintu kamarnya dengan Tyana dan mendapati Tyana sedang menatap anak mereka yang tertidur
"Oh Jayden" Sapa Tyana
Jayden mendekat kearah ranjang dan berdiri didekat Tyana. Tyana tersenyum dan mempersilahkan Jayden duduk di atas kasurJayden menatap kearah bayi yang sedang tertidur itu. Matanya berbinar saat menatap bayi laki-laki itu. Anaknya, buah hatinya.
"Kamu mau menggendongnya?" Ujar Tyana menawarkan
Jayden terlihat ragu "Apakah boleh?"
"Tentu dia anakmu" Tyana tersenyum hangat dan mengambil Mark kecil dari kasur lalu membantu Jayden untuk menggendong bayi mereka.
Jayden tersenyum dan perasaan hangat mulai memasuki relung hatinya. Dia benar-benar bahagia
Walaupun dia baru saja bersedih karena kehilangan bayinya dan Clara tapi disisi lain dia begitu senang saat melihat bayinya dengan Tyana.
"Siapa namanya?"
"Mark"
"Mark Mahardika" Jayden berbisik dan seolah mengerti, bayi Mark menggeliat dan membuka mata dan mata Jayden bertemu dengan mata bulat Mark . Bayi itu menyunggingkan senyum samar
Jayden mau tidak mau tersenyum senang. Pria itu menatap Tyana yang sedang tersenyum menatap kearah anak mereka dengan pandangan penuh dengan kasih sayang.
Sedetik kemudian Mark kecil menangis, tangannya yang terbalut sarung tangan bayi bergerak - gerak di udara dan itu membuat orang tuanya terkejut. Jayden tampak panik tapi Tyana segera mengambil bayinya
"Anak Mama kenapa menangis? Adek kan digendong Papa, itu Papa, adek senang ya bertemu Papa?" Tyana membuka kancing piamanya lalu mendekatkan payudaranya pada mulut kecil Mark yang dengan cepat menghisap putingnya. Jayden yang melihatnya tampak takjub ia mendekat dan melepaskan sarung tangan bayi Mark lalu menggenggam tangan kecil Mark yang rapuh dan lembut
Setelahnya Tyana membaringkan Mark ditengah - tengah ranjang dan kembali bermain dengan bayi Mark yang sudah tampak segar lagi
Jayden ikut membaringkan diri dan menatap bayinya, sambil menciumi pipi dan tangan kecil Mark sampai akhirnya malam semakin larut dan Ia jatuh tertidur bersama dengan Tyana dan Mark untuk pertama kalinya.
-
"Bu Tya-oh "
Raya yang awalnya ingin membawakan makan malam untuk Tyana terkejut saat mendapati keluarga kecil itu berkumpul, dengan cepat ia meraih ponselnya dan mengambil gambar itu
Posisinya Tyana yang sedang menyentuh paha bayinya dan Mark yang menggenggam kelingking ayahnya dengan tangan mungilnya. Di tengah-tengah antara kedua orang tuanya
Dalam hati gadis muda itu berdoa semoga keluarga kecil Tyana selalu seperti ini, bersama dan bahagia.
Raya berjalan keluar dan menutup pintu kamar dengan pelan
"Raya kenapa keluar?"
Raya menatap Bi Asih dengan jari telunjuk yang berada di bibirnya
"Ssshhh Nyonya sedang tidur bersama dengan Tuan dan Tuan Muda"
Bi Asih mengangguk. Lalu Raya menunjukkan foto yang telah dia ambil yang membuat Bi Asih tersenyum haru
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love, Mark's Side [Markhyuck]
RomanceMark loves his mother so much. Mark kecil hanya hidup dengan ibunya yang begitu mencintainya tanpa benar-benar mengenal sosok sang ayah. Mark dan segala sifat dinginnya bertemu dengan Clarissa yang berusaha mencairkannya Markhyuck Gs Baku