.
.
.Bel pulang telah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Kini Chika dkk sedang berjalan di koridor menuju parkiran.
Chika melangkahkan kakinya dengan senyuman yang tak pudar di wajahnya. Bagaimana ia tidak bahagia, papanya yang akan menjemputnya. Kelihatan biasa saja memang tapi tidak untuk Chika.
"Chik papa lo udah nyampe mana" tanya Flora setelah sampai diperkiran.
"Bentar lagi juga nyampe flo" jawab Chika.
"Yaudah aku nunggunya di depan gerbang ya" ucap Chika lagi.
"Kita temani mau" tawar Ashel.
"Ngk usah kalian diluan aja, bentar lagi pasti papa nyampe kok" tolak Chika halus sambil tersenyum.
"Ok deh kalo gitu. Kita pergi duluan ya Chik" pamit Flora diikuti Ashel memasuki mobilnya.
"Chik gw pergi juga ya, gpp kan" ucap Marsha tidak enak.
"Ih paan sih sha, kamu kira aku anak kecil yang ngk bisa ditinggal gitu" ucap Chika memajungkan bibirnya kedepan.
"Hehe...lo emang masih kecil chik"
"Mana ada orang aku udah SMA" bantah Chika tidak terima.
"Iya deh sipaling SMA" ucap Marsha malas.
"Yaudah gw pamit pergi dulu" dan Chika pun hanya menganggukkan kepalanya saja.
Setelah kepergian sahabatnya, Chika pun melangkah menuju gerbang ia akan menunggu sang papa disana.
Lima belas menit berlalu, papanya tak kunjung datang. Chika pun kini merasa khawatir kala melihat langit yang mulai menghitam. Tanda hujan akan turun. Ingin menghubungi sang papa pun tidak bisa karena batre hp yang lowbet karena teman kelasnya meminjam ponselnya itu bermain game hingga batrenya habis.
Melihat hujan yang bentar lagi akan turun, Chika pun memutuskan pergi ke halte.
Ia akan menunggu papanya disana saja, ia yakin pasti bentar lagi papanya akan datang.* * *
Sedangkan di rumah sakit. Joice sedang menenangkan Shanju yang terus menangis dalam pelukannya.
"Udah sayang tenang. Anak kita bakalan baik baik aja" ucap Joice.
"Pa aku takut. Muthe tadi teriak teriak kesakitan" ucap Shanju lirih.
"Ia sayang, makannya kita berdoa aja yah semoga anak kita bakalan baik baik aja" ucap Joice sambil mengelus rambut sang istri.
Saat tengah dalam perjalanan menuju sekolah Chika untuk menjemput putrinya itu. Tiba tiba Shanju meneleponnya. Dengan suara bergetar Shanju menangis dan mengatakan Muthe pingsan karena penyakitnya kambuh. Joice yang panik pun segera menuju rumah dan mengantarkan anaknya itu ke rumah sakit. Tanpa ia sadari, ia telah melupakan seseorang yang kini masih menunggu kedatangannya.
Tidak lama Cio yang memeriksa Muthe pun keluar dari ruang UGD.
"Pa ma" panggil Cio.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF FAMILY ( END )
Random🚫BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA🚫 "Dede sayang kalian" "Kami lebih sayang dede" Menceritakan tentang sebuah keluarga yang harmonis, kedua orang tua yang sangat menyayangi anak-anaknya dan mereka yang sebagai cici abang dan kaka yang selalu overpo...