.
.
.Shanju menatap pintu depannya dengan ragu. Sudah lima menit ia diam saya sambil memandang pintu ruang rawat Chika.
Ia pun menghelahkan nafasnya lalu mengangkat tangan kanan untuk menggenggap knop pintu. Saat ingin membukannya tiba tiba terdengar suara seseorang memanggilnya.
"Mama"
Ia pun menoleh dan melihatnya ternyata anak sulungnya.
"Cici"
"Ma gimana keadaan ade sekarang" tanya Shani khawatir.
"Ade kamu ci Muthe hiks" Shanju kembali menangis. Shani yang merasa kasihan kemamanya pun membawanya kedalam dekapannya.
"Ma Muthe kenapa" tanya Shani lembut.
Shanju melepas pelukannya lalu menatap anak sulungnya itu.
"Hiks...ade kamu butuh pendonor ginjal ci. Jika besok kita tidak dapat menemukan ginjalnya hiks...ade kamu ngk bisa diselamatkan hiks"
Shani terkejut mendengar perkataan sang mama.
"Mana bisa seperti itu ma. Kita harus bagaimana, tidak mudah mendapatkan ginjal secepat itu" ucap Shani.
"Hiks mama juga ngk tau ci. Mama takut ci, mama ngk mau kehilangan ade kamu hiks" lirih Shanju menangis terseduh seduh.
"Udah ma jangan nangis lagi. Sekarang ade ada dimana?"
"Ade kamu masih ada diruangan operasi ci" jawab Shanju.
"Yaudah kita mending kesana sekarang" Shanju mengangguk mereka pun pergi dari tempat itu. Shanju pun seketika melupakan niat awalnya yang ingin melihat Chika.
Didalam ruang rawat Chika hanya lah kesunyian yang menyelimuti mereka yang disana. Tidak ada suara isakan atau tangisan lagi, kini mereka hanya diam sambil memandang seseorang masih setia memejamkan matanya dengan wajah pucat pasi.
"Huft...lama banget sih chik bangunnya, udah cape nih gw" gumam Marsha yang memang duduk disamping brankar Chika. Sedangkan Jinan Ashel dan Flora duduk disofa.
"Kalian ngk pulang dulu udah mau malam loh" ucap Jinan.
"Nanti deh kak, kita masih mau nungguin Chika sadar" jawab Ashel tanpa menoleh kearah Jinan, ia fokus menatap arah brankar.
"Pulang dulu yah kalian. Nanti dicariin loh, besok kan bisa kesini lagi" ucap Jinan mencoba memberi pengertian.
"Ngk kak kita masih mau tetap disini" kekeuh Ashel.
Jinan pun langsung diam, ia hanya dapat menghelahkan nafasnya pasrah. Sahabatnya adiknya itu sangatlah keras kepala.
"Kaka titip Chika dulu yah kalo gitu, mau ketoilet bentar" ucap Jinan sambil berdiri.
"Iya kak" jawab Marsha.
Setelah kepergian Jinan, Flora pun berdiri dan berjalan mendekati brankar Chika.
Ia berdiri sambil memandang wajah sahabatnya itu.
"Gw ngk tau chik. Apa reaksi lo saat tau nanti kalo kaki lo lumpuh" ucap Flora.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF FAMILY ( END )
Random🚫BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA🚫 "Dede sayang kalian" "Kami lebih sayang dede" Menceritakan tentang sebuah keluarga yang harmonis, kedua orang tua yang sangat menyayangi anak-anaknya dan mereka yang sebagai cici abang dan kaka yang selalu overpo...