.
.
.Setibanya disekolah Chika, Cio dan Joice pun segara turun dari mobil. Gerbang sekolah sudah tertutup dan tidak ada orang disekeliling itu. Joice semakin panik, ia frustasi karena Chika tidak ada disana. Joice berulang kali menghubungi Chika tapi nomornya tidak aktif.
Dibawah gerimisnya hujan Joice benar benar merasa bersalah sekarang.
"Bagaimana ini Cio adekmu ngk ada disini" ucap Joice dengan air mata yang sudah mengalir.
"Papa tenang aku yakin ade bakalan baik baik aja. Mending kita coba tanya keteman teman Chika" ucap Cio memberi saran.
"Yasudah cepat tanyakan kepada mereka sekarang"
Cio pun mulai menghubungi satu persatu teman teman Chika. Tapi lagi lagi jawaban yang mereka dapatkan bahwa Chika tidak berada bersama mereka.
"Bagaimana" tanya Joice.
Cio menggeleng lesuh. Joice pun hanya dapat menghelahkan nafasnya pelan.
"Cepat suruh para anak buah papa untuk mencari adekmu. Katakan kepada mereka, malam ini Chika harus segera ditemukan" ucap Joice tegas dan Cio pun hanya mengangguk mengerti.
Sedangkan Jinan kini dalam perjalanan mencari cari Chika. Ia sangat amat khawatir, dan ia sangat merasa kesal kepada keluarganya. Bisa bisanya mereka melupakan Chika dan lebih mementingkan Muthe yang baru beberapa minggu mereka kenal.
"De kamu dimana kaka khawatir sama kamu" ucap Jinan lirih.
Sama halnya dengan Shani yang juga ikut serta dalam pencarian Chika. Setelah menenangkan sang mama ia pun memutuskan mencari adeknya itu.
.
.
.
Matahari perlahan menampakan dirinya dan mulai menyinari dunia. Kini di sebuah kamar berwarna abu abu itu terdapat seorang gadis yang masih menutup matanya.
Seseorang pun membuka pintu dan masuk kedalam.
"De bangun" ucapnya lembut sambil mengelus kepala Chika.
"Knsgditwdjs" jawabnya Chika tidak jelas. Ia semakin menarik selimutnya agar menutupi seluruh tubuhnya.
Orang itu pun terkekeh merasa gemes dengan tingkah Chika dengan wajah polosnya.
"Bangun de udah pagi"
"Lima menit lagi" ucap Chika yang masih menutup mata.
"Ngk kamu bangun buruan terus makan" ucap Sisca sambil menarik selimut Chika.
Ya Sisca telah menganggap Chika sebagai adiknya sendiri. Semalam sebelum tidur ia sempat mampir ke kamar Zean untuk melihat keadaan Chika.
Ternyata Chika sudah terbangun. Chika pun sempat kaget melihat seseorang perempuan dengan perut buncit.
Sisca yang melihat wajah bingung dan takut Chika pun mulai menjelaskan semuanya.Mereka pun mulai bercerita hingga jam sebelas malam, karena sudah larut malam Sisca pun menyudahi obrolan mereka. Saat itu pun keduanya mulai akrab. Ia senang bisa mengenal gadis mungil itu, ia masih tak yakin bahwa gadis itu remaja SMA. Awalnya ia kira masih SD.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF FAMILY ( END )
Random🚫BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA🚫 "Dede sayang kalian" "Kami lebih sayang dede" Menceritakan tentang sebuah keluarga yang harmonis, kedua orang tua yang sangat menyayangi anak-anaknya dan mereka yang sebagai cici abang dan kaka yang selalu overpo...