¹⁷

2.5K 239 7
                                    

.
.
.

Kini dirumah Chika, Joice, Cio, Jinan dan Shani tengah berkumpul di ruang tamu. Sedangkan Shanju masih berada di rumah sakit menemani Muthe yang masih belum pulih.

"Ini semua karna papa. Papa lebih mentingin anak angkat itu dari pada Chika anak kandung papa sendiri" ucap Jinan marah.

"Jinan stop. Jaga ucapanmu jangan ngomong kasar sama orang tua!" ucap Shani tegas.

"Halah kalian semua sama aja, kalian lebih memproritaskan anak angkat itu dari pada Chika iya kan!" Teriak Jinan dengan wajah merahnya.

"JINAN!" bentak Cio murka.

"Ingat yah kalo sampe ade aku kenapa napa ngk bakalan ada kata maaf untuk kalian" ucap Jinan datar lalu berlalu dari situ.

Joice hanya diam dengan wajah lelahnya. Semalaman ia belum tidur karena terus memikirkan Chika yang tak kunjung ditemukan keberadaannya.

"Pa mending papa sekarang istrahat ya biar aku dan Cio yang nyariin ade" ucap Shani yang merasa kasihan dengan kondisi papanya sekarang.

"Ngk bisa sayang. Papa ngk bisa tenang kalo ade kamu belum ditemukan" ucap Joice lirih.

Ia kembali teringat saat berjanji akan menjemput putrinya itu. Anaknya itu dengan atusias mendengar bahwa dia akan dijemput olehnya.

"Pa dengerin kata cici nanti papa sakit loh" ucap Cio memcoba membujuk.

Joice diam tak menjawab. Shani dan Cio hanya menghelahkan nafasnya pasrah.












Kini Zean dan Chika baru saja sampai didepan rumah Chika.

Chika pun turun dari mobil diikuti oleh Zean.

"Kaka ngk ngk mampir dulu" tanya Chika.

"Ngk deh lain kali aja. Udah ada janji sama teman teman mau ngumpul" tolok Zean sambil tersenyum menatap Chika.

"Oh yaudah sekali lagi makasih ya kak" ucap Chika tulus.

"Ia sama sama Chikaaa" balas Zean gemes karena sudah beberapa kali Chika berterimakasih.

"Hehe...yaudah aku masuk dulu ya kak. Kaka hati hati jangan ngebut ya" ucap Chika sambil menasehati Zean.

"Iya cil" ucap Zean sambil mengelus sekilas kepala Chika.

Chika yang diperlakukan seperti itupun salting ia mengahlihkan pandangannya kearah lain agar Zean tidak melihat wajahnya yang sudah memerah.

"Udah ih kak pergi sana" kesal Chika.

"Dih ngusir nih ceritanya"

"Iya sana sana hus...pergi"

"Tega banget sih" ucap Zean dramatis dengan mimik wajah pura pura sedih.

"Ih kak ZEAN" ucap Chika yang sudah sangat kesal.

"Haha iya iya kaka pergi. By Chika"

POSESIF FAMILY  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang