Pardis Dhyai.

890 114 0
                                    

Bunga Padisarah bermekaran dimana-mana.

Bunga itu tumbuh menghiasi bangunan arsitektur yang megah dengan cat yang berwarna hijau kombinasi kuning.

Tedapat air mancur yang tak pernah berhenti mengalir. Air mancur itu dilingkari oleh tumbuhan yang beraneka ragam.

Disana berdiri gazebo kokoh yang berada di depan ujung bangunan utama.

Ya, mereka sekarang berada di Pardis Dhyai, tempat para ahli botani dan ilmuwan dari Akademiya berkumpul.

Ya, mereka sekarang berada di Pardis Dhyai, tempat para ahli botani dan ilmuwan dari Akademiya berkumpul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                      Pardis Dhyai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pardis Dhyai.


Perjalanan memakan waktu yang cukup banyak. Mereka sampai disana saat senja hari telah tiba. Jadi, tidak banyak pengunjung yang berada di Pardis Dhyai.

"Alhaitham... Kenapa kau membawaku sejauh ini?!?"
Keluh Kaveh sambil memukul biceps Alhaitham.

"Mari kita duduk di gazebo besar itu."

Alhaitham tidak menanggapi Kaveh. Ia hanya menunjuk gazebo yang dimaksud.

"Ukh! Kau!.."

Kaveh hanya bisa pasrah mengikuti Alhaitham.

Ini semua salah rasa ingin tahunya yang tinggi.
Hal itu membuat ia berakhir disini bersama orang asing yang tidak jelas asal muasal nya.

Kini, mereka duduk di dalam gazebo dikelilingi oleh pohon yang rindang.

Di dalam gazebo hanya terdapat satu kursi taman yang panjang.

Mereka dengan canggung duduk bersebelahan.

Kaveh merasa grogi karena hanya mereka berdua yang berada di gazebo tersebut.

Maka dari itu, Kaveh lah yang memulai topik pembicaraan lebih dahulu.

"Bagaimana dengan Scara dan Kazuha? Nahida mempercayaiku untuk menjaga mereka."

"...Nahida?"

Alhaitham tertegun ketika Kaveh menyebut nama Nahida.

"Kau ingat dengan Nahida namun tidak denganku?"

"Ha? Apa maksudmu? Dan kenapa kau bisa mengenali Nahida?"

Alhaitham terlihat sedang merenungi sesuatu.

Kaveh melambai-lambaikan tangan nya didepan wajah Alhaitham yang sedang termenung.

"Hei jadi kau ingin memberi tahu ku atau tidak?"
Tanya Kaveh yang sangat penasaran.

Alhaitham akhirnya tersadar. Ia lalu berkata,

"Katakan padaku, dimana Tighnari sekarang?"

"Ayo lah jangan mengalihkan pembica-"

Kaveh terhenti mendengar Alhaitham menyebutkan nama Tighnari.

"Eh tunggu dulu- Kau mengenalnya juga?"

Kaveh terbelalak.

Ia mulai berpikir, kenapa Alhaitham bisa mengenal teman-teman terdekatnya?
Dan apakah teman-teman nya mengenal Alhaitham juga?
Sesungguhnya apa sangkut paut mereka dengan Alhaitham?

Kaveh diserang oleh pertanyaan itu di dalam benaknya secara bertubi-tubi.

Alhaitham memasang wajah serius dan memegang bahu Kaveh.

"Kaveh, jawab pertanyaanku."

"Tidak mau. Penuhi janjimu saat kita berada di Pelabuhan Ormos lebih dahulu."

Mendengar respon Kaveh, Alhaitham menggertakan giginya.

"Kaveh-!"

Tepat saat perdebatan diantara mereka hampir terjadi, seseorang berdiri di depan pintu gazebo sambil bersandar di pillarnya.

Penampilan orang itu sangat unik.
Ia memiliki telinga dan ekor yang panjang layaknya seekor rubah, atau memang ia adalah jelmaan rubah.

Rambutnya berwarna hitam, pony nya berwarna hijau neon.
Rambutnya memiliki panjang sependek bahunya dengan potongan undercut.

"Kalian sangat berisik, aku bisa mendengar suara kalian bergaduh dari kejauhan. Ada perlu apa mencariku?"

Ia menghelas napas sambil memutarkan kedua bola matanya ke atas.

Kaveh dan Alhaitham dengan refleks memutar wajah mereka ke arah sumber suara.

Secara bersamaan, mereka berdua mengucap nama orang itu.

"Tighnari..."

Sol y Luna [HaiKaveh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang