Irminsul.

688 86 5
                                        

"Eleazar...aku kira selama ini itu hanyalah cerita dongeng belaka..."

Ruang perjamuan menjadi hampa, hanya menyisakan jam yang kerap berdetak tiap detik.

"Collei, aku mohon tunjukkan lenganmu yang selama ini kamu tutupi dengan perban."

Tanpa keraguan, Collei langsung menggulung membuka perbannya itu, dibantu Tighnari yang duduk bersebelahan dengan Collei.

Kaveh melihat apa yang selama ini Collei tutupi dengan perbannya. Ya, efek yang ditimbulkan oleh Eleazar. Bercak hitam menghiasi kedua lengan Collei.

Tighnari tahu bahwa Kaveh ingin melihat bukti nyata dari cerita yang dibawakan barusan oleh Nahida. Tighnari lalu menambahkan,

"Dan itu juga menjadi salah satu alasan mengapa setiap petang aku selalu mencari bunga Nilotpala Lotus. Sekarang kau mengetahuinya, Kaveh."

Ingatan milik Kaveh ternyata benar-benar terhapus. Padahal dahulu Kaveh berperan penting dalam kejayaan rakyat Sumeru.

Semua itu...Lord Lesser Kusanali akan mengembalikan seutuhnya ingatan Kaveh atas persetujuan dua belah pihak. Walau terjadi sedikit percekcokan antara Kaveh, Alhaitham dan lainnya.

"Ayo kita lanjutka-"

"Tidak, tidak boleh." Alhaitham memotong ucapan Nahida sebelum Nahida dapat menyelesaikannya, tanda bahwa Alhaitham tidak setuju.

"Bukankah kemarin kau merasa penasaran saat kita berada di Pardis Dhyai kenapa Kaveh tidak mengingatmu sama sekali? Sekarang Ini bagian paling penting, Alhaitham. Namun, kau malah melarangnya untuk mendapatkan ingatannya kembali. Hufft dasar..." Ucap Tighnari.

Kaveh juga ikut membantah larangan Alhaitham.

"Benar kata Tighnari! Kau pikir kau ini siapa?! Melarangku seenak keningmu saja!"

"..." Semua orang terdiam melirik ke arah Alhaitham. Alhaitham hanya menaikkan kedua bahunya lalu memutar matanya keatas.

"Ah...dasar anak muda zaman sekarang. Kau dengar kan, Alhaitham?! "Kau pikir kau ini siapa?!" Katanya. Biarkan Kaveh mendapatkan ingatannya kembali! Atau Nyonya Faruzan perlu menceramahimu lagi seperti saat masih mengenyam pendidikan di Akademiya?!" Faruzan meniru intonasi gaya bahasa Kaveh.

Collei mengangguk-anggukan kepalanya, setuju dengan pendapat Faruzan.

"Yang dikatakan nyonya Faruzan itu benar, tuan Alhaitham. Duh bagaimana aku menjelaskannya ya... Jika tuan Kaveh mengetahui hubungan asli diantara kalian berdua, bukankah itu hal yang bagus? Dengan begitu, tuan dapat bermesra-"
Tighnari langsung menyumbat mulut Collei dengan buah apel yang disajikan di atas meja.

"...Tuan Tighnari, ini buah plastik hiasan."

"...Maaf kelihatannya enak."

"..."

Semua orang menghela napas, terkecuali Nahida. Ia tertawa kecil melihat teman seperjuangannya kini sudah kembali dan dapat berkumpul bersama seperti dahulu, sebuah nostalgia yang ia sangat rindukan.

Nahida berdeham, "Kembali ke topik utama. Jadi bagaimana menurutmu, Alhaitham? Kau tidak mau ke-ka-sih-mu mengetahui jati dirinya yang sebenarnya?"

Dengan penasaran, Kaveh mencoba menyatukan ejaan yang Nahida sebutkan tadi.

"Kekasi- APA?!" Kaveh yang semula bersandar di kursi, sekarang duduk dengan tegak karena terkejut.

"...Baiklah, jika kau berjanji kepadaku satu hal, Kaveh."

"Apa itu?" Kaveh membenarkan posisi duduknya, siap mendengarkan.

"Jangan membenciku setelah kamu mengetahui semua kebenarannya. Aku bersedia menjelaskan semuanya setelah kamu mendapat ingatanmu kembali sepenuhnya."

Sol y Luna [HaiKaveh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang