Senja.

744 61 10
                                    

"Ini sama sekali tidak masuk akal...Selamat Kaveh, kehamilanmu sudah memasuki trimester pertama."

6 minggu setelah pengangkatan Kaveh dan Alhaitham sebagai pahlawan Sumeru, Kaveh mulai merasakan gejala aneh yang menimpanya.

Mulai dari sering buang air kecil, Mood gampang berubah, Morning sickness alias mual-mual di pagi hari. Terkadang, ia mengidam sesuatu ditengah malam.

Saat awal-awal gejala itu, Alhaitham kewalahan memenuhi keinginan Kaveh di tengah malam. Hari demi hari, terasa bahwa cinta Alhaitham semakin lama semakin pudar. Itu lah yang Kaveh rasakan.

Memadu cinta dengan Alhaitham? Sudah tidak pernah lagi. Alhaitham sendiri bahkan sudah tidak mau tidur dengannya. Kian hari ia selalu sibuk dengan pekerjaan sebagai Grand Sage. Dia selalu pulang malam, terkadang tidak pulang ke rumah juga. Ya, mereka sekarang tinggal di rumah yang Akademiya telah berikan.

Walau Alhaitham tidak dapat meluangkan waktu untuknya, sebagai gantinya Alhaitham membeli alat bantu untuk Kaveh jika ia membutuhkannya.

Itu juga merupakan pertukaran hadiah antara Alhaitham dan Kaveh. Kaveh tahu bahwa pasangannya jago dalam ilmu pedang.

Dia menghadiahkan Alhaitham dengan pedang yang indah, "Light of Foliar Incision" nama dari pedang itu. Kaveh menghabiskan seluruh uang tabungannya hanya untuk pedang itu. Tak hanya kesan estetika nya yang kuat, pedang itu adalah pedang spesial.

Tak hanya pedang Alhaitham yang diberi nama, Kaveh juga memberikan nama "Mehrak" pada hadiah yang Alhaitham berikan padanya. Mehrak sejenis koper yang dimodifikasi menjadi canggih dan dapat melakukan setiap perintah yang Kaveh berikan.

Mehrak memiliki mata, ia dapat mengekspresikan perasaannya lewat layar itu, meski Mehrak tidak dapat berbicara. Mehrak dapat mengangkat benda-benda ringan dengan telekinesis.

"Kaveh? Ada apa?" Tighnari melambaikan tangannya di depan wajah orang yang melamun itu.

"Kenapa kau malah diam saja? Aku kira kau akan bereaksi terkejut atau apapun itu." Tighnari menambahkan.

Kaveh menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak, tidak ada apa-apa."

"Biar ku tebak, bertengkar lagi dengan Alhaitham? Ada apa? Kau bisa menceritakannya kepadaku." Tighnari mengetahui hubungan asli Alhaitham dengan Kaveh karena Tighnari adalah sahabat dekat miliknya.

Kaveh menghela napas,
"Sebenarnya tidak terjadi sesuatu pada kami, hanya saja...Aku merasa Alhaitham sudah tidak mencintaiku lagi." Kaveh tersenyum, namun Tighnari tau bahwa hatinya hancur berkeping-keping.

Tighnari meletakkan tangannya di bahu Kaveh, mencoba menenangkan sahabatnya.

"Shh...jangan berkata seperti itu. Alhaitham hanya sibuk dengan pekerjaannya."

"Justru itu, Tighnari!" Kaveh terisak, mengelap air matanya, "Kalau dia terlalu memfokuskan dirinya ke pekerjaan lantas bagaimana denganku? Dan anak kami ini? Padahal dia sudah berjanji..." Kaveh mengelus-elus perutnya.

"Huuft padahal kalian kan masih muda, yang aku heran kenapa pria sepertimu bisa hamil? Aku jadi curiga kalau kau itu sebenarnya transgender. Tampangmu cantik seperti ini."

"Ceritanya panjang. Intinya aku harus bagaimana? Aku masih menyayangi Alhaitham sepenuh jiwaku." Kaveh masih terisak.

Tighnari berpikir sejenak lalu memberi saran,
"Coba kau bicarakan soal ini dengan Alhaitham secara baik-baik. Jangan memendam perasaanmu seperti ini. Komunikasi itu sangat penting dalam hubungan." Tighnari mengelap air mata sahabatnya yang mengalir.

Sol y Luna [HaiKaveh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang