"Hei hei hentikan itu! lepaskan Tighnari, dasar orang gila!"
Kaveh berupaya melerai pertengkaran diantara mereka. Sekarang, bukanlah pertengkaran antara Kaveh dan Alhaitham. Melainkan, Tighnari dengan Alhaitham.
Alhaitham menarik kerah baju milik Tighnari dengan kasar.
"Kau! Kau racuni apa Kaveh dengan ramuan mu itu?!"
Alhaitham terlihat sangat murka tanpa alasan.
Seketika aura Alhaitham terasa dingin walau wajahnya semerah api yang membara.Benar-benar menyeramkan, membuat bulu kuduk berdiri bagi siapa saja yang melihat amarah Alhaitham.
Anehnya, Tighnari tidak terlihat ketakutan sama sekali. Dengan nada yang santai, ia justru mencoba menenangkan Alhaitham.
"Alhaitham, Acting Grand Sage dari Akademiya. Mohon tenangkan dirimu terlebih dahulu."
Alhaitham tidak peduli dengan perkataan Tighnari. Wajahnya masih merah seolah-olah dibakar oleh emosinya.
Ia mulai mengepalkan tangan kanannya, bersedia memukul wajah Tighnari. Sedangkan, tangan kirinya mencekik kerah baju Tighnari.
Sebelum tangan Alhaitham mendarat tepat di wajah Tighnari, Kaveh mendahului aksinya itu. Rahang Alhaitham dihantam oleh kepalan tangan Kaveh.
"Buk!" Suara pukulan dari Kaveh terdengar keras sekali. Karena hal itu, Alhaitham melepaskan cengkraman bajunya dari Tighnari. Dengan sekejap, Tighnari terhempas diatas lantai.
Kaveh segera berlari menghampiri Tighnari yang tersungkur di lantai.
"Ya Archon! Tighnari kau tidak apa-apa!?" Tanya Kaveh dengan panik. Kaveh langsung merangkul Tighnari dengan hati-hati. Ia membantu Tighnari berdiri dengan perlahan.
"Apa kau sudah hilang akal?! Aku sangat muak padamu, Alhaitham! Sejak dari Pelabuhan Ormos kau sangat-sangat menjengkelkan! Sekarang, kau malah membabi buta temanku yang tidak bersalah. Kesabaranku sudah hilang sepenuhnya karena ulah dirimu!" Kaveh memaki Alhaitham dengan nada yang tinggi.
Bukan hanya nada Kaveh yang tinggi, tekanan darah Kaveh juga ikut naik."Sudah sampai disini, aku tidak mau berurusan dengan orang sepertimu!" Dengan kesal, Kaveh meninggalkan Alhaitham sembari merangkul Tighnari.
Sebelum meninggalkan tempat kejadian, Tighnari berpesan kepada Alhaitham, "Temui aku di Sanctuary of Surasthana esok hari di jam 9 malam. ada hal yang harus aku diskusikan bersamamu disana."
Kaveh sepertinya tidak terlalu mendengar apa yang Tighnari katakan. Pikirannya penuh dengan penyesalan mengapa ia memukul Alhaitham. Bukan menyesal karena merasa bersalah, melainkan menyesal ia hanya memukul Alhaitham sekali.
Rasanya ia ingin memukulnya lebih dari sekali. Kaveh menarik kata-katanya tidak ingin bertemu dengan Alhaitham lagi.
Ia berharap Archon Kebijaksanaan memberikan dirinya kesempatan untuk bertemu dengan Alhaitham sekali lagi hanya untuk memukul wajah pria itu berulang kali.
Alhaitham hanya bisa meratapi mereka berdua yang pergi begitu saja meninggalkan ia seorang diri.
_______________________________________
Tighnari adalah seorang ahli botani dari Akademiya. Ya, dia adalah seorang mahasiswa dari Darshan Amurta di Akademiya sekaligus Dokter di Desa Gandharva. Amurta berfokus pada ilmu biologi, ekologi, dan obat-obatan. Ia jago meracik ramuan herbal untuk pasien nya. Tentu saja obat yang ia buat selalu manjur.
Sementara itu, Kaveh membawa Tighnari ke Desa Vimara untuk mengobati lukanya. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Pardis Dhyai, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai.
Kini sampailah mereka di Desa Vinara. Kaveh buru-buru mencari Puskesmas terdekat disana."Kaveh, aku bisa mengobati diriku sendiri, kau tidak perlu khawatir. Ini hanya sedikit goresan saja."
Tighnari mencoba menghentikan Kaveh yang sedang mengoleskan obat salep ke lukanya.Saat Tighnari didorong oleh Alhaitham, Tighnari membentur lantai dengan keras, membuat kulitnya tergores lantai yang kasar. Itu mengakibatkan dengkul dan lengannya terluka.
Kaveh hanya terdiam semenjak mereka sampai di Desa Vimara. Ia kemudian menanyakan suatu hal pada Tighnari.
"Tighnari, apakah kau mengenal Alhaitham? Ah tidak, maksudku bagaimana kau bisa mengenalnya?"Seketika ruangan menjadi sunyi. Telinga rubah milik Tighnari menjadi sedikit turun setelah mendengar pertanyaan yang Kaveh lontarkan.
"Ah...itu...ceritanya sangat rumit. Suatu hari nanti kau akan mengetahui kebenarannya, Kaveh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sol y Luna [HaiKaveh]
RomanceMenjadi terkenal adalah suatu dambaan bagi seluruh umat manusia. Meski terdengar menyenangkan, percayalah itu semua hanya omong kosong. Tidak peduli seberapa banyak orang yang mengenalmu, mengagumi mu, bahkan bisa saja menyembahmu belum tentu itu se...