Vision.

591 69 12
                                    

Setelah Kaveh perlahan-lahan mendapatkan kembali ingatannya, dia diliputi oleh berbagai emosi yang berbeda.

Dia kaget bukan kepalang, bingung, dan terluka oleh realisasi kebenaran.
Dunianya telah terbalik, dan dia berjuang untuk memahami semuanya.

Dibutuhkan banyak waktu dan upaya baginya untuk menerima kebenaran dan menerimanya, dan dia merasa kewalahan dengan perasaan yang bercampur aduk.

"Haitham...Haitham telah kembali."

Kaveh tidak tahu harus bertindak apa, tetapi hati nya diselimuti rasa rindu yang mendalam. Ia ingin segera kembali ke dunia realita dan memeluk bulan nya yang telah lama menghilang. Saat ini Kaveh dan Nahida masih berada di inti ingatan Irminsul, sedangkan Alhaitham masih menjaga kestablian energi Irminsul.

"Nahida, tolong perlihatkan aku alasan Alhaitham menghilang 11 tahun lalu."

Nahida mengangguk, ia mencoba mengakses kembali ingatan Irminsul, namun terjadi beberapa keanehan, mulai dari Nahida dapat merasakan energi Irminsul melemah, dan sinyal Irminsul melemah.

"Maaf Kaveh, nampaknya ada sedikit masalah. Biar aku ceritakan saja, jadi-" Energi Irminsul tiba-tiba menjadi tidak stabil, mereka langsung dikeluarkan dari inti ingatan Irminsul.

Saat mereka sudah kembali, mereka menepati Alhaitham yang sedang berjuang melindungi mereka dari ancaman para fungus ganas. Alhaitham menggunakan pedangnya untuk melawan fungus-fungus itu.

"Kaveh awas!!!"

Baru saja seekor fungus hendak melompat ke wajah Kaveh, Alhaitham menebasnya menjadi 2 bagian dengan satu kali sayatan.

"Fungus ini terlalu banyak untuk diatasi sendiri, kita akan kembali ke dunia nyata!" Nahida menarik tangan Kaveh dan Alhaitham, membaca mantra, dengan sekejap mereka kembali ke tubuh mereka masing-masing.

Saat mereka kembali ke tubuh mereka masing-masing, mereka disambut Cyno dan mahamatra Akademiya yang lain, mereka semua terlihat murung sekaligus terkejut. Mereka tidak percaya apa yang mereka lihat.

"Bukankah itu Alhaitham? Sang bulan dari Sumeru sudah kembali." Salah satu mahamatra berbisik ke teman yang berada di sampingnya.

"Dewi...Segel Dahrian Breach telah hancur. Salah satu mahamatra tewas saat berada di sana mengecek situasi, dia diterkam oleh serigala Rifthounds."

Nahida menjatuhkan rahangnya, terkejut. Dia tidak menyangka segel yang digunakan untuk mengunci lubang mistis itu telah sirna, kekuatannya dimakan oleh usia. Padahal Nahida telah mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menutup rapat-rapat lubang itu, hal itu membuat kondisi Nahida memburuk.

Alhaitham tidak hanya tinggal diam mendengar bencana mengerikan 13 tahun lalu itu kemungkinan besar akan terulang kembali.

"Tolong ucapkan bela sungkawa ku kepada keluarga yang ditinggalkan. Kalau begitu, aku, Cyno, dan Nahida akan atasi bencana ini secepatnya. Tutup seluruh akses menuju padang pasir, umumkan kepada rakyat Sumeru untuk bersembunyi dan mengunci rumah mereka."

Tatapan serius Alhaitham membuat kondisi di ruangan semakin suram.

"Aku ikut."

"Kaveh? Tidak. Ini tugas berbahaya, aku melarangmu. Aku dan Nahida saja yang pergi ke padang pasir, kau diam saja diru-"

"TUTUP MULUTMU!"

Bentakan Kaveh membuat seluruh orang yang berada di ruangan terkejut. Siapa sangka sang Matahari idola para rakyat Sumeru yang diken lemah lembut ini bisa bersikap seperti itu terutama kepada orang seperjuangannya dulu.

Alhaitham membeku terdiam, ia merasa sakit hati dibentak oleh Kaveh, selaku kekasihnya. Tetapi, Alhaitham tidak bisa menyalahkan Kaveh, dia tahu perasaan kekasihnya setelah mengetahui kenyataannya. Kaveh berhak marah pada dirinya, ia pantas mendapatkannya.

Sol y Luna [HaiKaveh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang