9. It is true

2.1K 254 25
                                    

"Aku harap kau mau menerimanya?" Jaemin menaruh satu bingkisan berisi menu makan siang untuk Renjun yang baru saja mendongak menatapnya.

"Kenapa tau aku disini?" Tanya Renjun yang sejak tadi serius menatap buku di hadapannya.

Jaemin duduk di samping Renjun. "Aku mencarimu di kantin, tapi tak ada. Haechan bilang kau di perpusatakaan untuk mengerjakan tugas."

Renjun mengintip apa yang Jaemin bawakan untuknya, dan ia langsung tersenyum begitu membuka bingkisan yang dibawa Jaemin itu. Lalu menatap Jaemin dengan senyum lebar sebagai tanda terimakasih.

"Kemarin kau mengatakan menyukainya, jadi aku belikan itu untuk makan siangmu." Selain itu, Jaemin juga ingin agar Renjun tak menolak pemberiannya itu.

"Kenapa Haechan tidak mengerjakan tugas juga?" Tanya Jaemin setelah memastikan Renjun benar-benar memakan pemberiannya.

"Haechan masih memiliki waktu nanti pulang sekolah." Jawab Renjun di tengah kunyahannya.

Jaemin menaikan halisnya. "Dan kau tidak ada?"

"Tidak. Aku sudah mendapat jadwal kursus dari kakak sepupumu itu." Beberapa hari yang lalu Renjun memang sudah bertemu dengan salah satu saudara Jaemin itu, dan wanita itu mengatakan akan menghubungi Renjun mengenai jadwal yang bisa Renjun sesuaikan dengan diri Renjun sendiri.

Dan setelah berdiskusi juga dengan orangtuanya, Renjun memutuskan mengambil jadwal yang dimulai hari ini. "Itu dimulai hari ini, jadi aku tak ada waktu mengerjakan tugas nanti." Lanjut Renjun.

"Aku antar lagi mau?" Jaemin menawarkan diri.

"Tidak usah, ayah bilang ia akan mengantarku."

Jaemin nyaris menampilkan senyum miris di hadapan Renjun, anak itu selalu memiliki alasan untuk menolaknya.

Tak ada lagi percakapan antara keduanya setelah itu, Jaemin hanya duduk diam memperhatikan Renjun yang kembali menyalin tulisan.

"Kau pasti bosan, kenapa tidak meninggalkanku saja?" Tanya Renjun tanpa menatap Jaemin, ia masih mengerjakan tugasnya.

"Tidak mau." Jawab Jaemin.

"Kenapa?" Renjun tetap dengan tugasnya walau satu tanya kembali ia lontarkan untuk Jaemin.

Jaemin menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi. "Ada yang harus aku berikan lagi padamu, tapi kau masih harus menulis. Jadi lanjutkan saja, aku menunggumu selesai."

Renjun sempat mengerutkan dahinya sambil menatap Jaemin, dan Jaemin hanya mengangguk meyakinkan Renjun kalau ia benar-benar akan menunggunya.

"Sebentar lagi aku selesai." Ujar Renjun.

"Okay."

Tak lama kemudian, Jaemin melihat Renjun sudah menutup buku-buku yang ada di hadapannya.

Lalu Renjun melihat Jaemin yang tiba-tiba memasangkan sebuah gelang pada pergelangan tangannya yang masih ada di atas meja.

"Ini untukmu, kau bilang suka memakai gelang kan?"

Renjun menatap bentuk gelang yang menyerupai tangga nada kini tengah melingkari lengannya. "Kenapa memberikannya padaku?" Renjun penasaran akan hal ini.

Jaemin menatap Renjun, tersenyum. "Aku ingin memberi hadiah untukmu."

Keduanya saling menyelami mata satu sama lain, Renjun dengan banyaknya pertanyaan atas perasaan yang melingkupi hatinya saat ini. Juga Jaemin dengan senyum senangnya begitu mendengar Renjun mengatakan menyukai gelang pemberiannya.

The Blue Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang