Lamanya aku.....maaf ya?
"Dimana?" Jaemin bertanya pada Renjun yang memintanya menjemputnya. Ini memang jadwal Renjun ke tempat kursus, tapi tadi Jaemin juga sempat mendengar Renjun yang mengatakan mesti ke teater juga. Jadi ia bingung sekarang harus menjemput kekasihnya kemana.
Dan ternyata Renjun di tempatnya mengajar biola.
"Aku kesana sekarang." Jaemin pun bergegas untuk menemui kekasihnya.
Mengenai hubungannya dengan Renjun, ini benar-benar hubungan yang baik dan Jaemin inginkan sedari dulu. Ia tak pernah mau menginginkan anatara ia dan Renjun terjadi pertengkaran lagi seperti yang lalu-lalu.
"Apa yang kau bawa?" Begitu sampai di tempat tujuan, Jaemin melihat Renjun memasuki mobil sambil membawa sebuah paper bag.
"Hari ini hari terakhir mereka ikut kelas biola, karena sudah masuk liburan musim panas. Beberapa dari mereka memberiku hadiah sebelum pulang, karena tak akan bertemu denganku dalam beberapa minggu." Jawab Renjun.
Jaemin menyalakan mobilnya. "Berarti jadwalmu kosong saat musim panas?"
"Ya." Renjun mengangguk, kemudian ia menatap Jaemin antusias. "Jaemin, kita pergi makan ice cream dulu ya? Berbicara musim panas, aku jadi ingin makan ice cream."
"Tentu." Jaemin melajukan mobilnya menuju sebuah cafe untuk mencari menu yang Renjun inginkan.
Lalu begitu mereka menemukan sebuah cafe, Renjun turun dari mobil dengan tak sabaran. "Aku pesankan untukmu ya?" Teriak Renjun sambil memasuki cafe, padahal Jaemin belum mengatakan ingin memesan apa tapi Renjun sudah mengatakan hal itu.
Jaemin terkekeh melihat Renjun yang benar terlihat antusias saat menginginkan ice cream. Setelah memarkirkan mobilnya, Jaemin turun dan menyusul Renjun.
"Jeno, kau dengan siapa?" Jaemin justru menemukan kawannya yang sedang menunggu pesanan.
Yang ditanya, menoleh. "Sendirian, aku mendapat permintaan dari keponakanku untuk membawa ice cream sebelum menemuinya." Wajah Jeno menampilkan raut tak habis pikir akan permintaan keponakannya.
Setelah itu keduanya terlibat perbincangan ringan sampai pesanan Jeno selesai dan ia pun berpamitan pergi lebih dulu, meninggalkan Jaemin yang kini celingukan mencari keberadaan Renjun. Ia pun menemukan submisif itu di pojok cafe.
"Temanmu?" Tanya Renjun begitu Jaemin duduk di sampingnya, Jaemin sempat mengerutkan dahinya tapi kemudian teringat Jeno yang ia temui barusan.
Jaemin pun mengangguk membenarkan. "Ya, itu Jeno."
"Aku tak pernah melihatnya dulu." Kata Renjun sambil menatap Jaemin, matanya menerawang mencoba mengingat wajah-wajah teman Jaemin yang ia ketahui.
"Aku dan Jeno baru kenal dua tahun belakangan." Jaemin memberitau Renjun kalau memang Jeno bukan teman di masa sekolahnya dulu.