Anatari tidak memiliki pilihan selain berbagi tempat tidur dengan pria yang kini menjadi suaminya. Dia menarik rapat kain katun panjang berwarna taupe, menutup tubuh bagian atas. Kedua matanya telah terpejam cukup lama, tetapi kantuk masih belum menghampiri. Tangan kiri yang terhimpit tubuhnya sendiri mulai kebas. Namun, enggan mengubah posisi.
Perasaan Anatari tercampur aduk berbagai elemen yang menghasilkan sebuah perasaan aneh yang tidak dia mengerti. Jatuh dari atap gedung. Masuk ke dunia yang teramat asing. Bertemu kerabat yang sudah meninggal. Mengarungi perjalanan pelik bersama pujaan hati yang berasal dari kehidupan lain. Sekonyong-konyong menikah. Tanpa diduga mengemban banyak misi. Harus berurusan dengan orang-orang jahat, iblis, dan diri sendiri. Peristiwa yang Anatari jalani ibarat mimpi buruk irasional.
Anatari menatapi jemari tangannya dengan konsentrasi yang terpusat, ujung-ujung jemarinya berubah merah menyala. Anatari melemahkan fokusnya, jemarinya yang tadi membara kini meredup.
Tidak masuk akal. Apa lagi yang akan terjadi? Akankah aku bisa terbang? Melompat dari ketinggian tanpa dihantui kematian? Menghilang di satu tempat dan muncul di tempat lain? Mungkinkah aku kebal melawan senjata tajam? Ilmu kanuragan apa yang tubuh ini miliki? Anatari teringat perkataan Falguni yang mengungkapkan di dalam tubuhnya saat ini terjadi pertentangan.
Dia mengingat kembali potongan adegan di dalam film drama kolosal saat protagonis mendapat bantuan aliran tenaga dalam dari sang penolong. Abinawa dan Falguni pernah melakukan hal yang sama padaku.
Juga upaya yang protagonis lakukan kala menderita luka dalam, mereka biasanya melakukan semedi di sebuah tempat terpencil untuk mengembalikan keseimbangan cakra. Apa aku perlu melakukannya? Tsk. Sebenarnya bagaimana cara mereka melakukannya? Anatari Lingga, bisakah ingatanmu pulih segera. Aku tidak mengerti apapun tentang ini dan itu.
Aku tidak tahan lagi! Anatari membalikkan tubuhnya, miring ke sisi kanan. Udara dingin sontak mengembus wajahnya. Aneh, udara seharusnya tidak langsung menerpa wajahnya karena terhalang tubuh Abinawa. Dia membuka mata. Ke mana perginya?
Dia duduk di atas babragan, menelisik seisi ruangan yang dibiarkan dalam keadaan gelap. Keberadaan Abinawa tidak terdeteksi jangkauan radar penglihatannya. "Abinawa." Anatari memanggil pelan.
Kedua kakinya diturunkan dari atas babragan. Dia memusatkan energi di ujung jemarinya--kukunya menyala kemerahan--memutar pergelangan tangannya di atas sebuah celupak yang berada di atas meja yang dilaluinya kala melangkah mendekati pintu kamar. Api muncul seketika, bagai keajaiban yang tidak dapat diuraikan kata-kata.
Pintu kamar terbuka tanpa menimbulkan derit yang berarti. Suasana di dalam bangunan penginapan lumayan gelap, sebab celupak yang dinyalakan tidak sampai memenuhi hitungan jari. Anatari memeriksa kamar tidur yang ditempati keempat pengawal Abinawa. Kosong. Mereka semua telah pergi tanpa memberitahu atau bahkan mengajaknya.
Anatari mengangkat telapak tangan kirinya, menggumamkan sesuatu. Seberkas sinar kuning ambar memancar di atas telapak tangan, satu per satu hewan kecil serupa kumbang terbang bermunculan, terbang tidak jauh di depannya. Memberikan pencahayaan di dekat kaki Anatari. Dia melangkah hati-hati menuruni tangga. Kepalanya berputar lambat mengamati sekelilingnya. Tidak terdeteksi keberadaan orang lain di sana. Bahkan, getaran napas para penghuni penginapan pun tidak terdengar sama sekali.
Di tengah lobi penginapan yang kosong dan suram, sesosok entitas merah nan tinggi, berdiri menatap Anatari di bawah bayangan salah satu pilar penopang bangunan. Tubuhnya terdiri dari jalinan otot tak terbungkus kulit. Kemunculannya yang tak terdeteksi tak lantas membuat Anatari gentar.
"Aku mencari Yuwaraja Javacekwara. Kau melihatnya?" Suara Anatari terdengar tegas dan tak ingin berkompromi.
Entitas itu menunjuk pintu keluar. Tangannya panjang sampai ke lututnya, berkuku merah dengan bagian ujung menghitam. Anatari tak ingin berlama-lama di dekat entitas yang ....
![](https://img.wattpad.com/cover/333327648-288-k491269.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Book 1) Gadis Yang Terlempar Ke Bhumi Javacekwara (END)
Fantasy"Apakah kesialanku di kehidupan ini ditentukan amal masa lalu?" 🍃🍃🍃 Anatari Kemala yang hidupnya penuh kesialan, berniat bunuh diri. Akan tetapi seorang pria renta mengirimnya ke Bhumi Javacekwara. Sebuah tempat di Tanah Jawi yang tidak termuat d...