Menjadi seorang superstar dan memiliki banyak penggemar adalah fase yang melelahkan bagi Davanka Yasa Ananta. Jadwal padat serta tekanan dan tuntutan dari agensi cukup membuatnya gerah.
Hampir lima tahun merintis karier hingga ia berada di titik ini, menjadi seorang Disc Jockey yang namanya sudah terkenal di mana-mana. Akan tetapi, Ananta tidak lagi mendapatkan kesenangan dalam hobby-nya. Dia ingin berhenti, tapi ada banyak orang yang bergantung hidup padanya. Dan lagi, bukan hal yang mudah untuk melepas begitu saja apa yang sudah dibangunnya susah payah. Memiliki karier cemerlang seperti sekarang adalah impiannya sejak dulu. Tidak waras kalau ia melepaskan karena alasan bosan yang sifatnya hanya sementara.
Suara dentuman musik berbaur dengan seruan-seruan melengking dari orang-orang di bawah panggung sana. Dibandingkan menikmati musik yang Ananta mainkan, para penonton yang didominan oleh kaum perempuan itu justru lebih menikmati si pemain musik yang pesonanya bukan main.
Ananta bukanlah sekadar DJ yang bekerja di club malam atau semacamnya, laki-laki berusia dua puluh sembilan tahun itu justru sering menggelar konser sendiri atau mengisi party-nya orang-orang kalangan atas. Maklum, bayaran Ananta sangat tidak bisa disepelekan. Jadi, hanya orang-orang tertentu yang bisa mengundangnya. Konser antar kotanya pun memiliki harga tiket yang lumayan mahal.
Meskipun, tubuhnya lelah bukan main, Ananta selalu berusaha menikmati pekerjaannya. Seperti malam ini, laki-laki yang tampak keren dengan balutan jeans hitam dan kaos oblong berwarna senada itu dengan lincah menguasai panggung. Keringat bercucuran membasahi seluruh tubuhnya menjadi santapan mata para perempuan yang sejak tadi menjerit-jerit karena tidak tahan akan pesonanya.
Seperti biasa, demi menyapa para penonton, Ananta mengecilkan musiknya sejenak dan jongkok di pinggiran panggung, memindai para penggemarnya walau tidak semua.
"Is there anyone who wants to accompany me here?" tanya Ananta dengan deep voice-nya yang makin membuat para cewek-cewek belingsatan. Arjuna Aishwarya yang menjadi partner manggungnya pun dibuat terkekeh. Pemandangan yang terlalu biasa untuk ia dapati.
"I need two partners, I'm bored with Arjuna," canda Ananta dengan kerlingan jahilnya.
Mendengar namanya disebut-sebut, Arjuna langsung ikut maju dengan membawa serta mic miliknya. "Pardon?"
Makin-makinlah jerita cewek-cewek melihat Ananta dan Arjuna yang ketika disatukan, benar-benar menjadi paket yang sempurna. Kalau kata mereka, milih sambil merem juga gak bakal nyesel.
Ananta terkekeh seraya menghindar saat Arjuna hendak meninju lengannya. "Sans bro!"
"Okay, gue bakal pilih random buat nemenin gue sama Arjuna di atas sini. Are you ready?"
"READY!!"
Ananta memulai aksinya. Dia kembali memindai para penontonnya, khususnya di barisan VIP yang sudah membayar mahal untuk menonton konser malam ini.
Saat hendak menunjuk salah satu dari mereka, Ananta justru dibuat tidak fokus oleh seorang perempuan yang tampak lebih mencolok dari yang lain. Lebih tepatnya, penampilan perempuan itu yang membuat Ananta agak kaget. Ditambah reaksi risih yang terlihat dari gestur tubuhnya, menandakan bahwa dia tidak menikmati keberadaannya di sini.
"Siapa orang gila yang nyeret cewek kayak dia ke sini?" celetukan Arjuna membuat Ananta memalingkan wajahnya. Rupanya partner-nya tersebut melihat perempuan itu juga. Bagaimana tidak, dia benar-benar berada di barisan paling depan.
"Fokus! Fokus!" Arjuna mengguncang tubuh Ananta, kemudian keduanya mulai memilih dua cewek secara acak untuk menemani di atas panggung.
"Anantaaa, lo ganteng banget, sihh!"
Ananta hanya bisa memejamkan matanya jengah tat kala cewek yang ia pilih langsung nyosor mencium pipinya seenak jidat. Ini bukan pertama kalinya, sudah sering Ananta mendapat pelecehan semacam ini. Jujur, ia risi, tapi mau bagaimana lagi, tuntutan pekerjaannya membuat ia harus bertindak profesional.
Saat membuka matanya kembali, kepala Ananta bergerak dengan sendirinya untuk menoleh ke arah perempuan bercadar yang sempat ia dan Arjuna lihat tadi. Walaupun, remang-remang, Ananta tetap bisa menyadari tatapan tajam perempuan itu.
"Ladies and gantleman, are you ready?!"
"READY!!!"
Terakhir, sebelum Ananta berjalan menuju peralatan DJ-nya, dia melihat perempuan itu menarik orang lain di sampingnya kemudian menerobos area pembatas. Anehnya, bukannya dicegah oleh para petugas keamanan, dua perempuan itu justru langsung dikawal menuju---entah kemana.
Assalamualaikum, teman-temann!Si gak sabaran aku akhirnya memutuskan untuk up cerita ini hari ini juga hehe...
Buat yang masih bingung, jadi ini sequel AYS ya temen-temenn. Cerita tentang salah satu anaknya Ethan sama Eliza.
Btw, untuk yang mau baca versi ala-ala au gitu, kalian bisa kunjungi instagram aku yaa. Aku post-nya di sana, ga main twitter soalnya. Hehe...
Ig: @lianastories_05
Jangan lupa buat suport aku dengan cara vote dan komen sebanyak-banyaknya yaaa. Makasih🖤🦋
Salam sayang,
Liana
09-04-23
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTAZALEA
SpiritualDavanka Yasa Ananta adalah seorang Disk Jockey yang namanya sedang melambung di ambang kesuksesan. Akan tetapi, kira-kira bagaimana jadinya kalau laki-laki yang digilai banyak perempuan ini mendadak harus merelakan karier dan dunianya karena pernika...