Davanka Yasa Ananta adalah seorang Disk Jockey yang namanya sedang melambung di ambang kesuksesan.
Akan tetapi, kira-kira bagaimana jadinya kalau laki-laki yang digilai banyak perempuan ini mendadak harus merelakan karier dan dunianya karena pernika...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesuai permintaan Ananta malam tadi, hari ini Azalea menemani suaminya tersebut untuk mengisi konser di daerah Jakarta Selatan. Ia benar-benar mendampingi Ananta selalu dengan penjagaan dua bodyguard utusan kakeknya. Seperti yang pernah terjadi saat menemani Dianne menonton konser, orangtua dari Ethaniel tersebut langsung memerintahkan dua orang pengawalnya untuk mengawasi sang cucu kesayangan. Ananta sempat protes karena merasa tidak dipercaya untuk menjaga istrinya sendiri, akan tetapi aura intimidasi laki-laki berusia lebih dari tujuh puluh tahun itu berhasil membuatnya tak berkutik. Ananta sampai heran kenapa kakek-kakek bernama Eza Evander Wiraguna itu masih penuh wibawa di usianya yang sudah bau tanah.
Ananta berdecak kecil. Ia melompat dari atas panggung dan menghampiri perempuan cantik yang seluruh tubuhnya benar-benar nyaris tertutup ditambah kacamata hitam yang ia kenakan.
Azalea menyodorkan sebotol air mineral yang sejak tadi ia genggam, kemudian mengusap peluh yang memenuhi wajah suaminya.
"Udah GR-nya?"
Mengangguk kecil, Ananta kemudian menarik lembut tangan Azalea menuju tenda-tenda putih menjulang di belakang panggung yang dijadikan tempat istirahat para crew.
"Ta, waktunya udah mepet, kayaknya kita gak sempet kalau harus balik ke hotel dulu." Hema datang menghampiri keduanya untuk memberikan informasi. "Lo sama Juna siap-siap di sini aja, gue udah suruh kru yang lain buat atur semuanya."
Ananta hanya mengangguk saja, kemudian melanjutkan langkah membawa Azalea memasuki ruang tenda khusus miliknya. Di dalam rupanya sudah ada asisten pribadinya yang tengah mempersiapkan segala keperluan manggung Ananta.
"Perlu mandi lagi, Ta?" tanya gadis bercepol asal dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.
"Ada kamar mandinya emang?"
"Ada. Kamar mandi khusus buat lo sama Kajuna udah disiapin crew."
Ananta mengangguk saja, kemudian tatapannya beralih pada Azalea yang hanya diam sejak tadi. "Ditinggal dulu gapapa 'kan?"
Azalea mengangguk pelan. Ia mendapat usapan kecil di kepalanya sebelum Ananta pergi meninggalkannya berdua saja dengan asisten pribadi laki-laki itu. Kalau tidak salah, namanya Kinan. Mereka sempat berkenalan di kantor SMOTH pagi tadi.
Ah, berbicara tentang kantor SMOTH, Azalea jadi mengingat kejadian tak mengenakan di gedung salah satu agensi terbesar di Indonesia tersebut. Perdebatan antara Ananta dan manajer-nya pagi tadi benar-benar membuat Azalea kembali dirundung rasa bersalah. Bisa ia ingat dengan jelas bagaimana tatapan marah Hema kala itu.
"Gue gak suka sama gaya bercanda lo, Ta!" seru Hema tepat setelah Ananta memperkenalkan Azalea sebagai istrinya.
"Gue gak punya mood buat bercanda sama lo."
"Ini pasti ulah nyokap lo 'kan? Pasti nyokap lo yang atur semuanya supaya lo berhenti jadi Disc Jockey. Nyokap lo itu emang---"
"DIAM, HEMAARIOS!" sentak Ananta tak suka. Sejak dulu, Hema memang tak menyukai Haiya sebab ibunya tersebut seolah menghambat karier-nya. Memang, Haiya pernah dengan gamblang mengatakan pada manajer-nya Ananta tersebut bahwa ia tak suka putranya berkecimpung di dunia hiburan seperti yang sedang ia jalani. Azalea tahu sebab suaminya tersebut sempat menceritakannya selama mereka di perjalanan.