🦋ANANTAZALEA🦋
Anin:
Gue udah di kantinSetelah membaca pesan tersebut, Azalea langsung beranjak dari ruang kerjanya menunju kantin rumah sakit.
Mengedarkan pandangan mencari orang yang hendak ia temui, lambaian tangan Anin membuatnya segera menghampiri keberadaan gadis itu.
"Long time no see. Apa kabar, Bu Dokter?" tanya Anin setelah Azalea duduk di kursi sebrangnya.
"Kabar baik. Kamu sendiri, gimana? Sukses acaranya?" Azalea balik bertanya. Acara yang dirinya maksud adalah pemilihan Putri Solo tahun ini. Sebulan terakhir, Anin disibukan akan hal itu sehingga mereka nyaris tak pernah bertemu.
"Sukses alhamdulillah," balas Anin dengan senyuman lebar. "Btw, kamu sama Anne, gimana? Masih belum baikan juga?"
Azalea menggeleng lesu. Hubungannya dan juga Dianne memang belum kunjung membaik. Dia sempat beberapa kali menghubungi gadis itu, berusaha mengajaknya bertemu dan kembali meluruskan kesalahfahaman yang terjadi. Sayangnya, sampai sekarang Azalea masih belum mendapatkan respon yang baik dari sahabatnya tersebut.
"Aku udah coba ajak dia ketemu, sih. Tapi, anaknya lagi sibuk ngerjain tesis. Papa-nya pengen kuliah magister-nya selesai tahun ini juga," beritahu Anin.
"Dia masih sering ngeluh-ngeluh ke kamu 'kan, tapi?" Dianne itu gampang setres. Azalea tahu persis bagaimana gadis itu paling tidak bisa jika tidak mengungkapkan segala keluh kesah yang menumpuk di hati dan pikirannya. Dan sejauh ini, bahkan di dalam perjuangannya mengerjakan skripsi dulu, Azalea adalah tempat gadis itu menumpahkan segalanya. Azalea ingat betul dia pernah semalaman suntuk tidak tidur hanya untuk menemani Dianne menangis sebab judul skripsi-nya tidak juga di acc. Jadi, saat sekarang hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja, Azalea hanya memikirkan nasib gadis itu, siapa sekiranya sekarang yang menjadi tempatnya mengadu?
"Dia sempet curhat-curhat gitu, sih. Aku juga pengennya bisa nanggepin terus, Er. Tapi, tau sendiri 'kan, kesibukan aku kayak gimana?" ungkap Anin penuh penyesalan. Dia juga inginnya bisa menjadi tempat berbagi segalanya untuk Dianne dan Azalea. Sayangnya, ia super sibuk. Belum lagi sekarang dirinya sudah mulai masuk kuliah lagi setelah cuty lama sekali sebab lebih mengutamakan tanggungjawab dan karier-nya dulu.
"Tapi, nanti aku bakal coba ajak dia ketemu lagi deh. Kamu tenang aja, Er. Aku pasti bantu. Aku juga gak mau kalau persahabatan kita malah makin berantakan, apalagi kalau sampe jadi asing. Duh, aku gak bisa ngebayangin. Sahabat aku cuma kalian berdua soalnya." Anin menggeleng tidak mau membayangkan. Mereka sudah lama bersama, dan sejauh ini mungkin ini adalah konflik terbesar di hubungan pertemanan mereka.
"Oh iya, suami kamu gimana, Er?" Anin mengalihkan topik dalam sekejap. "Sumpah ya, aku kaget banget waktu Anne bilang kamu nikah sama Ananta. Kek yang bener-bener di luar nalar gitu tau gak, sih?" lanjutnya dramatis.
Azalea terkekeh. Dia masih ingat bagaimana Anin menerornya setelah mengetahui status barunya saat ini.
"Kok bisa sih, kamu jadi tiba-tiba nikah sama Ananta? Aku gak heran kalau misalnya kamu tiba-tiba nikah, karena aku yakin orang kayak kamu gini pasti lebih milih jalur ta'aruf. Tapi, ini masalahnya suami kamu ...." Anin menggeleng dramatis, tak sanggup berkata-kata lagi.
"Aku juga kaget, Nin, kalau boleh jujur. Tapi, ya mungkin udah jodohnya sama Ananta, mau gimana lagi?" balasan Azalea sama sekali tidak membuat Anin puas.
"Kamu gak mau cerita kronologinya gimana sampe bisa tiba-tiba dinikahin sama Ananta?"
Azalea tertawa pelan. "Bisa dibilang diijodohin, sih. Permintaan almarhumah ibunya Ananta."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTAZALEA
SpiritualDavanka Yasa Ananta adalah seorang Disk Jockey yang namanya sedang melambung di ambang kesuksesan. Akan tetapi, kira-kira bagaimana jadinya kalau laki-laki yang digilai banyak perempuan ini mendadak harus merelakan karier dan dunianya karena pernika...